sore telah benar-benar pergi sekarang, telah datang sang malam yang semakin menyelimuti dengan kegelapan yang anggun dan elegan, bintang-bintang kecil mulai terlihat berbarengan dengan cahaya bulan sabit yang menerangi samar-samar kinan dan adam malam itu, tepat pukul 7 malam itu, kinan mengatakan sesuatu yang bahkan dia belum pernah mengatakan itu kepada siapapun, ibu dan kakaknya pun belum pernah secara langsung mendengar pengakuan kinan kenapa ia sangat menarik diri dari orang lain, meskipun keluarga tahu apa alasan di balik itu semua, namun kinan tidak pernah berkata secara langsung soal itu, ia hanya selalu berdiam diri dan bicara seperlunya saja.
"Kinan, apapun alasan di balik semua sifatmu, apa kau tahu? aku siap menerima itu semua menjadi bagian dari dirimu, aku tahu mungkin hal-hal tidak menyenangkan telah terjadi padamu di masa lalu, tapi kamu hanya perlu mempercayakan masa depanmu mulai saat ini padaku, aku ingin membuatmu bahagia, kamu bisa tetap menjadi dirimu sesuai dengan rasa nyamanmu sendiri, aku tidak menuntut apa-apa dari hubungan ini, aku hanya minta kamu dan hatimu untukku, hanya untukku, begitu juga denganku, aku akan menjadi milikmu, hatiku, jiwaku, ragaku, kehidupanku, semuanya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada kita di masa depan, yang aku tahu pasti aku benar-benar tidak ingin melepaskanmu dan benar-benar akan terus mencintaimu" adam meneteskan air mata, tak terasa olehnya air mata begitu saja menetes mengingat ia akan pergi meninggalkan gadis yang sekarang di depannya, sangat dekat, dan sangat dia cintai ini, segera dia menghapus air mata itu karena canggung terlihat oleh kinan, tapi hal tidak terduga terjadi, kinan memegang erat tangan adam saat adam akan menghapus air matanya, dan menurunkan tangan adam yang kemudian kinan menyentuh pipi adam yang lembut itu dan mengusap air mata itu, air mata yang menurut kinan ketulusan adam yang akhirnya terlihat jelas dari air mata itu, ia tidak pernah melihat ayahnya meneteskan air matanya kecuali saat dulu kinan jatuh sakit sampai tidak bisa makan dan minum di rumah sakit, kinan hanya menggunakan selang infus untuk bisa makan dan minum karena sakit radang tenggorokan yang di deritanya saat itu, ayah terlihat benar-benar sedih dan meluapkan cintanya pada kinan dengan terus memegang tangan kinan di samping ranjang tempat kinan terbaring lemah, ia menangis dan bilang bahwa ayah sangat menyayangi kinan, ayah tidak bisa melewati hari-hari tanpa kinan di rumah, karena kinan selama 1 minggu ini dirawat di rumah sakit. Ketulusan itu bisa kinan lihat dari mata adam dan kemudian ditegaskan kembali dengan kesungguhan adam terus meyakinkan perasaannya kepada kinan dan air mata itu, itu adalah klimaks dari hancurnya pertahanan kinan tentang perasaannya kepada adam, pijakan hatinya mulai benar-benar goyah melihat adam begitu tulus mencintainya, dengan lembut kinan menghapus air mata adam, "lelaki tampan ini menangis di depanku, menangis karena aku?" itu yang ada di benaknya, "dia benar-benar telah jatuh cinta padaku", kinan terus berkata dalam hati, sebenarnya kinan mengakui ketampanan paras adam yang semua wanita di sekolahnya ternyata sangat mengagumi itu, hanya kinan yang dari awal tidak menyadari itu, tapi setelah menatap wajah adam bahkan hanya dengan satu kali melihatnya saat di acara wisuda, kinan sudah bisa tahu bahwa lelaki ini tampan, tapi dia bodoh. Hanya dengan satu pandangan saja semua orang akan berpikiran sama bahwa lelaki yang saat ini di depan matanya menangis dan memohon itu adalah lelaki yang sangat tampan. Kinan tersipu memikirkan hal itu, segera dia menarik tangannya dari pipi adam yang sedari tadi mengusap-usap pipi adam dengan lembut karena malu, tapi adam menahannya, adam meraih tangan kinan dan menarik kinan lebih dekat padanya "kamu tidak bisa lagi membohongi perasaanmu sendiri kinan, aku mencintaimu, itu saja sudah cukup untuk kita memulai semua ini, kamu tidak perlu mengakui perasaanmu padaku jika itu terlalu sulit, aku mengerti, tapi aku mohon jangan menghindar lagi dariku, jangan memalingkan pandanganmu dariku lagi, dan jangan sampai kamu tidak menyadari keberadaanku lagi jika aku ada di dekatmu, bahkan sedekat saat ini" adam semakin mendekatkan wajahnya pada wajah kinan, yang membuat kinan seakan-akan berhenti bernafas karena grogi dan tidak tahu harus berbuat apa. Saat semuanya akan mencapai klimaks, giliran Hp adam yang berbunyi, berbeda dengan pertemuan kemarin mereka terpisah karena Hp kinan berbunyi dan dia harus pergi, dan hari ini Hp adam berbunyi, panggilan dari ibu membuatnya sangat kesal, dia tahu ibu akan memintanya untuk pulang. Dia segera mematikan Hpnya dan kembali fokus pada gadis yang sangat tegang karena perlakuannya yang romantis, yang membuat gadis itu tersipu malu sambil terus merapikan rambutnya yang berantakan tertiup angin malam. Segera adam meraih tangan kinan dan menariknya berjalan menuju parkiran, tidak lupa adam mengambil tasnya yang berisi hadiah untuk kinan di kursi, "kamu mau bawa aku kemana?" kinan bertanya sambil terus mengikuti langkah adam karena tangannya telah di genggam kuat oleh adam seakan memberikan tanda bahwa kinan tidak bisa pergi kemana-mana sekarang, karena lelaki ini telah benar-benar menggenggam hati kinan sepenuhnya, dia mampu membuat kinan lupa akan tekadnya untuk tidak merasakan kebahagiaan, tapi kebahagiaan yang kinan rasakan sekarang terlaku berharga untuk kinan tinggalkan begitu saja, bukan berarti persoalan almarhum kakak-kakaknya tidak berharga untuknya, tapi ini pertama kalinya kinan merasakan jiwa yang bergelora, bersemangat dan penuh gairah anak muda yang menggebu-gebu. Ia tak bisa lagi membedakan apakah saat ini dia harus tersenyum atau menangis karena seakan-akan dia sedang berbahagia di atas semua rasa sunyi kedua kakaknya di alam sana tanpa siapapun disampingnya. Kinan terus berjalan, sesekali adam melihat ke belakang, memastikan gadisnya tidak lepas dsri genggamannya. Sampai di parkiran adam membuka pintu mobil dan mempersilahkan kinan masuk dan duduk dikursi depan tepat di samping adam sebagai supirnya malam ini. Tanpa berkata apa-apa kinan memasuki mobil adam dan duduk membuat dirinya senyaman mungkin sambil menunggu adam juga masuk dan mereka akhirnya keluar dari kampus itu setelah beberapa jam menghabiskan waktu berdebat dan saling meyakinkan perasaan satu sama lain, berakhir dengan kinan yang kalah luluh oleh semua jurus cinta romantis dari adam. Besar dan tulusnya cinta adam pada kinan membuat kinan tak mampu bertahan dengan semua usaha pertahanannya melindungi hatinya di masuki oleh seorang seperti adam yang tak henti-henti mencoba meyakinkan hati kinan.
"Jawab aku, kamu mau bawa aku kemana? ini sudah malam, ibuku pasti menungguku di rumah", kinan kembali bertanya saat mobil mulai melaju, "apa kita sekarang ke rumahmu saja dan melanjutkan adegan tadi di rumahmu?" mencoba mencairkan ketegangan kinan, adam menggoda kinan dengan mengatakan akan pergi ke rumah kinan, "Jangan, apa kamu sudah benar-benar gila sekarang" sambil mengangkat tangannya dengan berkata jangan kinan melarang adam datang ke rumahnya, segera adam meraih tangan kinan dan menggenggamnya debgan sangat erat, tangan adam sangat hangat meskipun malam itu cuaca cukup dingin, dan ac mobilpun sangat dingin, "tapi tangan lelaki ini hangat saat menggenggap tanganku" kinan merasakan kehangatan dalam diri adam, itu membuat kinan sangat nyaman berada dalam genggaman adam, adam sambil tersenyum melihat reaksi kinan seperti tadi, sambil terus menyetir mobil dan sesekali melihat kinan di sebelahnya.