Chereads / The Playboy's Baby [Sudah Terbit] / Chapter 4 - Bab 4 - Must see her

Chapter 4 - Bab 4 - Must see her

Unedited

Sudah hampir dua bulan semenjak Brandon melihat wanita yang mencampakannya, di supermarket. Karena ingin sekali bertemu lagi dengan wanita itu, setiap hari, mau siang atau malam, panas maupun hujan, Brandon selalu meluangkan waktunya ke supermarket tempat dia melihat wanita itu.

Dengan harapan bisa bertemu dengan wanita itu lagi.

Malam ini juga Brandon sedang berada di supermarket tempat dia melihat wanita itu. Dia mengatur topi yang dipakainya agar wajahnya sedikit tertutupi. Brandon juga memakai masker agar penampilannya lebih mendukung. Orang-orang yang melihatnya hanya berpikir bahwa Brandon sakit.

Dia tidak mau identitasnya dikenl orang. Dulu, belum semenit saja Brandon masuk supermarket, orang-orang sudah mengerumuninya. Brandon sampai meminta bantuan security untuk keluar dari kerumunan orang-orang tersebut. Dia tidak bisa bergerak dengan bebas jika identitasnya di ketahui orang. Dia tidak mau kejadian seperti itu terulang lagi.

Jika jadwal Brandon tidak padat, dia selalu menyisihkan waktu setengah jamnya di supermarket ini hanya untuk berpatroli saja.

Sungguh menyedihkan, bukan?

Seorang selebriti menyamar hanya untuk bertemu dengan seorang wanita. Seorang wanita yang bahkan dia saja tidak yakin kalau wanita itu masih mengingatnya.

Walaupun sampai hari ini wanita tersebut tidak pernah terlihat lagi, Brandon dengan sabar tetap menunggu. Entah kenapa dia ingin sekali bertemu dengan wanita itu lagi.

Merasakan bahwa wanita tersebut tidak akan mucul, Brandon kecewa. Dia pun berjalan keluar supermarket dengan langkah kaki berat. Dirinya kalau di lihat sudah seperti stalker yang ingin sekali bertemu dengan idolanya. Sangat terbalik dengan image dan kehidupannya.

Seumur dia hidup, Brandon tidak pernah menunggu wanita sampai seperti ini. Baru kali ini dia seperti ini. Itu pun karena wanita itu. Wanita yang satu-satunya mencampakan dirinya.

Awas saja kalau bertemu.

Semenjak dia bertemu wanita itu di Bali, Brandon tidak bisa lagi memikirkan wanita lain selain dia. Wanita tersebut selalu ada di pikirannya. Brandon sudah berusaha dengan keras melupakan wanita tersebut, tetapi sosok wanita itu selalu saja muncul dengan tiba-tiba di hadapannya.

Setiap kali Brandon melihat perempuan dengan rambut hitam pendek membelakanginya, dia selalu saja menghampiri wanita tersebut. Berpikir wanita itu adalah wanita yang sangat ingin ditemuinya itu.

*******

Brandon sekarang sedang berada di studionya. Dia dan anggota bandnya sedang rehearsal buat pertunjukan mereka. Brandon menuangkan semua perasaannya dengan menyanyikan lagu terbaru yang diciptakannya itu.

"Mantep bro liriknya" ucap Ferrel memukul pundak Brandon pelan.

Lirik lagu tersebut dibuat bukan saat dia di Bali melainkan pada saat di pulang dari Bali.

"Thanks, man" balas Brandon sambil memainkan gitar elektronik yang dipegangnya. Ferrel pun berjalan meninggalkannya setelah mendapatkan sebuah panggilan telepon.

The Storm terdiri dari empat orang. Angga sebagai drummer, Ferrel sebagai gitaris, Daniel sebagai bass dan dia, Brandon sebagai vokalis band.

The Storm sudah lima tahun bergelut di dunia musik. Brandon dan Angga sudah dari SMA berteman baik. Waktu SMA dulu, mereka berdua sudah mulai terjun di dunia musik. Mereka berdua juga dulunya memiliki band sendiri waktu SMA. Dan kesukan mereka bermain musik berlanjut sampai mereka kuliah.

Brandon dan Angga bertemu dengan Ferrel dan Daniel pas semasa kuliah dulu. Usut-perusut ternyata hobby mereka berempat sama, sama-sama suka main musik. Akhirnya mereka memutuskan untuk ikut audisi band pemula yang dibuat oleh sebuah agensi yang cukup terkenal. Pucuk di cinta, band mereka ternyata menang. Dari situlah nama The Storm mulai dikenal oleh banyak orang.

Brandon sampai sekarang masih tidak percaya bahwa mimpinya menjadi seorang penyanyi atau musisi bisa tercapai. Ayahnya dulu sempat melarang dan tidak menyetujui keinginan Brandon itu.

Ayah Brandon ingin Brandon melanjutkan perusahan keluarga mereka. Tapi Brandon tidak mau. Dia menolak. Dia sampai berdebat besar dengan Ayahnya akan mimpinya itu. Alhasil karena melihat Brandon yang begitu bersungguh-sungguh, hati Ayah Brandon pun luluh. Dan perjuangan Brandon pun membuahkan hasil.

Dia tidak menyerah akan mimpinya itu.

Make it happen. Shock everyone.

Itulah yang selalu menjadi moto Brandon dari dulu. Moto itu membawanya sampai disini.

Daniel yang tadinya sedang berbicara dengan Angga, datang menghampirinya.

"Man, liriknya dalem banget. Mang siapa si orangnya, Brand?" tanya Daniel tersenyum menyindirnya. Brandon bisa melihat dari mata temannya itu bahwa Daniel sangat penasaran mengenai sosok yang ada di lirik lagu terbaru yang ditulisnya itu.

"Siapa apa maksud lo, Dan?" Brandon balik bertanya, pura-pura tidak tahu akan maksud dari temannya itu. Dia ingin membuat Daniel itu semakin penasaran.

"Cieeciee, pake pura-pura kaga tau lagi. Bilang aja bro, siapa si tu cewek?" Daniel menyenggol bagian samping tubuh Brandon. Brandon hanya tersenyum menanggapi sahabatnya itu.

"Siapa juga yang bilang dia itu cewek" Brandon pura-pura serius.

"Lah, nggak perlu elo bilang aja gue tau kalo dia itu cewek" Daniel membalasnya terlihat sangat yakin dengan apa yang baru saja dia katakan.

Brandon diam. Dia hanya memainkan nada lagu dari lagu terbaru yang diciptakannya pada gitar elektronik yang dia pegang.

"Pantesan, akhir-akhir ini gue jarang ngeliat foto elo muncul lagi di majalah. Biasa kan tiap minggu, wajah elo bareng cewek pasti muncul menghiasi semua majalah di Indonesia ini" Daniel menjelaskan dengan merentangkan tangannya, melebih-lebihkan.

"Elo kalo ngomong ngaca dulu, Dan. Parahan elo daripada gue" Balas Brandon jujur setengah kesal. Dia kemudian berjalan mengambil botol air minum yang terletak diatas meja lalu meneguknya habis.

Bisa di bilang semua anggota bandnya itu termasuk dia, adalah pria yang selalu suka gonta-ganti pacar. Brandon tidak pernah merasa bangga akan hal itu. Dia tahu dia laki-laki bajingan dan brengsek. Brandon sudah tidak bisa lagi menghitung berapa mantan pacarnya.

Sikap mereka berempat yang sering gonta-ganti pacar membuat mereka menyandang predikat playboy cap buaya. Meskipun begitu, para wanita tetap saja ingin mendeketi dan menjadi pacar mereka. Jadi bukan salah mereka jika mereka banyak memiliki mantan pacar. Perempuan yang mendekati mereka banyak.

"Eitss, gue nggak parah kayak elo kali. Palingan gue sebulan baru muncul, kalo lo kan biasanya tiap minggu udah muncul di infotaiment gitu, Brand" bantah Daniel.

"Sotoy lu, Dan"

Parahan elo kali, Dan. Ya, memang elo eggak sering masuk majalah sama infoteiment. Tapi gue tau kalo elo itu orangnya lebih parah dari gue. Elo itu nggak pernah mau komit. Elo jalan sama cewek cuma mau manisnya doang. Setelah selesai, tu cewek elo tinggalin begitu aja.

Daniel hanya menertawainya. Brandon menggeleng-gelengkan kepalanya melihat sifat teman bandnya itu.

"Btw, Laura nyariin lo kemarin pas gue ke tempat biasa" Daniel menaikan kedua alisnya berulang kali menatap Brandon tersenyum.

Brandon mengerutkan dahinya berusaha mengingat siapa Laura yang di maksudkan Daniel.

Melihat Brandon yang sedikit kebingungan, Daniel berdecak.

"Luara yang tinggi, putih, cantik, anaknya konglomerat itu" ucap Daniel menjelaskan ciri-ciri Laura pada Brandon. Sosok Yang digambarkan Daniel itu sama sekali tidak terlintas dipikirannya.

"Gue nggak inget"

"Cewek cantik begitu nggak lo inget. Kalo elo nggak mau, buat gue boleh?" tambah Daniel tersenyum licik, lalu mulai mengetik sesuatu pada ponsel yang dipegangnya itu.

Brandon melemparkan botol minuman yang sudah kosong ke wajah Daniel, "Perempuan itu bukan barang yang bisa lo minta, Dan"  Brandon menceramahi temannya itu.

"Huh? Lo Brandon Rivaldo Sutomo kan? Elo yang asli kan bukan KWnya?" tanya Daniel terlihat serius kebingungan.

Brandon sendiri juga bingung dengan dirinya. Dia tidak pernah sama sekali bersikap atau berbicara seperti apa yang dikatakannya tadi kepada Daniel.

Dia itu laki-laki brengsek. Tidak berhak menceramahi Daniel. Apalagi kalau sifat dan kelakuan mereka hampir sama. 11-12. Mana berhak dia menceramahi Daniel. Dirinya saja seperti itu.

"Gue yang asli, kampret"

"Beneran lu yang asli?"

"Lo cek aja sendiri" Brandon setengah jengkel dengan pertanyaan temannya itu. Daniel pun berjalan menghampiri Brandon dan mulai mengangkat baju Brandon.

"Lo ngapain sih?" tanya Brandon menepis tangan Daniel yang mulai mengangkat bajunya.

"Tadi kata elo di suruh cek. Ini juga mau gue cek" jawab Daniel berusaha menyembunyikan tawanya itu. Tidak tahan melihat ekspresi Brandon yang terlihat kesal, Daniel pun langsung tertawa terbahak-bahak.

Brandon menatap Daniel dengan tatapan tajam tidak suka, "Sialan lo, Dan"

"Sorry bro, gue cuma heran aja sama elo. Lo kayaknya berubah deh" ucap Daniel serius memperhatikan Brandon. Tawanya sudah berhenti.

"Berubah gimana maksud elo? tambah ganteng? atau kayak superman gitu ?" Brandon tersenyum bercanda menanggapi pernyataan Daniel.

"Idihh, maunya. Kaga kampret. Bukan superman. Elo kayak gollum di The lord of the rings " Sanggah Daniel cepat menatapnya jijik tidak lupa menyindir Brandon.

"Gue serius, man. Semenjak lo balik dari Bali, lo itu kayak berubah. Lo nggak pernah gue liat jalan lagi sama perempuan, diajakin ke tempat biasa juga elo-nya malah nolak. Kerjaan lu itu cuma di studio mulu. Angga sama Ferrel juga, mikirnya sama kayak gue. Apa lagu baru elo itu ada hubungan sama perubahan lo ini?" Daniel tiba-tiba bertanya dengan wajah serius dan penasaran. Brandon pun langsung meletakan gitar yang dia pegang di kursi.

Brandon mendesah. Dia mengusap wajahnya yang lelah dengan tangannya. Dia ingin sekali mengatakan semuanya. Dia ingin mencurahkan isi hatinya.

Mungkin ni anak bisa bantu, gue. Siapa tau aja pas gue cerita sama ni anak, gue bisa dapat solusi yang bagus mengenai apa yang terjadi sama diri gue selama dua bulan ini.

Melihat Daniel yang terus memperhatikannya, akhirnya Brandon memutuskan untuk menceritakan semuanya.

***********

"Itu cewek cantik banget ya, Brand?"

"Menurut mata gue sih begitu" jawab Brandon seadanya.

"Pantesen aja elo kayak orang linglung begini"

"Nyesel gue ngomong sama elo, Dan" omel Brandon.

"Gue serius kali, Brand. Mungkin aja elo jatuh cinta pada pandangan pertama. Wah, ini berita besar kalo beneran" Daniel tersenyum lebar. Matanya bersinar. Daniel sudah tidak sabar ingin memberitahukan berita besar ini pada Angga dan Ferrel.

Brandon mulai memijat pelipisnya, pusing dengan temannya ini. Bukannya solusi yang dia dapatkan dari Daniel, malah omong kosong yang keluar dari mulut temannya ini.

"Gak mungkin, Dan. Gue gak mungkin jatuh cinta sama itu cewek" bantah Brandon, tertawa tidak percaya.

"Elo yakin, Brand?"

Pertanyaan Daniel membuat Brandon berpikir kembali.

Enggak mungkin. Gue? Jatuh cinta pada pandangan pertama? sama cewek itu? gak mungkin !!

Dia sebenarnya tidak pernah percaya dengan cinta pada pandangan pertama. Menurut Brandon, hal itu terlalu klise. Cuma orang yang sangat desperate banget dengan cinta yang bisa seperti jatuh cinta pada pandangan pertama.

"Nggak. Nggak mungkin gue jatuh cinta sama cewek itu"

"Terus yang terjadi sama elo ini karena apaan? Nggak mungkin kan itu cewek santet elo sampe elo eggak bisa ngelupain dia? kalo bukan jatuh cinta, terus ini namanya apaan?"

"Tertarik?"

Brandon mulai berdebat dengan hatinya. Dia masih tidak percaya bahwa dia sedang jatuh cinta. Mungkin jika dia bertemu lagi dengan wanita tersebut, pikirannya tidak akan kacau seperti ini. Ya, itu dia. Brandon bertekad untuk menemukan wanita tersebut. Cuma wanita itu satu-satunya cara agar Brandon bisa kembali seperti dirinya yang dulu lagi.

Reputusi gue bisa hancur kalo guenya kayak gini. Bayangin gue jatuh cinta aja, guenya aja udah merinding. Nggak mungkin banget gue yang seorang playboy bisa jatuh cinta, apalagi pada pandangan pertama.

Dia berpikir jika dia bertemu dengan wanita tersebut perasaannya akan jelas. Dia bertekad menemukan wanita tersebut agar dia bisa terbebas dari perasaannya yang tidak karuan ini. Dia hanya butuh bertemu dengan wanita tersebut satu kali saja. Dia hanya ingin memastikan semuanya. Dia berharap setelah dia bertemu dengan wanita itu, dia bisa kembali seperti sebelum dia mengenal wanita itu.

Gue musti ketemu sama tu cewek !!