Chereads / Me is me / Chapter 52 - Aku Akan Selalu meraih Tanganmu, Melawan Takutmu

Chapter 52 - Aku Akan Selalu meraih Tanganmu, Melawan Takutmu

tubuh riri sangat lemah dan masih pucat sewaktu Zhi han merebahkannya di sebuah ruangan rumah sakit. para perawat yang berjaga, segera menghampiri dan bertanya ada apa dengan sang pasien. mereka yang mengetahui pasien pingsan segera memeriksanya. seorang dokter wanita yang memiliki kacamata segera menghampiri dan memeriksa keadaan riri lebih lanjut. Zhi han dan uncle lee sangat gelisah sekali menunggu hasil pemeriksaan.

dokter yang menemui mereka mengajak Zhi han ke ruangannya, sementara uncle lee dengan setia berada di samping riri menunggunya sadar.

"tuan...apa istri anda sebelumnya pernah seperti ini" ucap sang dokter.

"maaf dok,,saya belum pernah melihatnya seperti ini" ucap Zhi han menenangkan diri.

"sepertinya, anda harus membawanya ke dokter yang tepat, ia seperti mengalami Anxiety Disorder. apa ada yang terjadi sebelumnya" ucap dokter lagi.

"An...Anxiety Disorder,,maksud dokter.." ucap Zhi han tak mengerti.

"itu adalah bahasa kedokteran pa,,yang artinya pasien mengalami gangguan kecemasan intens dan kadang berlebihan. pemicunya adalah traumatis di masa lalu, atau kalau normalnya bisa saja seperti kepanikan akan sesuatu pak..namun dalam kondisi istri bapak saya liat ini seperti traumatis. apa ada kejadian yang terjadi di masa lalu yang membuat istri anda seperti ini. gangguan kecemasan ini memiliki gejala seperti sering berkeringat, gemetar, bahkan kesulitan dalam mengendalikan ketakutan. apa bapak pernah mendapati kondisi seperti ini pada istri bapak sebelumnya??.untuk lebih lanjutnya istri anda harus di bawa ke dokter yang tepat.

seketika Zhi han tertegun diam setelah pertemuannya di ruangan dokter barusan. ia tak menyangka apa yang sebenarnya terjadi dengan istrinya.

"aku tak ada tujuan untuk membuatnya seperti ini.." gumamnya dalam hati.

sebuah usapan membelai pundak Zhi han " nona riri sangat tak menyukai perusahaan majalah itu di karenakan ada hubungannya dengan kematian kakaknya, kau tau akibat pemberitaan di berbagai media majalah, isu

kedekatakan kakak beradik berubah jadi sepasang kekasih, kemudian..tak lama tuan muda di temukan tewas di rumahnya yang berdekatan dengan perusahaan majalah.apa kau tau bagaimana nona menghadapinya" ucap uncle lee tercekat.

"tentu saja ia sangat marah, sakit sekali menerima pemberitaan itu, ia tak menyentuh makanannya sekalipun, ia hanya diam seribu bahasa, bahkan aku sendiri yang menyaksikannya sangat ketakutan melihat keadaan nona, ia sendirian .... terlebih lagi pemberitaan media terlalu membesarkan hubungan mereka, walau nona membantahnya,entah kenapa gosip lebih kejam menyebar nya,membuat tak ada yang percaya mereka kakak beradik. dihadapan media yang berkerumun disebuah kantor polisi, dengan banyak pertanyaan tak masuk akal saat nona menjadi saksi kasus tewasnya tuan muda, disitulah kecemasan,ketakutan menimpa nona,ia pingsan di hadapan banyak wartawan, apa kau tau siapa penyebar Berita gosip itu" ucap uncle memandang Zhi han.

"dia adalah karyawan kepercayaan nona sendiri, bahkan sampai saat ini kami tak menemukan jejaknya, Zhi han... kau harus lebih berhati hati mengambil keputusan lain kali" ucap uncle lee menasehati Zhi han yang masih terdiam mendengarkan penjelasan paman nya. hingga uncle lee beranjak pergi. namun sebelum pergi Zhi han berkata "aku hanya ingin riri bisa melawan ketakutannya" ucap Zhi han meyakinkan.

"apa kau fikir itu mudah melawan ketakutan, baiklah...kalau itu terbaik untuk istrimu...cobalah..." ucap uncle lee meninggalkan Zhi han.

uncle lee yang menuju kamar rumah sakit dimana riri dirawat sangat terkejut, mengetahui riri tak ada di pembaringan. Zhi han yang melihat paman nya panik segera masuk ke kamar, begitu tau istrinya tak ada, ia berlari mengitari rumah sakit mencari keberadaan istrinya. uncle lee menelpon pengawalnya guna turut serta mencari riri. uncle mencari ke setiap ruangan, bahkan bertanya dengan perawat dan dokter. merekapun yang mendengarnya turut mencari pasien yang tak ada diruang kamarnya. hampir satu jam mereka mencari hingga menemukan riri yang duduk sendiri di sudut koridor,ia yang kemudian menoleh dan melihat suaminya yang panik mencarinya dan segera berdiri, memandangi sosok lelaki yang dipenuhi dengan keringat. Zhi han yang melihat istrinya segera menghampiri dan memeluknya erat. uncle lee dan para perawat yang melihat mereka nampak lega, begitu tahu riri ditemukan, perawat pun beranjak kembali ke pekerjaan yang sempat ditinggalkan.

"ini... "ucap riri menyodorkan minuman pada Zhi han.

"yaa... kenapa kau tak bilang kalau mau keluar kamar" ucap Zhi han memandangi riri.

"hanya pingin jalan jalan az,karena aku tak melihat kau sedari tadi" ucap riri dengan sebuah senyuman terukir di bibirnya.

Zhi han kembali mendekat dan mendekap riri dengan sedikit rasa bersalahnya, ia sekarang mengerti mengapa riri mengabaikan hal hal yang membuatnya begitu membenci. namun semua sudah terjadi, dalam hati Zhi han ia akan terus menggandeng tangan riri melawan takutnya. sedikit rasa kebersalahan ini akan terbayarkan dengan cara riri melawan ketakutannya sendiri.

"kamu kenapa..." ucap riri merasa ada yang lain dengan dekapan suaminya.

"look at me...look.." ucap riri melepaskan dekapan Zhi han.

"akuu...baik baik saja...seorang riri pasti mampu melaluinya..ya kan..kamu percayakan" ucap riri sambil mengusap wajah suaminya meyakinkan Zhi han bahwa ia baik baik saja walau terkadang ia kesulitan sendiri mengatasi ketakutannya. hingga pada akhirnya mereka tersenyum bersama.

uncle lee dan pengawalnya yang melihat kejadian tersebut, merasa lega dengan usilnya uncle lee mengambil handphone dan membidikkan kamera ke arah mereka berdua. membuat pengawalnya tersenyum dengan keusilan tuannya. hingga secara diam diam uncle lee dan pengawalnya pergi.

dikamar rumah sakit tepatnya di kasur empuk berwarna putih polos itu, Zhi han yang memeluk istrinya sambil tiduran terus membelai lembut kepala istrinya. riri yang merasakan kasih sayang suaminya merasakan ada hal yang ia tak pahami, " apakah ada yang terjadi denganku, kenapa aku bisa sampai ke sini ". tanya riri penasaran.

"kamu tadi pingsan..." ucap Zhi han singkat.

"pingsan...oughh...pantas penglihatanmu buram, apa aku merepotkan mu mr.Zhi??.."

"buang kalimat itu...aku suamimu, mana ada suami yang merasa di repot kan oleh istrinya" ucap zhibhan sambil memejamkan matanya.

"mr.Zhi..aku ingin mempercepat pekerjaan kita disini". pinta riri

"mmmm...tentu..mari secepatnya kita urus sisa pekerjaan dan segera kembali..aku tak ingin melihat nyonya Zhi han kesulitan lagi seperti tadi" ucap Zhi han yang memeluk tubuh riri dengan erat.

"apa besok akan ada media yang mewawancarai keberhasilan kita dalam penghargaan itu, aku... aku khawatir kalau aku tak bisa mengatasinya mr.Zhi" ucap riri

"ku pasti kan semua steril dari media, aku sudah menyuruh uncle lee yang akan menghadapi mereka" ucap Zhi han dengan pasti.

malam yang semakin larut membuat mereka terusik rasa kantuk yang berat hingga mereka berdua tertidur berpelukan.

uncle lee yang baru mendapatkan kabar undangan dari sebuah acara di shanghai merasa bingung sekali. ia yang sedari tadi mondar mandir membuat pengawalnya bingung.

"kalau ku tolak, tentu kita tak menghargai mereka, terlebih ini acara spesial.kalau aku terima bukan kah nona tak menyukainya.

baiklah...langsung ku tanyakan saja" ucapnya sambil beranjak menuju ke kamar tempat riri di rawat. namun begitu ia masuk lagi lagi ia melihat dua pasang sejoli yang tertidur berpelukan.

"creek" suara blitz kamera terdengar di telinga uncle lee. yang ternyata pengawalnya lah yang sedang mengambil foto pemandangan yang romantis.

"yaa...kau ini.." ucap uncle lee membuat pengawalnya salah tingkah di tegur.

"nanti kirim foto nya ya..." ucap uncle lee yang mengedipkan sebelah matanya dan perlahan pergi dari ruangan itu. membuat pengawalnya tersenyum usil dengan tingkah tuannya.

uncle lee menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya. sambil berkata pada pengawalnya "apa kau tau mengapa aku tetap bertahan di samping nona.." ucap uncle lee sambil melihat bintang bintang di langit.

"tentu,, tuan sudah meanggap nona seperti anak sendiri." balas pengawalnya.

"tapi tuan... apa tuan tak merindukan nyonya, istri tuan" ucap pengawalnya yang bertanya dengan hati hati.

"tentu saja...aku sangat merindukannya...tapi di sini ada amanat istriku yang mesti aku jalankan dan jaga baik baik." ucap uncle lee.

"amanah...maksud tuan.."

" tentu saja tuan besar, Zhi han, ia bukan hanya keponakanku tapi juga anakku, aku menjaga dua hati sekaligus di sini, kalau aku tinggalkan apa yang akan terjadi dengan mereka berdua, dan kalau aku kembali ke istriku, tentu dia akan kecewa...aku membiarkan anak lelakinya disini sendirian. walau aku tau ia banyak memiliki pengawal, tetap saja,, yang nama nya orangtua memiliki rasa kekhawatiran, kau pahamkan.." jelas uncle lee sambil kembali menengadah memandangi langit yang di penuhi sang bintang.

pengawalnya pun mengangguk, tentu sulit menjadi seorang uncle lee, kecintaannya pada keluarganya sangat besar.

"tuan...tuan tau kenapa saya tak meninggalkan tuan.." balas pengawalnya uncle lee.

" maksudmu apa...aku tak mengerti..." ucap uncle lee yang memandangi serius pengawalnya.

" karena aku mencintai tuan " ucap pengawalnya dengan santai nya. hingga sebuah sundulan mengenai kepalanya yang ternyata adalah sundulan tangan uncle lee.

"yaaa....dasaar..anak bebek...memangnya aku perempuan... kau dengan bebas mencintaiku... apa kau kekurangan gajih.." melihat uncle lee yang cerewet seperti itu membuat pengawalnya berlari kecil menghindari sundulan tangan uncle lee.

"yaa...anak bebek...yaaa...kemari kauu.." ucap uncle lee yang mengejar pengawalnya yang berlari lari di sampingnya menghindari sundulan tangannya.

pengawalnya uncle lee yang usilpun menjulurkan lidahnya dan meledek uncle lee dengan gaya suara bebek.

"kweek...Kweek...kweek" suara bebek terdengar jelas di tengah malam buta. seiring suasana malam yang semakin hanyut.