selepas pertemuan malam itu Lee Zhi han tak mampu menutup kelopak matanya yang memiliki bulu mata panjang yang lentik.semalaman ia berfikir apakah akan menerima tawaran dadakan ini, ataukah menolaknya. namun pasti kalau menolak sia sialah usahanya saat ini, banyak yang sudah ia korbankan bahkan meninggalkan bibinya yang sendirian di korsel.
"aku harus memikirkan cara agar pernikahan ini nyata,sah,dan terlebih lagi ia harus jatuh cinta padaku". gumamnya dalam hati.
segera ia ambil laptop yang ada di meja samping tempat tidurnya,membukanya dan mencoba search dengan kata - kata yang sangat banyak, mulai cara menaklukkan hati wanita, syarat pernikahan, sampai mempelajari profil perusahaan wanita yang dipujanya. wanita ini fikirnya sangat banyak mendapatkan penghargaan ternama untuk perusahaan tingkat dalam dan luar negeri, perusahaan yang dipegangnya bukan hanya property, bahkan mall, perusahaan fashion dan kecantikan, yang teranyar dia baru saja berhasil mengakusisi sebuah perusahaan yang hampir bangkrut. bahkan sekarang ia membangun sebuah pabrik kerajinan sulam di sebuah pedesaan.
"woow..".hanya kata kata itu yang mampu Lee Zhi Han ucapkan atas kekagumannya, bukankah ini akan jadi persaingan kalau aq tak bersatu dengannya.namun tiba tiba matanya tertuju pada satu perusahaan yang baru di akusisi Riri.dimana perusahaan itu juga hampir ia akusisi.ia heran kenapa riri mampu berhasil mengakusisi perusahaan.perusahaan developer terbesar yang lagi berjayanya tiba tiba harus di akusisi tanpa sebab yang jelas.ini sangat menarik."andai saja aq jadi mengakusisi perusahaan itu..tapi bukankah perusahaan itu sudah kehilangan beberapa aset dan para relasi yang bekerjasama dengan perusahaan itu, sungguh aneh..apa yang di cari Riri pada perusahaan yang menjadi biasa biasa saja ini".Lee Zhi han terus berfikir sambil sesekali ia meneguk air putih yang sudah ia sediakan sebelum beranjak ke tempat tidur.
Jam sudah menunjukkan tengah malam sekitar jam 2 pagi. Zhi Han masih tak mampu beranjak dari laptopnya.ia tak menemukan sedikit pun profil Riri di dunia medsos, hanya nama perusahaan -perusahaanya saja yang terpampang.
ya..walaupun Zhi Han tau sebelumnya latar belakang dari biodata wanita pujaan nya ini tetap saja rasa penasaran itu ada.
***
"mas...kita sekarang sudah menikah,, apa kamu gak kepingin punya anak dari aq".rengek dina manja pada rifah.
"aq belum terfikirkan sayang,lagian kita baru dua bulan menikah untuk apa buru buru.di perusahaan saat ini sedang kacau, banyak yang harus kita lakukan agar perusahaan kita bangkit kembali." kata kata rifah yang sengaja ia alihkan agar dina tak lagi mengingat permintaannya barusan.
"kau benar, aq heran kenapa kakakku rela perusahaan di akusisi oleh perusahaan lain yang kita tak tau sapa pemiliknya". jawab dina sambil memeluk guling dan menyandarkan dirinya ke tembok tempat tidur.
"Kau benar sekali, sangat aneh memang.perusahaan yang mengakusisi perusahaan kita tanpa nama dari sang pemilik, bahkan foto dan namanya pun tak terpampang di dunia internet. sahut rifah yang begitu menggebu gebu membicarakan perusahaan yang mengakusisi perusahaan kakak iparnya, walaupun sekarang jabatannya sudah berubah jadi manager utama.tetap saja perusahaan tempat ia bekerja sudah tak akan mampu ia miliki seutuhnya.egonya bahkan ambisinya kadang sangat berlebihan.terlebih setelah perceraiannya dengan Riri. membuat ia menjadi lelaki yang terlalu berambisi untuk memiliki apapun yang ia mau.
di perusahaan Lee Zhi Han terlambat masuk kerja, ia bangun sangat siang tentu saja membuat para karyawan bertanya tanya terlebih lagi ini baru pertama kalinya ia sangat terlambat.
dan tepat jam 11 siang ia baru sampai di perusahaan, yang anehnya saat ia melewati lobi resepsionis semua karyawan memandangnya dengan pandangan yang ingin menertawakannya, bahkan saat ia menemui pengawal pribadinya, pengawal Kwang yang bukannya menyambut tuannya tapi langsung tertawa garing.
"Jinan bam-e sajang-i han il (apa yang bos lakukan semalaman tadi")".tanya pengawal Kwang sambil menutupi mulutnya karena ia telah lancang menertawakannya.
"Weisheme he wo zai yiqi #bahasa mandarin#"(kenapa denganku).jawab Zhi Han penasaran.
yang sambil terus berjalan langsung menuju lift khusus ke lantai tujuh perusahaannya.
"neoui nun-eun bichamhan paendeowa gatda "(mata anda seperti panda yang merana) lanjut pengawal Kwang dengan logat korsel.seketika Zhi han mencoba berkaca di celah dinding lift. dan sesampainya di ruang kantornya segera ia masuk kamar mandi khusus untuknya dan melihat di cermin.
"OMG". setengah berteriak ia memperhatikan wajah nya yang terlihat sayu kelelahan karena tak tidur semalaman, tentu saja itu seperti mata panda. pantas karyawannya memandangnya penuh keanehan, ternyata ia sangat lucu apabila matanya terlihat seperti panda yang merana.
"Agasshi apa anda sudah memikirkan matang matang tentang rencana pernikahan ini." Tanya Uncle lee antusias ingin tau apa yang di fikirkan nona majikannya ini.
"yup!..hanya ini satu satunya cara,aq terlalu berambisi kuat Uncle,saat ini yang aq fikirkan hanya sebuah kemenangan" jawab Riri.
"Agasshi saya mengerti keinginan anda,tapi pernikahan harus dilandaskan perasaan percaya,apakah agasshi mempercayai orang itu".tanya Uncle lee lagi pada riri yang duduk santai dikursi kerjaannya sambil sesekali membaca satu persatu dokumen yang di bawakan Nona Xiou tadi.
"saya yakin uncle".jawabnya sambil tersenyum ringan.
uncle lee yang mendengarnya merasa sedikit lega walau ia belum mengetahui lelaki mana yang dimaksud Nona majikannya.segerabia pamit dari ruangan kantor Riri.
Riri yang memperhatikan tingkah dan kata kata Uncle lee sangatlah aneh.sepertinya uncle menentang pernikahannya ini.tentu saja ini tak seperti biasanya uncle lee seperti itu.
sore ini riri tak mendapati Zhi Han diseberang kantornya.riri khawatir pria itu menolak ajakan kerjasamanya.terlebih lagi ini sudah empat hari setelah ajakan itu Riri ajukan pada Zhi Han.kalau ini terjadi riri akan sangat kebingungan siapa lagi yang mau menjadi partnernya.riri tau yang ia ajukan mungkin akan ada resiko nantinya. tapi hanya ini caranya agar bisa meraih kemenangan dalam kompetensi itu.
segera riri raih handphonenya dan menuliskan massenge ke pria itu.
" kau dimana,aq di teras depan ruangan kantor tepat di seberang kantormu."
lama tak ada sahutan massenge dari pria itu. riri sangat kebingungan yang ia lakukan sedari tadi hanya duduk kemudian berdiri dan mondar mandir tak jelas.
"hey...".tiba tiba suara pria dari kejauhan memanggilnya.
"aku diseberang mu sekarang,ada apa". Jawabnya membalas massenge Riri.
Riri yang membacanya segera membalas massenge tersebut.
"apa kau sudah memutuskan menerima ajakan ku".lanjut riri membalas massengenya.
"tentu aq sudah memutuskannya..ayo bertemu kembali ke cafe strawberry kemarin".
"ok".balas riri sambil melambaikan tangan dan tersenyum senang.
Zhi Han terpana melihat senyuman itu,begitu manis sampai sampai ingin rasanya ia mendatangi dan memeluknya bahagia.senyumannya serasa seperti taburan gula pasir di hati Zhi Han,bukan hanya manis namun seperti ada serpihan Cristal yang indah.ingin rasanya ia segera memiliki wanita ini.
rasa sabarnya sepertinya sudah berbatas.
segera wanita yang dihadapannya meninggalkan pandangan Zhi Han di kejauhan.Riri yang melihat lelaki itu memberikan balasan senyumannya rasa tak kuasa ia tahan.seperti merasakan sesuatu,namun segera saja ia buyarkan perasaan sesuatu itu.walau itu senyuman maut yang tak bisa Riri tolak. karena saat ini hanya kompetensi besar yang riri fikirkan.