Chereads / Aisyah Wanita yang hadir dalam mimpi Rasulullah / Chapter 31 - Hijrah Dan Pertemuan (4)

Chapter 31 - Hijrah Dan Pertemuan (4)

Ketika mereka memasuki gua pun, kelembutan hati ayah mendadak kembali diselimuti kekhawatiran. Untuk menutupi semua lubang di gua sehingga ular maupun hewan-hewan lain tak dapat masuk, ayah menyobek kainnya menjadi beberapa bagian kemudian menggunakannya sebagai penyumpal. Namun rupanya kecemasan beliau tetap muncul sampai kain terakhir yang digunakannya untuk menutup lubang habis, sementara masih ada satu lubang tersisa. Ayah kemudian duduk di bagian tanah yang sempit dan menutup lubang terakhir dengan kakinya.

Rasulullah ingin meletakkan kepalanya di pengakuan ayahku, kemudian Rasulullah tidur dengan penuh keyakinan kepada Allah. Meskipun dia tertidur, hatinya tak pernah tidur sepenuhnya. Hati Rasulullah selalu terbangu. Tepat pada saat itulah seekor ular muncul dari lubang yang ditutup ayah dengan kakinya dan kemudian menggigit kakinya.

"Ya Allah....," ucap ayah sambil menggigit bibirnya menahan sakit.

Seorang nabi tertidur di pengkuannya... Nabi seluruh alam. Ayah bertahan diam penuh keringat agar tidur Rasulullah tak terganggu. Sekali lagi ular itu menggigit kaki ayahku.

"ya Allah....," ucap ayah sekali lagi.

Saat itu hatinya seakan-akan panas seperti tungku, bahkan dia bergetar takut suara hatinya itu membangunkan Rasulullah. Dan ketika ular itu menggigit kakinya untuk ketiga kali, ayah kembali mengucap, "ya Allah...." Ia tak dapat menahan air mata sampai butiran air mata itu jatuh di wajah Rasulullah.

"pittt...."

Butiran air mata itu membangunkan Rasulullah.

Ketika bangun dari tidurnya, Rasulullah tersenyum kepada ayah seperti daun-daun yang bermekaran di waktu fajar.

Tepat pada saat itulah mereka perlahan-lahan mendengar langkah-langkah para pencari jejak mendekat ke arah gua. Ayah jadi sangat gelisah.

"Ya Rasulullah, jika mereka menunduk, mereka akan melihat kita."

"jangan takut," ucap Rasulullah kepada sahabatnya. "Di antara dua kekasih, yang ketiga adalah Allah... Apa kau percaya itu? Kita adalah dua sahabat dan yang ketiga adalah Allah. Apa yang bisa mereka lakukan kepada dua sahabat Allah?"

Pada saat yang bersamaan, di depan pintu masuk gua itu mendadak muncul seekor merpati dan di pintu masuk gua terdapat laba-laba dengan sarangnya. Para pencari jejak yang melihat itu berpikir jika burung merpati dan sarang laba-laba ada disini tentu mustahil ada seseorang di dalam gua ini. Karena itu, mereka mengabaikan keinginan untuk memeriksa dan terus mencari jejak kaki menjauh dari gua.

Gua Tsur merupakan tempat kasih sayang Abu Bakar, ayahku....

Zikir dan doa yang mereka lantunkan di gua itu mengangkat tirai kecemasan, seolah-olah jalan menuju kebenaran telah digali ke dalam hati mereka. Seluruh cinta telah jatuh ke jalan kesetiaan.

Tsur, sebuah gunung yang di rindukan oleh seluruh cinta. Tsur adalah simbol kasih sayang, kesetiaan, dan terusir. Semua terukir di sana. Cinta-cinta yang ada padaku juga terukir disana.... Tsur, sumpah tauhid.

"La tahzan.... Innallaha ma'ana..."

"janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita."

Ucapan Rasulullah ini menjadi penenang bagi ayahku. Ketenangan turun ke hati Abu Bakar.

"Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya, (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrik Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah), dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita. ' Maka Allah menurunkan ketenangan kepada Muhammad dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya. Al-quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah maha perkasa lagi maha bijaksana. ". (At-Taubah, 40).

" Tsaniats naini... " salah seorang dari dua orang.

Ayahku dalam penjelasan Al-quran adalah" kedua, " kedua dari dua orang.