Chereads / Me is me / Chapter 19 - Keuntungan Dadakan

Chapter 19 - Keuntungan Dadakan

Sebuah Mobil Fortuner TRD Sportivo putih baru saja tiba di depan sebuah perusahaan property ternama. begitu mobil berhenti, dua orang pasangan yang baru menikah melangkahkan kaki mereka dengan sombongnya. security keamanan yang membukakan pintu di lantai satu perusahaan berusaha menyunggingkan senyuman paksanya.

ia Rifah beserta Dina yang baru saja tiba dari berbulan madu. semua karyawan perusahaan yang menatap mereka hanya sekedar memandangi seperti tak biasanya.

Rifah dan Dina merasakan ada kejanggalan di antara para karyawan yang mereka lewati, tak ada ucapan salam hormat sekalipun seperti biasa yang mereka lakukan. ditambah lagi ruangan kantor yang agak berbeda dengan biasanya, design dan interior nya diubah tanpa memberi tau mereka terlebih dahulu. Baru sampai ruangan kerja mereka, dina dan rifah sudah di cegat oleh seorang lelaki.

" maaf ini sudah bukan ruangan anda lagi. ruangan anda ada di bawah, lantai 2." kata lelaki itu.

Dina yang melepas kacamatanya terkekeh heran, " apa maksudmu,,lagian kau siapa beraninya mencegah kami masuk". pria itu mengeluarkan secarik kertas pengumuman.

dina dan rifah membacanya perlahan, dan seakan tak percaya.

" aku ingin bertemu dengannya.." ucap dina kesal.

Rifah mencegah tangan Dina, dan membawa dina langsung turun ke lantai dua perusahaan mereka. sesampainya dilantai bawah.

"apa kau mau dipecat!.." tanya rifah serius memandangi istrinya.

" tapi...". jawab dina terputus

" ini perintah CEO dina..kita tak bisa berbuat apa-apa...terimalah dulu"

" gak mau !.. emangnya siapa dia, ini perusahaan kakakku, aku pun memiliki saham disini."jawab Dina dengan kemarahannya.

"kita memang memiliki bagian saham di sini, tapi saham yang kita miliki tak sebanding dengan CEO baru,, dan aku sangat penasaran siapa CeO ini,sepertinya dia sangat matang dalam mengelola perusahaan."

" kau benar mas, akupun berfikir yang sama ia sangat cerdas dalam mengelola perusahaan, dan kabar yang ku dengar ia mengikutsertakan perusahaan kita ke dalam penilaian kompetensi terbesar yang di ikuti perusahaan besar tingkat internasional. aku heran bukankah perusahaan kita sekarang tak setenar yang dulu lagi. kenapa perusahaan diikutsertakan juga" ucap Dina sambil menghempaskan tubuhnya di sofa.

rifah yang mendengar ucapan dina istrinya mulai penasaran siapa sebenarnya CEO ini, apalagi ia tak pernah menampakkan dirinya semenjak mengakuisisi perusahaan..namun...

Sesosok pria tua beserta seorang wanita dan seorang lelaki yang mencegat mereka barusan melintas di depan ruangan kerja mereka menuju lantai atas.

rifah yang melihat sekilas nampak samar - samar mengenali pria tua tersebut. tapi...mungkin ia salah liat katanya dalam hati.

Rifah pun memanggil seorang kepala bagian untuk meminta penjelasan apa yang terjadi dalam satu bulan ini semenjak ia dan dina pergi berbulan madu.

kepala bagian tersebut menjelaskan CEO yang baru merubah semua interior dan design serta merenovasi beberapa bagian dari ruang kerja karyawan. tak lupa ia merehap ruang kantin karyawan pula.

rifah meanggukkan kepalanya tanda memahami maksud kepala bagian yang menjelaskan secara rinci apa saja yang terjadi selama ia tinggalkan.

" lalu..siapa tiga orang barusan yang lewat dan pergi ke lantai atas." tanya rifah.

"ohh..mereka ..sepertinya bawahan CEO, mungkin ia ingin mengecek ruangan yang baru di renovasi.".jawab kepala bagian itu. rifah mendekatkan mulutnya di telinga kepala bagian sambil berucap.

" semua amankan.." tanyanya dengan sedikit ancaman. Kepala bagian yang mendengar hal tersebut berkeringat dingin dan meanggukkan kepalanya dengan ragu - ragu. dina yang melihat mereka berdua berbisik bisik nampak bingung dan curiga.

" untuk sementara ruangan anda berdua disini, kemungkinan besok CEO baru akan mengadakan rapat dengan dewan direksi dan beberapa relasi perusahaan pak.." jawab kepala bagian tersebut.

Rifah yang mendengarnya segera menyuruh kepala bagian tersebut meninggalkan ruangan.

" ini saatnya Dina..." ucap rifah sambil memandangi istrinya.

" Maksudmu...kita mesti mengambil hati CEO baru ini agar posisi jabatan kita naik ke tingkat amankan ". ucap dina sambil memeluk suaminya manja.

bagi rifah bukan hanya ke tingkat aman, tapi ia ingin menjadikan dirinya sebagai wakil direktur utama di perusahaan ini. bukankah itu sangat sepadan dengan kerja kerasnya selama memajukan perusahaan hingga ke tahap yang sekarang walaupun ia tau, ini masih belum seberapa. Rifah yang dulunya sederhana sekarang berubah jadi lelaki yang mulai tamak akan jabatan.

Uncle Lee yang baru tiba diruangan baru yang sehabis di Rehap nampak detil memeriksa sekitar ruangan, bahkan ruangan itu di kosongkan,hingga karyawan asal yang berkantor di pindah ke lantai bawah. Ruangan bercat merah hitam minimalis nampak sangat ciamik dengan design khas korea di padukan kerajinan ukir khas indonesia. Uncle lee nampak mengagumi design ruangan yang di renovasi Nona majikannya. ia tersenyum..

" Ahjussi... ini minumannya " . kata Nona xiou sambil mempersilahkan Uncle lee dan pengawalnya minum. nona xiou memperhatikan sekitar ruangan, " selera nona memang sangat mantap Ahjussi ". ucap nona xiou mengagumi.

"ne mal-i maj-a, Geunyeoneun nae ttal-iya (kau benar, dia putriku)". ucap uncle lee bangga.

" tapi...pengawal.." perintah Uncle lee.

" tolong lepaskan cctv itu.." ucapnya sambil mengarahkan telunjuknya ke arah pojok atas dinding.

segera pengawalnya menghubungi bagian yang merehap ruangan tersebut untuk melepaskan cctv yang tanpa mereka sadari telah merekam mereka barusan. beruntung cctv nya tak berfungsi sebagaimana mestinya hingga membuat seseorang sangat penasaran. sebelum mereka pergi meninggalkan perusahaan itu nona xiou yang berjalan lebih dulu dari uncle lee dan pengawalnya. di sana ada dina yang sedang membawa minuman dingin sambil konsentrasi melihat arsip pekerjaan yang di bawanya. secara tak sengaja ia menubruk nona xiou yang juga lengah saat itu. alhasil minuman itu tumpah mengenai baju mereka. dina yang merasakan air dingin menyiram wajahnya sangat marah. ia pun mendorong nona xiou hingga terjatuh, dan melampiaskan kemarahannya sambil mengguyurkan sisa minuman ke kepala nona xiou. sontak saja perbuatannya langsung diperhatikan karyawan lainnya. Uncle lee yang melihat kejadian itu berlari kecil membantu nona xiou bangkit. dan pengawalnya yang mengikutinya langsung menarik tangan dina mengamankan ke samping. rifah yang mendengar keributan tersebut langsung berlari untuk melihat apa yang terjadi.

"dasar kamu ya..!! ga punya mata apa..perempuan jalang !!." amarah dina kepada nina xiou yang masih meringis kesakitan.

uncle lee yang mendengar kata - kata itu mencoba menenangkan. " nona..bukankah ini juga kesalahan anda..anda yak seharusnya berkata seperti itu padanya".

"jangan ikut campur kakek blangkotan..kamu fikir kamu siapa..kamu tak tau siapa saya." Uncle lee yang di sebut sebagai kakek blangkotan memelototkan matanya tak percaya dengan apa yang di ucapkan wanita yang ada di hadapannya sekarang.

rifah yang mendengar istrinya marah marah segera menarik tangannya meninggalkan tempat itu, ia sangat malu dengan perangai istrinya yang diperhatikan para karyawan.

" apa kau tak bisa mengendalikan dirimu sekarang ini..!".. ucap rifah menahan marahnya.

" perempuan itu yang salah.." balasnya

" itu hanya ketidaksengajaan, kalau kau tak bisa mengendalikan dirimu kau tak akan mungkin bakalan dipilih oleh dewan direksi besok,apa kau tau kita saat ini sedang diawasi."

dina yang mendengarnya hanya diam ia lupa besok akan ada rapat besar yang diadakan CEO barunya bersama para dewan direksi dan relasi perusahaan, akan ada pemilihan wakil direktur baru yang sudah kosongkan selama setahun ini. kalau mereka berdua gegabah rifah tak akan terpilih dan dina tak akan menjadi sekretaris wakil direktur berikutnya.

*****

jauh di seberang mereka....

Riri yang mendapatkan laporan bahwa nona xiou diperlakukan tak baik menahan marahnya,tangannya ia genggam san simpul senyuman tajam terukir di bibirnya. di tambah lagi dengan beberapa file dokumen yang baru diberikan pengawal Ali. di mana tertulis gajih karyawan tak sebagaimana mestinya. bahkan tak ada tunjangan apapun yang mereka dapatkan. menambah kegeraman hati riri. seharusnya gajihlah yang menyesuaikan beban kerja mereka bukan sebaliknya. bahkan yang sangat miris tak ada pesangon apapun buat karyawan yang pensiun. mengetahui hal ini riri mempercepat langkahnya untuk membersihkan kotoran di perusahaan itu terlebih para tim penilai akan berkunjung.

"tuuuttt...tuuutt..." dering handphone riri berbunyi. ia menerima panggilan dari Zhi han suaminya yang sekarang jauh diseberang negara, ia berada di singapura untuk menghadiri pertemuan penting perusahaan terlebih lagi ada relasi perusahaan riri di sana yang ikut bekerja sama dengan perusahaannya.

" sweetyy..sudah makan..." terdengar suara manja dari handphone riri

" sweety..sweety...emang aq kucing.." jawab riri sambil memanyunkan mulutnya.

"heyy..kenapa marah..,.kamu kangen yaa...karena gak diajak"...tanyanya menggoda istrinya.

"mmmm..marah buat apa..kamu kan kerja bukan cari lekong kan.." balas riri sewot

" yaaaa...sweety, aku normal, bener deh"

balas Zhi han kembali.

"mungkin aq disini selama dua hari, kamu gak apa apa kan di perusahaan". tanyanya sedikit ada keresahan karena pengawalnya Kwang memberikan sebuah foto tentang kejadian yang menimpa nona xiou tadi.

" semuanya oke az,, cuma itu yang ingin kamu tanyain..." ucapnya sambil menutup handphonenya.

Zhi han sedikit kesal karena ia belum selesai berbicara riri sudah menutup pembicaraan. sebenarnya Zhi han sedikit merasa bersalah karena tak memberitahu Riri bahwa ia pergi ke singapura secara mendadak. ini Zhi han lakukan semata - mata demi istrinya, karena dalam pertemuan nya kali ini bukan hanya pertemuan dengan relasi riri yang bekerjasama dengannya tapi ada satu tim penilai penting dari 10 juri kompetensi yang ia ikuti bersama istrinya. dimana juri tersebut menawarkan kerjasama ke perusahaan Zhi han. bukankah ini sebuah keuntungan dadakan. walau dua hari dirasakan zhi han bagai tak memiliki makna tanpa istrinya di sampingnya. 😥