Kinan hanya tertunduk menatap buku menu toko kue ibunya yang tergeletak di meja itu, sesekali ia mengangkat kepalanya seperti akan bicara, tapi kemudian mengurungkan niatnya kembali, dan begitu seterusnya kurang lebih 3 menit. "baiklah, kalau kinan tidak merasa bahwa ibu pantas mendengarnya, ibu tidak akan memaksa kinan untuk bercerita, tapi ibu minta..." belum selesai ibu berbicara kinan menyela, "ibu ingat lelaki yang berteriak dan melakukan hal konyol di acara wisudaku kemarin? dia sedang menungguku sekarang di taman kampus, dan aku memutuskan untuk tidak menemuinya, dan memilih menghabiskan waktuku disini", Ibu sempat terdiam karena kaget akhirnya putrinya mau bercerita padanya dan juga ternyata ini masalah lelaki, ini hal yang tidak pernah menjadi topik pembicaraan mereka selama kinan tumbuh 18tahun ini. pembicaraan antara kinan dan ibu hanya sebatas urusan rumah, dan kakak-kakaknya saja, bahkan kinan tidak pernah bercerita soal teman-teman sekolahnya kepada ibu, soal teman-teman yang sering membully dan mengganggu kinan di sekolah. "Sayang, apa alasan kamu tidak menemuinya? kamu pasti punya alasan untuk itu bukan?, karena bagaimanapun dia mengajakmu bertemu disana berarti akan ada yang dia sampaikan padamu, bukan semata-mata hanya ingin bertemu saja, apa kamu sudah memikirkan itu sebelum mengambil keputusan untuk tidak menemuinya?" kinan langsung mengangkat kepalanya "aku hanya tidak ingin menemuinya, aku yakin dia hanya bermain-main dengan kata-katanya padaku, dan soal janji bertemu pagi ini, aku yakin dia juga hanya ingin mengerjaiku, dia juga tidak akan ada disana bu, dia pasti hanya bermain-main denganku, aku mungkin terlihat mudah baginya sehingga dia melakukan itu padaku" kinan mengatakan apa yang dia pikirkan, "apa ibu boleh bilang bahwa itu hanya ada dalam pikiran kamu saja? soal dia bermain-main, mengerjaimu dengan sangat konyol di acara wisuda dengan juga mempermalukan dirinya di depan orang banyak, guru dan teman-temannya, dan jangan lupa bahwa disana kemarin pasti ada orang tuanya juga seperti kamu yang wisuda di hadiri oleh orang tua, apa itu bisa dibilang main-main? jika kinan bertanya pada ibu, maka jawaban ibu dia lelaki yang bertekad kuat, lelaki yang tahu apa yang dia inginkan, dan tidak bermain-main, dia siap menanggung resiko jika akhirnya seperti kemarin sekalipun, kamu meninggalkan dia di depan orang banyak dengan berkata bahwa kamu tidak mengenalnya sama sekali, ibu pikir itu sangat menyakitkan baginya, tidak mungkin dia mengambil langkah seperti itu dengan resiko seperti itu hanya untuk bermain-main", ibu berusaha memberikan penerangan pada kinan atas kebingungannya, ibu tahu kinan ragu terhadap lelaki itu. "itu bukan berani tapi konyol bu, aku memang tidak mengenal dia, dia hanya suka mengikutiku selama ini di bis, kita bahkan tidak pernah saling menyapa bahkan bertatap matapun tidak pernah, bagaimana dia bisa bilang perasaan dia itu dengan cinta" kinan kembali membantah ibu , nak, apa kau tahu? cinta yang tanpa alasan seperti itu adalah cinta yang suci, dia hanya butuh kamu untuk merasakan jatuh cinta, tidak perlu alasan lain, atau embel-embel lain, dan yang dia lakukan di wisuda kemarin memang konyol dan beresiko, orang tuanya bisa saja sekarang sangat marah pada lelaki itu, dia sedang menanggung resiko itu sekarang, itu padti karena mungkin orang tuanyapun ikut menanggung malu kecerobohan anaknya itu di depan orang banyak, tapi kinan mungkin tidak tahu dan tidak terbiasa dengan sifat dasar anak muda kebanyakan, anak muda memang cenderung pemberontak, mereka cenderung bertingkah konyol dan berani, jika sudah berkeinginan mereka akan bertekad untuk meraihnya, dan yang lelaki itu lakukan kemarin itu hal wajar untuk anak seusia kinan dan dia, tapi karena kinan jauh tumbuh lebih dewasa dari mereka anak muda yang ada disana saat itu, disaat semua orang bersorak sorai dan ada juga yang iri karena ingin diperlakukan seperti kamu, menjadi wanita spesial di hati seseorang dan mengakuinya di depan orang banyak, anak muda menginginkan hal menantang seperti itu, tapi kamu menghindari hal-hal menarik seperti itu, percaya pada ibu dia pasti masih menunggumu di taman sampai sekarang, jam berapa kami membuat janji untuk bertemu hari ini?" setelah bicara panjang lebar ibu langsung ke inti pembicaraan "jam 9 bu, karena jam 10 aku akan ke sekretariat untuk menyerahkan syarat pendaftaran" kinan menjawab ibunya dengan jelas, "kemudian sekarang sudah jam 4.30 petang, apa perlu ibu mengantarmu ke kampus sekarang juga?", kinan segera berdiri dari kursinya, ia memahami apa yang sedari tadi ibunya sampaikan, soal ini dan itu tentang adam dan keragua-raguannya, dan akhirnya dia bangkit "tidak perlu bu, pesankan saja aku taksi online untuk pergi kesana" kinan bahkan tidak memiliki aplikasi driver online yang lagi hits saat ini karena dia tidak suka melakukan perjalan dengan cepat, ia menyukai bis karena bis lambat melajukan perjalan hingga menuju tempat tujuan, kinan menikmati perjalan dengan bis ditemani musik yang ia dengarkan sepanjang jalan itu sambil melihat-lihat kota bandung yang tak bosan ia pandangi setiap harinya. Ibu segera memesan taksi online dan dalam 3 menit kinan sudah di jemput oleh driver onlinenya, segera ia melaju dengan kecepatan penuh sesuai permintaan kinan, agar cepat menuju kampus karena ia takut adam sudah pergi dari sana karena kinan sangat terlambat, bukan hanya sangat terlambat tapi benar-benar sangat terlambat, di dalam mobil kinan sangat gelisah, dia terus memandangi hpnya melihat jam, mereka tidak saling memiliki nomor hp satu sama lain. hubungan mereka belum sampai tahap itu yang saling bertukar nomor telepon, tapu perasaan yang adam dan kinan miliki sudah sangat jauh masuk ke dalam hati mereka masing-masing saat ini. Benar-benar hubungan yang ajaib dan menyentuh hati siapa saja yang tahu soal kisah mereka. begitu juga pada ibu yang melihat putrinya pergi tergesa-gesa mengejar cintanya, cinta yang selama ini bahkan tidak pernah ada dipikiran kinan sama sekali, ibupun tidak pernah berharap banyak soal itu dari kinan mengetahui sifat putrinya yang sangat berbeda dari orang lain, tertutup dan sangat menarik diri dari sebuah hubungan yang merepotkan seperti cinta. Ibu terharu mendengar ternyata mereka benar-benar tidak saling menyapa satu sama lain, lelaki itu hanya menjadi bayangan kinan beberapa tahun terakhir ini, menjaga kinan dari kejauhan, ibu bahkan langsung menilai bahwa jika benar itu cinta , itu adalah cinta yang sangat tulus dan suci untuk putrinya yang selama ini tidak mengenal cinta.
Taksi akhirnya tiba di kampus, kinan segera membayar dan keluar dari taksi kemudia dia berlari menuju taman, hari semakin gelap saat itu, saat dia sedang berlari dengan nafas yang tersengal-sengal ia bisa melihat dari kejauhan, seorang lelaki yang bodoh berdiri disana menunggu kedatangan seorang wanita yang bahkan sudah 9 jam tidak muncul tanpa kabar sama sekali, tanpa kepastian bahwa gadis itu akan datang, dia tetap dengan harapannya bahwa gadis itu akan datang menemuinya, "apa dia pikit dia sekeren itu?, dasar lelaki bodoh" sambil berlari dan mulai perlahan mengurangi kecepatannya dia terus berbicara pada dirinya sendiri betapa bodohnya adam mau menunggu kinan selama 9 jam ini. Tepat di depan adam saat ini, berdiri kinan si gadis berambut panjang, pirang, lebat, mata sayu dan bibir yang indah, sedang sibuk mengatur nafasnya karena berlari menghampiri adam yang sedari tadi setia menunggu seperti orang bodoh disana