Chereads / Me is me / Chapter 23 - I miss you... Sweety

Chapter 23 - I miss you... Sweety

Zhi han yang mendengar bisikan papi riri, merasakan kalau ayah mertuanya kurang menyukainya. walau ia tak tau arti dari bahasanya. ia pun beranjak dari sofa mendekatkan dirinya ke istrinya yang tak menyadarinya.

Riri yang menerima telepon dari pengawal Ali menganggukkan kepalanya tanda ia memahami suara dari seberang sana.

"persiapkanlah besok.." ucap riri

setelah menutup handphonenya riri hendak beranjak pergi tapi baru mau menoleh ia tak sadar suaminya sudah berada disampingnya sangat dekat sekali hingga hidung mereka saling bersentuhan.

Zhi han yang menatap istrinya sedekat itu seakan merasakan pancaran teduh si hatinya." i miss you ..sweety " ucapnya lirih dan mesra.

detak jantung riri sangat kencang begitu kata - kata itu terucap dari bibir suaminya. meski ia ingin beranjak jauh, namun ia menyadari papinya memperhatikan gerak gerik mereka.

"miss you too " ucap riri membalas ucapan suaminya sambil mengecup hidung mancung suaminya yang berkeringat. kemudian beranjak pergi menghampiri putranya, mengecup kening putranya dan pipi papinya hingga ia pamit untuk melanjutkan kerjanya.

Zhi han yang ditinggalkan istrinya begitu saja masih bengong, tak tau mesti berbuat apa begitu mendengar ucapan barusan. dan tiba tiba bantalan sofa melayang ke wajahnya.."Ten Trom" ucap papi riri yang masih belum menerima keadaan putrinya yang menikah lagi tanpa memberi tau nya.

papi riri sebenarnya sangat gembira dalam hati, begitu tau putri semata wayangnya move on dari masa lalu. walau ia tak tau putrinya pernah bercerai. hingga menikah lagi. jauh sebelumnya, papi riri sudah mengirim seseorang untuk selalu mengawasi putrinya karena ia curiga terjadi sesuatu selama empat tahun lebih ia pergi meninggalkan putrinya hidup di vietnam bersama istrinya. walau hatinya sangat sakit begitu mengetahui apa yang terjadi pada riri. ia berusaha menyembunyikan, pura pura tak tau menahu. ia menyadari di saat putrinya jatuh terpuruk semua anggota keluarganya tak mengetahuinya malah pergi begitu saja meninggalkannya, tentu pukulan yang terjadi pada putrinya membuat ia sebagai seorang ayah sangat menyesalinya. ayah mana yang rela putrinya di perlakukan tak baik. papi riri sangat geram, marah, bahkan kalau mampu akan ia bunuh lelaki yang melukai hati dan hidup putrinya. tapi kalau ia lakukan ia akan membunuh masa depan cucunya. benar benar amarah yang naik turun tak keruan sedang bergemuruh dalam hatinya.

untuk itu, ia pun segera terbang dari vietnam untuk menemui putri dan cucunya. ia akan tinggal sementara waktu. tapi tak tau begitu sampai di negara tempat tinggal putrinya,ternyata putrinya sudah menikah tanpa memberi tahu nya. ia merasakan ada keganjilan dalam pernikahan kali ini.

*****

Riri kembali ke ruang kerjanya dengan wajah yang merah merona. membuat karyawan yang tadi melintas di depannya saat berpapasan memandang dengan tampang penasaran.

ia pun masih merasakan kegugupan akibat perlakuan suaminya tadi. " benar- benar konyol " ucapnya dalam hati dan seketika ia tertawa sendiri, menyadari ia pun merasakan yang sama seperti papinya, pria yang ia nikahi kadang bisa bertingkah konyol dan romantis.

uncle lee yang baru masuk ke ruangan riri melihat heran dengan nona majikannya yang tertawa sendiri. ia pun mengetuk meja menyadarkan tawa yang barusan terdengar dari mulut nona majikannya.

Riri yang menyadari ada Uncle lee langsung terduduk karena kaget.

" Unclee, ngagetin az deh.." ucapnya

" maaf Agassi, dari tadi saya sudah berada di hadapan agassi tapi agassi tak mendengarnya " ucap Uncle lee yang setengah membela dirinya.

" maaf..." ucap riri sambil mengambil dokumen yang riri minta.

" unclee, bagaimana keadaan pa ahmad "

" sekarang mulai membaik, ia mengucapkan rasa terimakasihnya untuk agassi yang sudah membayarkan hutang nya, bahkan membelikan rumah baru untuknya." ucap uncle lee.

" baguslah... sudah sepantasnya ia mendapatkan imbalan yang setimpal selama ia bekerja..." ucap riri senang mendengarnya sambil memperhatikan dokumen yang berada di hadapannya.

" Uncle... persiapkan Rapat dengan dewan direksi dan relasi perusahaan akuisisinya besok, saya akan mengumumkan siapa yang akan menjadi wakil direktur baru" ucap riri yang dadakan memberi tau uncle lee.

" apakah agassi sudah memutuskannya dan mendapatkan kandidat tetap calon wakil direktur, kita tak bisa sembarangan agassi dalam memilih terlebih saya dengar mantan suami... maaf agassi...juga menjadi calon kandidat..."ucap uncle lee berhati hati.

"kita liat saja besok uncle lee"...ucap riri yang mengedipkan sebelah matanya kepada uncle lee.

****

malam ini riri yang baru mandi begitu sangat terkejut papinya memasuki kamarnya. ruang kamar apartemen yang di bangun riri berukuran 8x10 m membuat papinya berdecak kagum. memandang langit- langit kamar bernuansa etnis indo-india, kaca rias besar yang terbuat dari kayu jati di pahat seapik mungkin berukiran bunga lili terpampang pas berseberangan dengan tempat tidur yang besar yang di rancang khusus.belum lagi televisi berukuran mirip layar proyektor hingga ada ruang baca khusus di lengkapi perpustakaan kecil. ia bangga dengan interior yang di tata putrinya sangat rapi sekali. ia pun duduk di sofa ruang baca dan berbicara dengan putrinya.

" apa kau bahagia sekarang " ucap papi riri sambil mengambil sebuah buku bacaan yang tergeletak di meja baca.

" mmmm...yup!" balas riri

" apa kabar mami pi..apa ia sehat saja"

" kesehatannya sudah mulai membaik, kau tak usah khawatir, tapi papi mohon rahasiakan pernikahan barumu untuk sementara waktu". pinta papi riri.

riri yang mengerti ucapan papinya masih merasa deg degan karena ia merasa papinya akan marah tadinya dengan perceraian dan pernikahan barunya.

papi riri pun tak mau banyak bertanya tentang perceraiannya karena ia tau itu akan melukai hati putrinya.

" bagaimana perusahaan mu, apa semua nya lancar. aku dengar kau sedang mengakuisisi sebuah perusahaan baru, bahkan itupun jadi bahan perbincangan di perusahaan papi". kata papi riri

" fine papi...doakan saja..".

"lalu suamimu sekarang.. apa pekerjaannya, benarkah ia CEO besar dari negara tetangga" tanya nya lagi

" seperti yang papi liat, memang benar, perusahaannya berseberangan dengan perusahaan ku" ucap riri meyakinkan papinya.

" baiklah..aku berharap ini pilihan yang tepat buat masa depanmu.." ucap papi riri lagi sambil beranjak pergi meninggalkan riri di kamarnya.

Zhi han yang sedang asyik bermain bersama satria sedang diperhatikan papi riri. baginya ia pria yang baik, yang mau menerima putri dan cucunya, walau ia masih kurang menyukainya. namun begitu ia melihat cara pria ini memperlakukan putri dan cucunya dengan baik dan penuh kasih sayang, ia merasakan putrinya memilih orang yang tepat. baik hati dan tampan meski konyol.

ia pun sedikit lega,, hingga tanpa di sadari ia tertidur di sofa dengan dengkuran yang amat keras. Zhi han yang mendengarnya mencari sumber suara...begitu melihat papi mertua yang tidur di sofa ia menggeser meja secara perlahan takut membangunkan, ia dekatkan meja kaca tersebut ke pinggiran sofa yang di tiduri papi riri, dan menyelimutinya, karena malam yang sudah mulai larut sehabis ia bermain dan menemani satria tidur di kamarnya.

riri yang melihat perlakuan suaminya terenyuh haru, tak pernah ada lelaki selain kakaknya yang memperlakukan papinya seperti itu.

Zhi han menghampirinya dan bertanya.. "Apa kau masih merindukanku..." ucapnya sambil mengecup pipi istrinya. Riri yang mendengarnya langsung menutupi mulutnya ia teringat apa yang ia lakukan siang tadi.

"Youu..." ucap riri mengarahkan telunjuknya ke arah suaminya yang berlalu meninggalkannya pergi ke kamar yang mereka tempati.

riri mengikutinya dari belakang sambil terus mengarahkan kepalan tinju tangannya bahkan seakan ingin mencakar Zhi han saja. Zhi han memperhatikan bayangan tingkah istrinya sambil di belakang tubuhnya sambil teraenyum senyum. hingga sesampai di pinggiran tempat tidur ia langsung refleks berbalik arah membuat riri terkejut hingga mereka terjatuh bersamaan dan tubuh riri menimpanya, bahkan bibir riri mendarat di bibirnya..suasana tegang berlangsung lama..