Chereads / Me is me / Chapter 7 - Kesuksesan perusahaan besar adalah keluarga.

Chapter 7 - Kesuksesan perusahaan besar adalah keluarga.

tanpa ia sadari kembali dari seberang perusahaannya,seorang pria mengambil beberapa foto Riri yang lagi asyik bermain.tampak raut senang di wajah pria ini.dengan memperhatikan dari kejauhan sambil sesekali mengarahkan bidik camera ke seberang perusahaannya.dimana ada wanita dengan rambut tergerai sebahu yang ditiup angin sore hari,ditambah lagi pemandangan matahari yang hampir terbenam.

"Sempurna".gumamnya dalam hati. tapi entah kenapa sangat sulit wanita ini untuk didekati.

dari awal pria ini melihatnya,ia sudah jatuh cinta.ia membayangkan bukan hanya paras dan tubuh wanita ini,tapi juga sikapnya pasti menggemaskan.pria ini begitu sangat penasaran seperti apa wanita yang dikenalnya hanya lewat sebuah foto.beberapa kali ia ingin bertemu untuk kencan buta dengannya selalu gagal.tadinya ia berfikir,ya sudahlah..buat apa untuk dilanjutkan.walau rasa penasaran itu tetap ada dalam fikiran nya.

ia adalah pria berumur 36 tahun seorang CEO real estate ternama di propinsi nya.bisa di bilang bukan hanya perusahaan real estate yang ia punya,namun juga beberapa mall dan beberapa perusahaan besar ada ditangannya. yang tersebar di beberapa kota dan luar negeri.awalnya ia hanya memiliki satu perusahaan kecil yang di berikan peninggalan orang tuanya yang sudah meninggal.dan dengan ketekunannya seusai lulus di universitas ia melanjutkan usaha membangun perusahaan hingga seperti sekarang.hanya saja keberadaannya yang misterius senang berpindah -pindah tempat kerja menjadi hal yang sangat menjengkelkan bagi siapa saja yang ingin bekerjasama dengannya.karena bagi pria ini,bukan lagi perusahaannya yang mengejar target kesuksesan,tapi perusahaan lain lah yang harus mengejarnya demi sebuah kesuksesan.karena ia tau yang ia genggam sekarang adalah sebuah keberhasilan yang bagi perusahaan manapun yang ingin bekerjasama dengannya pasti sangatlah tertarik terlebih lagi perusahaan yang ia pegang selalu sukses dipasaran global hingga banyak menarik minat perusahaan lain untuk bergabung.

"Tuan...ini daftar harga saham yang anda minta,apakah ada lagi yang anda perlukan".jawab sekretarisnya.

"apakah kau sudah dapat info syarat-syarat memasuki kompetensi perusahaan raksasa untuk meraih rangking pertama internasional."

"sudah tuan,ini syarat dan nama juri tim penilai,tapi..."jawab sekretarisnya tercekat.

sekilas ia melirik mata sekretarisnya sepertinya ada kecemasan yang ia rasakan.

"ya sudah..kau boleh pergi"

"baik tuan".sambil meletakkan beberapa dokumen penting lainnya sekretarisnya meninggalkan ruang kantornya.

Ia memeriksa satu persatu dan membaca syarat memasuki kompetensi perusahaan tingkat internasional, kali ini ia tak ingin menerima kekalahan seperti tahun lalu.namun matanya memicingkan sebuah kalimat bahwa syaratnya harus memiliki partner dan berstatus harus be keluarga karena akan dijadikan paket lengkap dalam memenuhi persyaratan kompetensi itu, terlebih lagi tema yang diusung adalah "kesuksesan perusahaan besar adalah keluarga".

tentu saja itu syarat yang sangat sulit, terlebih ia belum menikah.

kali ini ia berusaha mencari solusi,kalau ia membatalkan keikutsertaan perusahaan tentu akan jadi hal mengecewakan bagi relasi lain yang sudah menginvestasikan saham mereka kepada perusahaan.tapi syarat yang diajukan sangat bertentangan dengan kehidupannya.ia pun memutar otak hingga memutuskan apapun caranya ia akan memenuhi persyaratan itu,ya..dengan cara mendekati wanita yang ada di foto itu.

foto itu ia dapat sekitar Tujuh tahun yang lalu dari sahabat sekaligus relasi perusahaan lain yang bekerjasama dengannya. awalnya ia menolak namun setelah memperhatikan ia tampak mengenali wanita yang ada di foto itu.

ia pun setuju untuk kencan buta walau hanya sebatas ingin berkenalan saja dulu.ia pun mempelajari profil private wanita yang ada di foto itu.

"menarik".itu yang terbesit di otak nya setelah membaca isi profil private tersebut.

Delapan tahun yang lalu ia menunggu di restoran berbintang, ia memesan tempat yang romantis dan grup musik jazz yang di sukai wanita itu. namun entah kenapa setelah beberapa jam wanita itu membatalkan untuk bertemu.

terang saja itu sebuah penolakan baginya.entah kenapa baru pertama kali rasanya ditolak terlebih lagi ini pertemuan kedua yang sudah diatur sebelumnya.

dalam hati ia berjanji suatu waktu akan ia dapatkan wanita ini.beraninya wanita ini menolaknya.ia mengutus orang untuk menyelidiki apapun yang dikerjakan wanita ini, dimana ia tinggal, dengan siapa dan apa pekerjaannya. begitu ia tau segeralah semua dokumen pribadi, bahkan mobil kesayangannya ia boyong pindah ke luar negaranya.walau sulit meninggalkan bibi nya yang begitu ia kasihi namun sapa sangka bibinya sangat mendukung usahanya untuk mendapatkan wanita ini.

kini ia ada dihadapan wanita ini, yang ia sangat kagumi, serasa dekat namun nyatanya sangatlah masih jauh. begitu banyak yang pria ini korbankan demi untuk bisa dekat dengan wanita yang dikagumi nya.tapi sapa sangka wanita ini ternyata sulit ditaklukkan.

Riri lah yang ia mau, walau tau status riri yang sebenarnya tak menyurutkan langkahnya untuk maju.walau kadang putus asa yang ia rasakan. cara satu satunya adalah dengan mendekati orang terdekatnya, yaitu putranya.

entah kenapa keberuntungan itu menghampirinya.siang itu ia melihat seorang anak lelaki yang menangis keras karena tersesat.ia mendekatinya sambil menyodorkan ice cream yang ia beli untuk cemilan.ia mencoba menenangkan anak kecil ini.dan mencoba bertanya siapa orangtuanya.

tanpa banyak berkata anak ini menyodorkan secarik kertas berlaminating dengan tulisan "apabila anda menemukan anak yang memegang kertas ini menangis dan tersesat harap hub.i no.handphone ini dan beri ia ice cream untuk menenangkan nya, jangan khawatir akan kami ganti".

itulah tulisan yang tertera di kertas itu. anak kecil ini sudah mulai tenang begitu mendapatkan ice cream. pria ini pun mencoba menghubungi nomor yang tertera.terdengar suara panik di kejauhan.tak lama sepasang wanita berumur dan lelaki muda berkacamata hitam datang.dalam hatinya ini kah orangtua anak ini, mustahil sekali wanitanya tua dan lelakinya sangat muda.

"bundaa...".teriak anak itu sambil berlari memeluk wanita tua yang ia sebut dengan nama Bunda.

"aden ra opo opo kan,," rangkul wanita itu setengah menangis.

pria ini bingung dengan apa yang dikatakan wanita itu karena ia terbilang orang baru di kota ini.

"terimakasih yo pa, sudah menyelamatkan dan membelikan ice cream buat tuan muda saya,ini pa...". sambil menyodorkan beberapa lembar uang kepadanya.

"tidak..tidak.."..jawab pria ini.

"kalau begitu apa bapak ingin hadiah lainnya..? biar nanti saya mintakan pada majikan saya kalau anda menolong tuan muda. berapapun pasti kami kasih".

"untuk hadiah, nanti saja ya.. saya hanya ingin berteman dengan tuan anda" pinta pria itu sambil mengulurkan tangannya mengajak berkenalan pada anak kecil yang sedari tadi melahap ice cream nya.

"ini ice cream mahal ya..mommy sering membelinya".tanyanya pada pria itu

"ohh..jadi mommy kamu suka ice cream juga ya..".tanya nya penasaran

"nama saya satria..om siapa?"jawabnya membalas uluran tangan pria yang menyelamatkannya.

"Lee Zhi han". balas pria ini sambil mengacak rambut anak kecil itu.

sejak saat itu mereka jadi akrab bahkan mereka sering bertemu kapanpun satria mau.

***

"Whaaatt...merried". teriak riri setengah tak percaya sambil menghempaskan tubuhnya ke sofa ruang kerjanya.

uncle lee mengiyakan itu adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi.

"agassi.. kau sudah setahun berpisah.. saya rasa tidak ada salahnya membuka lembaran baru lagi, walau saya tau ini berdampak pada putra anda".kata uncle lee.

"tapi ajushi..rasanya saya masih sangat sulit memahami kenapa tema tahun ini lebih rumit dari tahun kemaren.kita memang hanya masuk 9 besar saja, tapi semua syarat bisa kita penuhi.tapi tahun ini...".sahut riri setengah putus asa memikirkan.

"agasshii... apakah perlu saya mencarikan daftar nama nama pria yang bisa kita jadikan partner dalam kompetensi ini.agasshi bisa mengatur menikah dengan kontrak selama setahun".usul uncle lee.

"menikah kontrak..ini memang lagi tren..tapi kalau kita ketahuan tim penilai dampaknya kita bakal tak bisa lagi mengikuti kompetensi ini." riri hanya menghela nafasnya panjang.

"kecuali..Agasshi menikah sah".jawab uncle lee kemudian.

riri hanya tersenyum kecut kemudian senyumnya berubah cerah. uncle lee yang memperhatikan senyum majikannya seakan mengerti ada ide cemerlang yang di fikirkan.

sore ini Riri kembali duduk di teras kantornya seperti biasa ia bermain dengan putranya.ia pun melihat pria yang mengajaknya berkenalan.sekilas ide tertuang di otak nya riri,kemudian ia mengambil kertas mainan yang dipakai anaknya menulis.

sambil menulis sesuatu ia kemudian tertawa kecil. lalu ia mengarahkan isi tulisannya ke pria yang ada diseberangnya. "ayo kita berkenalan, saya terima tawaran anda kemarin".

sejenak Zhi han terpana membacanya dan ia melompat kegirangan tak menyangka tawaran berkenalan akhirnya diterima.

lalu ia membalas tulisan di seberangnya."tentu...nanti malam jam 7 saya tunggu di strawberry cafe, bagaimana setuju.."

riri hanya mengangguk.

pukul 7 malam riri tiba di strawberry cafe yang dimaksud pria itu, pria yang menunggunya berpakaian biasa saja, baju casual dipadu dengan jeans.

riri yang memakai dress selutut hanya tersenyum dari jauh begitu pria itu melambaikan tangan ke arahnya.

setelah riri duduk ia menawarkan deretan daftar menu cafe, riri hanya memesan chocolate float dan pancake vanila.

"hanya itu..tak ada yang lain lagi." tanya Zhi han begitu melihat yang dipesan riri.

"kalau begitu tolong samakan pesanan saya ya..".pintanya pada pelayan cafe.

sambil mengarahkan tangannya ke arah pria yang di hadapannya riri memperkenalkan diri "riri..maksud saya nama saya Mayri Prisia Truc".

"truc..".sahut pria itu mengernyitkan dahinya.

"oh..ibu saya orang vietnam..jadi mereka menambahkan nama itu ke saya". jawab riri polos.

pria itu pun menyuntingkan senyum kecil sambil mengangguk pelan dan membalas uluran tangan riri.

"Lee Zhi Han" jawabnya..

kali ini riri yang mengernyitkan dahinya.

"lee adalah marga dari ayah saya orang korsel, Zhi Han adalah nama pemberian kakek saya, orangtua ibu saya, ibu saya orang hongkong".jawabnya sambil menjelaskan.

"kenapa..ada yang aneh. ohh..kau menyambut ajakan ku untuk berkenalan sebenarnya apakah ada yang menarik dari diri saya".tanya Zhi han lagi.

"Yup...aq ingin menawarkan kerjasama dengan anda, bukankah anda CEO ternama dari perusahaan real estate..". sambung riri.

" dan kau Ceo dunia property... woow.. amazing..".balas Zhi han dengan senyum kecil yang tak ada hentinya.

"maksud saya...ini." jawab riri sambil menyodorkan sebuah kotak undangan elegan.dan Zhi han tau apa isinya.tapi berpura-pura tak mengerti.

"apa ini ..".tanyanya sambil membuka kotak undangan yang disodorkan kepadanya.

"baca saja..".sahut riri sambil menata pesanan yang sudah datang.

Zhi han yang membuka kotak itu membaca satu persatu isinya dan memicingkan tanda yang ada dipersyaratan itu.

"kau..ingin menikah denganku". jawabnya seakan tak percaya dengan persyaratan yang di bacanya, setengah ingin bersorak namun ia tahan. bukankah ini hanya untuk sebuah kompetensi.fikirnya lagi kalau ini untuk kompetensi tentu bakal ada perpisahan pada akhirnya.

"bagaimana...kau tertarik dengn tawaranku,, aq tau saya hanya wanita yang sudah pernah menikah dan memiliki anak, tapi coba fikirkan..aq mengajak kamu bekerjasama untuk mendongkrak nama perusahaan kita agar lebih bisa menjangkau dunia luas dan yang pasti kita sama sama memiliki keuntungan besar untuk memperluas perusahaan di pasar global. jadi bagaimana... kebetulan peringkat perusahaan saya sudah kesembilan tahun lalu, kesusahan saya saat ini hanya status." kata riri panjang lebar menjelaskan maksud tujuannya.

Zhi han yang mendengar perkataan riri sejenak berfikir yang sama dengan riri. tapi ia tak ingin mendapatkan zonk apabila menang, karena ia tau riri pasti ingin berpisah.

"akan aku fikirkan, karena aq pun punya syarat". ucap Zhi Han.

"oke ..apapun itu aku akan mencoba memahaminya dan menerima apapun syaratnya."sahut riri sambil menyodorkan secarik kertas berisi no.handphonenya.

"syarat ini sangat mengasyikkan.."fikir Zhi han dalam hatinya inilah kesempatan yang ia tunggu selama ini.