Siluet tubuh itu..Bulan merasa pernah melihatnya di suatu tempat. Perasaan hangat sekaligus mencengkeram detak jantungnya membuat nya tidak mampu berkata apapun. Pria itu..beberapa kali hadir di mimpinya..memasuki pintu rumahnya. Dan melepas topi seragamnya..kemudian berdiri di depannya.. "Siluet tubuh itu..aq ingat"
Leo memanggil namanya berkali-kali dengan panik, " Bulan...Sayaang, apa kau baik-baik saja??"
Bulan tiba-tiba tersadar,"ii..iya..aq gk papa.." Tapi tubuhnya masih lemas..Petugas polantas itu menyarankan Leo untuk segera ke rumah sakit kota untuk mengecek kondisi Bulan. Pembicaraan penyelesaian akibat dari kecelakaan akan dilakukan setelahnya. Pengemudi Harley pun bersedia. Setelah mengucapkan terimakasih, Leo segera membawa Bulan ke rumah sakit kota saat itu juga.
Di IGD RS. Perawat jaga dengan sigap menangani Bulan. Seragkaian pemeriksaan dilalui Bulan. Hasilnya adalah Bulan mengalami beberapa luka di bagian kaki dan tangannya, dan gegar otak ringan. Dokter jaga hanya meresepkan beberapa pil&salep untuk lukanya dan menyarankan untuk istirahat dulu selama beberapa hari ke depan. "Ya Tuhan..bagaimana dengan ujian skripsi ku?" Bulan bergumam..
Segera setelahnya, Sonya, teman dekat Bulan menjemputnya di IGD." Bulaannn..apa yang terjadi? Sudah q bilang, jangan berhubungan lagi dengan si brengsek itu! Dia cuma bikin kamu susah. Lihat sekarang..lihat..kenapa kamu tidak mau dengar kata-kata kuuuuu?..Mana yang sakit? Dokter bilang apa? Apa ada tulangmu yang patah??" Sonya memborbardir nya dengan berbagai protes dan pertanyaan.."Aq gk papa..cuma lecet-lecet yang berdarah sedikit..dan dokter bilang gegar otak sedikit. Selebihnya cuma shock". Bulan berusaha menjelaskan bahwa shock nya kali ini lebih ringan dari pada shock nya 2 minggu yang lalu saat dia mendapat sms dari nomor tak dikenal yang memintanya untuk tidak mendekati Leo lagi karena dia tidak ingin kekasihnya masih berhubungan dengan mantan pacar. Dan setelah itu saat meminta penjelasan ke rumah Leo, shock berikutnya menghantam Bulan. Dia melihat Leo bersama wanita itu.. Dan wanita itu mengenakan kemeja dan celana pendek Leo. Keluar dari kamar utama. Untung saja Bulan tidak sendiri menghadapi adegan penuh drama itu. Ditemani sahabat Leo, Soul, yang sudah mengira ini akan terjadi, cepat atau lambat. Dan tidak tega atas penghianatan sahabatnya sendiri terhadap Bulan..akhirnya bersikeras untuk mendampingi Bulan hari itu.
"Leoo..dia siapa? Sejak kapan kalian..?" dan bahkan Bulan tidak merasa butuh jawaban lagi. Bodoh nya dia bertahan, walau sudah seringkali firasat itu datang memperingati.
"Dia Julia..dia.." Leo tidak meneruskan kata-katanya lagi..tetapi matanya..sungguh Bulan merasa jijik seketika dengan tatapan itu. Tatapan bersalah dan kebingungan, tapi tidak mau disalahkan, merasa yang paling menderita akibat ulahnya sendiri.
"Saya Julia, kekasih Leo..sudah 1 bulan kami berhubungan. Jadi jangan ganggu kami. Tolong pergi saja. Pintunya di sana". Wanita itu, oohhh..Bulan sudah hampir menarik rambut sebahu si jalang itu. Siapa yang mengajaknya bicara?
"Kapan kita putus,Leo? Bukankah kemarin kita pun masih baik-baik saja? Perempuan ini yang sering menelepon mu selama ini?" Bulan berusaha menekan emosianya sekuat tenaga, walau dia merasa jarinya dingin dan bergetar. "Jadi kamu bermain di belakang ku??" Suaranya bergetar di kerongkongan..mulutnya kering. Tetapi..airmatanya tidak keluar sama sekali. "Kuatlahh...kuatlaah!" Bulan berteriak dalam hati.
Tiba-tiba dia merasakan tangannya ditarik pelan oleh Soul..menyadarkannya sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Keluar dari rumah ini, segera.
Sebelum Bulan melangkah keluar, dia sempat akan bicara lagi, tapi bahkan dia seperti kehabisan nafas di situ. Hanya pening dan sesak yang dia rasakan. Segera masuk ke mobil SUV hitam milik Soul, yang segera melaju menjauhi rumah Leo.
Bahkan Soul tidak berani menyalakan musiknya. Hening..pening, sesak, dingin, kacau sekali..