suasana kantor yang berdiri hasil kaloborasi tiga anak pengusaha kaya raya saat ini sedang ramainya dengan kesibukan sebuah ruangan yang tak terlalu besar namun mampu menampung semua peralatan pemotretan, ruangan yang di tata dengan latar belakang putih polos di tambah kipas angin yang agak kencang. riri yang sedari tadi sedang bersiap siap di kamar rias nampak gugup sekali, selain ini baru pertama kalinya, ia juga tak mampu berfikir apa yang akan terjadi selanjutnya setelah pemotretan ini. rasa ketakutan mulai membayangi dirinya. namun dengan segenap kekuatan yang dimilikinya ia mau tak mau harus menutupi hal itu. sebuah long drees panjang yabg dikenakan riri di padukan dengan Payet berwarna marmer, dengan sebagian kerah yang terbuka hingga lekukan punggung riri sedikit terlihat nampak pas ditubuhnya saat ini.
seorang lelaki yang memakai jas abu abu sedang memperhatikan saat riri sedang di rias. ia nampak kagum bahkan ia sangat memuji kecantikan riri secara menyeluruh. namun tanpa ia sadari, james juga sedang memandangi ke arah riri yang berdiri di seberang ruangan, riri tak tau dua orang lelaki ini sedang memandangi nya, tanpa sadar Zhi han memasuki ruang rias riri dan mengecup lembut punggung riri yang setengah terbuka. bahkan ia menyunggingkan senyum tajam ke arah cermin memandang wajah istrinya. sebenarnya Zhi han sadar ada dua orang lelaki yang sedari tadi memperhatikan istrinya, membuat pandangan yang tak enak rasanya. istrinya di pandangi oleh dua orang lelaki yang mencurigakan. apa mereka berpura pura atau tak tau riri milik siapa? ataukah di sengaja.
"apa kau gugup sweety..." ucap Zhi han sambil terus memandangi wajah istrinya di kaca rias.
" entahlah... sebenarnya...aku lumayan takut.. tapi...apa boleh buat semua sudah di sepakati" ucap riri menunduk.
"heyy... " ucap Zhi han membalikkan badan dan menaruh tangannya di dagu riri. kemudian ia mengecup lembut bibirnya.
james yang melihatnya beserta ji woo nampak sedikit cemburu. terlebih ji woo..ia seperti tak mampu menahan amarah, hingga ia pergi setelah melihat adegan ciuman Zhi han.
"i'm here.,apa kau lupa aku suamimu.." ucap Zhi han meyakinkan istrinya bahwa ia mampu melewati pekerjaan hari ini.
" aku ke kamar mandi sebentar.." ucap riri sambil beranjak meninggalkan Zhi han.
riri pergi menuju sebuah kamar mandi yang terhalang satu ruangan lainnya. ia memandangi wajahnya di cermin. walau masih agak gugup namun ia mencoba sekali lagi meyakinkan dirinya. hingga tanpa sadar riri mendengar dentuman keras dari sebuah pintu. sepertinya ada yang sedang marah marah.
"gedeul-eul bunlihada!!.. naneun..algo sipji anhda..neoleul ihaehage bichamhage mandeul-eola!!! #~ pisahkan mereka!! aku..tak mau tau..buat dia celaka.kau paham!!" ucap lelaki berjas abu abu sambil melangkah meninggalkan ruangan yang bersebelahan dengan kamar mandi yang riri pergunakan. tanpa ia ketahui riri yang tak sengaja mendengarnya penasaran apa yang sebenarnya sedang di incar orang ini. sebenarnya siapakah park ji woo. kenapa ia sangat mencurigakan.
" π¬ pengawal ali..selidiki orang ini secepatnya " pesan riri pada pengawal ali yang sedang menemani nona xiou rapat hari ini. begitu tau itu pesan nona majikannya ia segera keluar dari ruangan rapat. dan melakukan perintah yang di suruh riri.
james sangat gelisah menunggu riri yang sedari tadi belum keluar dari ruang rias. ia pun sangat gugup akankah pemotretan kali ini berhasil.
tak lama, sebuah langkah santai mengetuk pendengaran para lelaki yang sedang bersiap siap dengan rangkaian pemotretan kali ini. semua mata tertuju pada wanita anggun yang sedang berjalan menuju latar pemotretan.
" wooww...so hott.." ucap sang fotografer mengagumi langkah riri yang bak model piawai.
park ji woo pun mengulurkan tangannya, yang di sambut oleh riri dengan sebuah senyuman. mereka bertiga sedang menyiapkan diri.
"all you ready...stand by.. tolong pandangan matanya agak sedikit tajam ya..pandangan lurus ke depan semuanya, penata gaya kamu siap..oke kita mulai" ucap sang fotografer.
berbagai jepretan kamera sedang tertuju pada tiga orang pengusaha kaya dengan memang sebuah handphone terbaru yang canggih sebagai produk tambahan yang akan di pasarkan pihak perusahaan Park ji woo. jepretan demi jepretan dengan arahan gaya oleh sang penata gaya berlangsung lancar hari itu. membuat semua yang ada di ruangan bersorak gembira terlebih lagi sang fotografer.
"bagaimana..apa perlu kita lanjutkan" ucap james pada mereka bertiga.
"bisakah..bisakah di sambung besok" ucap riri sambil memegang tangan james dengan wajah yang nampak sedikit kelelahan. melihat wajah riri begitu james meangguk mengiyakan. " ya sudah besok kita lanjut...semuanya thanks ..cukup untuk hari ini.." ucap james sambil terus memandangi wajah riri yang nampak kelelahan.
zhi han yang melihat keadaan istrinya segera merangkul riri. dan pamit pada semua kru dan orang orang yang ada di sana. di mobil riri hanya diam sesekali ia mengelus dahinya. matanya terpejam menahan rasa pusing.
"sweety..kau baik baik saja..apa perlu kita kembali ke rumah sakit" ucap Zhi han cemas.
"gak usah...kita cari angin segar sebentar..nampaknya..nampaknya aku ..muuuaal..." ucap riri sambil menutupi mulutnya menahan rasa yang tak karuan.
Zhi han segera menyuruh sang sopir menepi di bawah sebuah jembatan. riri segera membuka pintu dan setengah berlari ia memuntahkan isi perutnya yang tak tertahankan lagi. Zhi han yang melihat keadaan istrinya pun mendekat mengelus punggung riri. " apa kau sudah baikan..." ucapnya yang sangat cemas. riri mengelus dadanya kemudian mereka mencari tempat duduk di tepian sungai.
"mmmm...aku lega sekarang..mungkin ini efek pemotretan tadi saja..aku sangat gugup" ucap riri setelah menarik nafasnya.
"maaf... seharusnya aku menolak pemotretan ini" ucap Zhi han merasa bersalah pada istrinya sambil menunduk.
riri mengelus kepala Zhi han. " ya.. aku baik baik aja kok..Zhi han..aku memang sangat membenci pekerjaan barusan...dulu..aku sangat menyukainya,lalu membencinya entahlah nanti." ucap riri pada Zhi han. Zhi han pun memeluk tubuh riri.
"maafkan aku..." ucapnya lirih.
"Aku yakin..besok aku bisa kok" bisik riri. walau ia tahu apakah besok ia mampu melalui kembali pekerjaan hari ini. bayangan yang lalu terus melintas di ingatannya.
" Zhi han..aku sangat lelah bisakah kita pulang". ucapnya setengah berbisik.
Zhi han yang mendengarnya segera melepaskan pelukannya dan menciumi pipi riri. sambil sesekali mata riri terpejam menahan rasa lelah namun ia senang suaminya memberikan energi semangat buat besok. segera Zhi han gendong tubuh riri menuju mobil dan mereka pergi meninggalkan tempat itu.
dimobil riri kembali bersandar di bahu Zhi han.entah kenapa tubuhnya seakan tak berenergi sedikitpun. sebuah alunan musik jadul terdengar jelas di mobil yang di setel pengawal kwang.
"πΆ taman bunga hari yang indah.πΆ yang kita ciptakan tuk di jaga,πΆ tetap asrii,,tersirami...
πΆ tumbuh mewangi bunga bunga cinta di taman hati.. πΆ terus mewangi sampai senja nanti di ujung umur kita..
πΆ ilalang yang tumbuh .. pasti ada... πΆ cobaan yang kuasa...uji kita..πΆ kau dan aku.. harus satu hati..πΆ tumbuh mewangi bunga bunga cinta di taman hati.. πΆ terus mewangi sampai senja nanti... πΆ diujung umur kitaa. πΌπΌπΌπΌ
alunan musik syahdu terus bergulir di sepanjang perjalanan yang mereka lalui malam itu. Zhi han dan riri terbawa suasana dengan harmoni lagu mesra. mereka tak menyadari bahwa jemari mereka saling mengeratkan satu sama lain. dan Zhi han terus menciumi dan mengusap kepala riri. sedangkan riri hnya diam tak bergeming karena terbawa suasana,. apa ini.. perasaan yang bagaimanakah yang sedang riri rasakan di saat seperti ini...
## maaf ya semuanya...saya baru up lagi karena kesibukan saya.. terimakasih banyak karena support dan kesediaan kalian menunggu up cerita novel ini. salam sayang n kenal saya untuk kalian..ππ