Zhi han dan riri baru saja meninggalkan hotel tempat mereka melampiaskan cinta dan kasih sayang yang selama ini mereka pendam. ada rasa enggan meninggalkan dan ada kenangan romantis yang di kenang. dan pasti Zhi han merasakan kesempurnaan yang luar biasa. walau ada lelah yang dirasakan tapi rasa bahagia benar benar terpancar dari raut wajahnya. kini mereka menuju hotel tempat awal mereka menginap untuk menemui uncle lee yang sedari tadi menunggu mereka berdua. selang tak berapa lama dua insan yang di tunggu tunggu telah sampai dengan langkah yang sedikit melambat menuju seorang lelaki tua.
uncle lee keheranan melihat mereka. hal penting apa yang mereka lakukan hingga kemaren sore menghilang begitu saja. tak tau kah mereka uncle lee kerepotan mengurus keperluan hari ini. karena selain pemotretan ada wawancara yang harus mereka lakukan agar pekerjaan di shanghai cepat selesai. namun begitu melihat wajah dua insan yang seperti sedang kelelahan uncle lee seakan tak tega memberi tau. hingga kebingungan melanda fikiran nya.
"hello uncle...heyy...ada apa uncle?.." ucap riri yang membuyarkan lamunan uncle lee.
"agassi...dari mana saja..tuan juga.. apakah ada hal yang ku lewatkan hingga kalian pergi kemarin tanpa memberitahuku" ucap uncle lee.
riri dan Zhi han saling berpandangan, ada apa dengan uncle lee kenapa ia berkata seperti sangat berhati hati.
" uncle ..kami hanya pergi bersantai aja kok, jangan di fikirkan...maaf tak sempat memberitahukan uncle.." ucap riri menjelaskan.
" sekarang ayo kita kerja uncle," ucap Zhi han merangkul pundak uncle lee sedang riri menggandeng tangan uncle lee. membuat uncle lee kebingungan ada apa dengan mereka berdua. terlebih wajah mereka nampak bahagia walau tak bisa dipungkiri terlihat jelas mata mereka menahan rasa lelah.
" ayo uncle kita selesaikan pekerjaan kita disini " ucap riri sambil melangkah bersamaan mereka meninggalkan hotel menuju perusahaan majalah. ji wo yang mondar mandir bak setrikaan benar benar membuat james kesal. " sudah tunggu saja, riri bakalan datang kok, bukankah hari ini hari terakhir pemotretan" mendengar hal itu ji woo menghentikan langkahnya. 'benar juga hari ini hari terakhir, bagaimana caranya agar riri tak pergi, aku harus mencari cara' fikir ji woo.
tak lama suara massenge dari handphone ji woo berbunyi. ji woo yang membacanya seolah tersenyum tipis seperti sedang merencanakan sesuatu. James yang melihatnya mengerutkan dahi. ia tahu betul ji woo sahabatnya orang yang seperti apa. hanya saja james tak ingin gegabah dengan asal asalan menebak.
Zhi han dan riri yang sampai bersamaan tanpa sengaja memperhatikan raut wajah ji woo. "tok..tokk..." suara ketukan pintu mengagetkan ji woo dan james.
" apa kami mengganggu kalian berdua.." ucap riri.
"oughh...tentu tidak" ucap james.
" baiklah aku dan Zhi han akan bersiap siap dulu...bukan kah hari ini hari terakhir kita disini" ucap riri.
" apa kau ingin secepatnya pergi dari kota ini ri..yaaa... bukan ka akan ada sedikit tambahan pekerjaan lagi..?" ucap james melirik uncle lee.
Zhi han dan riri tak mengerti ucapan james. dan seketika menoleh dan memandang uncle lee yang berdiri di belakang mereka. " uncle.." ucap Zhi han memicingkan matanya tanda tak mengerti ada apa ini.
" sebaiknya kita bicara diluar uncle" ucap Zhi han menarik tangan uncle.
"riri..kau pergilah ke ruang ganti biar aku yang menyelesaikan" ucap Zhi han tegas. tanpa rasa menolak riri pun menurut saja ucapan Zhi han.
"uncle..ada apa..ceritakanlah" ucap Zhi han setelah mereka pergi meninggalkan ruangan james dan ji woo tadi.
" sebenarnya...akan ada sesi wawancara untuk kalian berdua nanti, sebagai tanda perkenalan karena kalian memenangkan penghargaan." ucap uncle lee.
" bukankah seharusnya pemenang utama yang melakukan wawancara kenapa kami, apa paman tak menolaknya." ucap Zhi han.
" bagaimana aku bisa menolak, ini permintaan dewan juri" ucap uncle lee yang merasa kebingungan.
"apa ada yang mengancam paman..?" ucap Zhi han menyelidik.
" tidak ada Zhi han. ini murni pesan dewan juri " ucap uncle lee yang memperlihatkan pesan beserta undangan wawancara dari para dewan juri, terlebih wawancara akan dilakukan perusahaan media besar.
"kalau kita menolak, tentu itu terkesan kasar Zhi han...tapii..kalau kita menerimanyaa..." ucap uncle lee terpotong.
" dampaknya ke riri..riri tak bisa menghadapi para reporter sesudah hasil wawancara itu...ia pasti akan ketakutan" ucap james yang menyela pembicaraan mereka berdua.
seketika Zhi han menoleh setelah james mengucapkan kalimat barusan.ia tak percaya james mengetahui hal itu.
" aku punya cara,, " ucap james.
"maksudmu..." ucap Zhi han.
"setelah proses wawancara selesai kita cari pengganti yang akan menghadapi para reporter, kalau mereka menanyakan alasan riri absen setelah wawancara, bilang saja ia sibuk ada pekerjaan lain." ucap james.
" lalu ...siapa yang akan menggantikan" ucap Zhi han.
"mmmmm...." sejenak james berfikir.
"bagaimana uncle lee dan kau Zhi han, kau harus tetap berada di tempat supaya terlihat aman dan baik baik saja, biar aku yang menangani riri." ucap james.
sejenak Zhi han berfikir, apa james bisa dipercaya, ia pun tak yakin namun memang tak ada pilihan lain. Zhi han tak meangguk ataupun menggeleng...ia hanya pergi begitu saja dari hadapan james dan uncle lee. membuat james bingung. uncle lee tak mampu juga berbuat banyak, ia tahu betul watak keponakannya bila seperti itu.
Zhi han mendatangi ruang rias, dimana istrinya berada. namun sesampai di depan pintu ia kembali melihat park ji woo dan riri disana. yang Tengah asyik bercanda sambil sesekali park ji woo memandang riri penuh makna tanpa riri sadari. Zhi han yang melihat adegan barusan benar benar berfikir keras. iapun mulai mencurigai park ji woo. dan berfikir, alangkah baiknya ia menuruti keinginan riri untuk tak berlama lama lagi di shanghai. pemandangan yang ia lihat barusan benar benar mengusik perasaannya.
Zhi han meninggalkan ruangan itu dengan langkah yang sedikit berat. difikirannya ia memikirkan cara agar pada saat waktu menghadapi reporter ia bertahan sebentar saja. ia tak sepenuhnya percaya dengan james. di lain sisi ia memang harus menghadapi reporter. di dalam fikiran yang beradu argumen. uncle lee mendekatinya.." kalau kau tak setuju usul tuan james barusan, kita bisa memikirkan cara lain.. hanya saja ini harus cepat. karena wawancara akan dilaksanakan sore ini" ucap uncle lee kembali memperlihatkan pesan dewan juri yang baru ia terima.
"paman...kenapa baru sekarang paman memberitahu ku.." ucap Zhi han dengan pandangan yang jauh ke depan.
" maafkan aku...bukan aku tak ingin memberitahu, hanya saja agassi baru sembuh dari sakitnya, aku hanya khawatir ini kembali akan mengusik perasaannya, dan ia kembali ketakutan" ucap uncle lee penuh kecemasan. sejenak Zhi han terdiam dan kembali berfikir.
" tuan Zhi han bisa apa anda sudah siap.." ucap fotografer menyadarkan mereka berdua.
Zhi han pun beranjak pergi meninggalkan uncle lee yang masih kebingungan.
pemotretan pun berlangsung, mereka bertiga bergaya bak model berkelas. hanya saja riri sedikit berkeringat dan merasakan gejala pusing sedikit akibat terkena cahaya lampu kamera. namun ia berusaha tak goyah. karena hari ini hari terakhir.
" bravooo..." suara riuh tepuk tangan membuyarkan keheningan dalam ruang pemotretan. dan riri merasakan seperti bayangan berlapis lapis saat suara tepuk tangan itu mulai menyaring akibat para kru yang kembali riuh bertepuk tangan. sejenak riri terdiam di tempat ia berdiri sekarang dan mencoba menenangkan diri. ia menarik nafas perlahan. Zhi han yang memperhatikan sikap istrinya pun mendekat dan meraih pundak riri yang hampir goyah. " kau tak apa apa " ucap Zhi han.riri meangguk dan pamit ke ruang ganti sebentar. setelah berganti pakaian ia menyandarkan diri di sofa. ' akhirnya usai juga ' fikirnya sambil memperhatikan tangannya yang masih bergetar. menahan ketakutan yang ia sembunyikan dalam tiga hari ini. ia hanya tak mau orang orang sekitar mengetahuinya, karena mereka pasti panik melihat keadaan ia yang sebenarnya. riri kembali menghembuskan nafasnya mengaturnya perlahan setelah tangannya berhenti bergetar. iapun bangkit dan menyunggingkan senyum di bibirnya. kemudian ia berjalan ke luar ruangan dan mendapati uncle lee yang termenung sendiri.
" uncle...ngapain sendirian disini" ucap riri sambil berdiri di samping uncle lee.
" agassi..maafkan saya.." ucap uncle lee membuat riri bingung.
" kenapa...emang ada apa uncle " ucap riri penasaran dengan kata kata maaf dari uncle lee.
"sepertinya kita akan ada wawancara sore ini" ucap uncle lee sambil memperlihatkan massenge dari dewan juri. ada sesi wawancara dengan media berita, dan tanya jawab dengan para reporter. riri yang membacanya sedikit gemetar. hanya saja ia menahan diri dan sejenak berfikir.
" baiklah...kita hadapi hari ini..semuanya.." ucap riri meyakinkan uncle lee.
mendengar hal itu, uncle lee memandangi nona majikannya, apa ia tak salah dengar..apa nona nya benar benar siap...apa tak terjadi apa apakah nantinya..
"agassiii..." ucap uncle lee yang memegang tangan riri yang kembali berkeringat. ia tahu betul nona majikannya pasti menahan ketakutannya.