Chereads / The Playboy's Baby [Sudah Terbit] / Chapter 5 - Bab 5 - Meeting

Chapter 5 - Bab 5 - Meeting

Unedited

Sarah saat ini sedang berada di Rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan rutin kandungannya. Kandungannya sekarang memasuki usia lima bulan. Sarah duduk diam sambil menunggu giliran namanya dipanggil. Bosan karena lama menunggu, dia pun mengeluarkan Iphone keluaran terbaru yang baru di belinya. Dia mulai mengecek sosial medianya dan membaca status yang di update teman-temannya. Tidak lupa juga dia membalas pesan dari Reno dan Erin.

Selesai membalas pesan, Sarah lalu membuka aplikasi game dan mulai memainkan permainan angry birds miliknya. Sementara asik membidik salah satu angry birds, namanya tiba-tiba di panggil.

"Sarah Indira. Ibu Sarah Indira" ucap seorang suster memanggil namanya kencang sambil melihat ke arah kursi tempat pasien duduk menunggu.

"Ya. Saya" Sarah mengangkat tangannya, berdiri dan berjalan ke arah suster yang baru saja memanggil namanya.

Sarah pun langsung memasukan handphonenya ke dalam tas dan mengikuti suster tersebut.

Begitu Sarah masuk ke ruangan dokter, dokter kandungan Sarah, Dokter Mila tersenyum menyambutnya.

"Silahkan duduk, Bu Sarah"

"Terima kasih dokter" Balas Sarah yang duduk di depan meja dokter Mila.

"Bagaimana kondisi anda? ada yang tidak nyaman?" tanya dokter kandungan Sarah tesenyum begitu bertatapan dengan Sarah.

"Saya baik-baik saja, dok" jawab Sarah kemudian mulai memeriksakan kondisi janin-nya.

"Janin-nya sehat. Wajahnya mulai terbentuk. Pergerakannya juga mulai aktif. Dia juga sudah bisa mendengar" jelas dokter kandungan Sarah sambil memeriksa perut Sarah.

Ujung bibir Sarah terangkat, tersenyum mendengarkan.

Dokter Mila, dokter kandungan-nya merupakan salah satu dokter kandungan terbaik di Indonesia. Sarah ingin anak dalam kandungannya ini, mendapatkan yang terbaik.

Tiga bulan lalu setelah Sarah mengetahui bahwa dia sedang mengandung, orangtuanya menyarankan Sarah untuk langsung memeriksakan kandungan-nya ke dokter. Semula Sarah memang berniat untuk pergi ke dokter kandungan. Dia ingin memeriksakan keakuratan kehamilannya itu.

Waktu itu dia berharap agar hasil test-pack-nya salah, dia berharap bahwa dirinya tidak positif hamil. Tapi harapannya harus pupus di tengah jalan begitu dokter memberikan selamat kepadanya setelah mengetahui bahwa Sarah memang seratus persen positif hamil. Dia hanya bisa berserah kepada yang diatas, akan apa yang akan terjadi pada dirinya selanjutnya.

Dari hasil pemeriksaan, dokter Mila mengatakan bahwa kondisi kesehatan janinnya baik-baik saja. Sarah juga disuruh untuk datang kembali melalukan pemeriksaan bulan depan. Dan untuk selalu menjaga kesehatan Sarah dan janin-nya.

***********

Setelah selesai melakukan check up, Sarah tidak berlama-lama di rumah sakit. Dia langsung berjalan ke arah tempat mobilnya di parkir dan tancap gas, pergi.

Tiga bulan lalu ketika dia memberitahukan kepada Dimas bahwa dirinya sedang hamil, Dimas sangat kecewa. Dimas marah tapi hal itu tidak terlalu diperlihatkan-nya.

Hubungan Sarah dan Dimas sebenarnya bukan seperti hubungan sepasang kekasih pada umumnya.

Ya, walaupun bisa di bilang mereka berdua berpacaran, tapi mereka berdua tahu dengan benar kalau mereka berdua sama sekali tidak saling mencintai.

Dan itu tidak masalah bagi mereka berdua yang merupakan seorang workaholic. Yang hidupnya lebih mementingkan karir mereka daripada kehidupan pribadi mereka.

Tiba-tiba siaran radio yang sedang Sarah dengar ternyata akan memutar lagu terbarunya The Storm lagi. Seorang pendengar meminta untuk diputarkan lagu terbaru dari The Storm.

Sarah seketika mengerutkan keningnya begitu mendengar band tersebut. Dia tidak tahu bahwa penggemar mereka ternyata banyak juga.

Sampai sekarang, Sarah masih penasaran dengan vokalis band The Storm yang suaranya terdengar familiar di telinga Sarah. Tapi Sarah bukan tipe orang yang mau membuang waktu berharganya hanya untuk hal sepele seperti mencari tahu vokalis dari band The storm.

Sorry, dia tidak punya waktu untuk hal itu.

Tapi ketika penyiar radio tersebut menjelaskan tentang lagu terbarunya The Storm, Sarah dengan sedikit tertarik mulai mendengarkan.

Dengan hati-hati Sarah mengendarai mobilnya sambil mendengar penjelasan penyiar radio tersebut.

Single terbaru The Storm yang berjudul Merindukan Mu pun akhirnya mulai terdengar di dalam mobil Sarah.

Alunan musik yang lembut membuat Sarah seketika ikut menganggukan kepalanya mengikuti irama musik.

Melihatmu membuatku merasakan sesuatu yang tidak pernah ku rasakan

Kau membawa warna baru dalam hidupku

Kehandiranmu membuat hidupku lebih berwarna

Aku mencoba membuka mataku, berharap kau ada disamping ku

Bukan dirimu yang kulihat tapi hampa yang ku rasakan

Dimanakah dirimu wahai wanita pujaanku

Aku merindukan mu

Merindukan mu setengah mati

Merindukan mu dengan segenap hati ku

Sangat sering merindukan mu

Sering kali aku tersenyum memikirkan mu

Mengingat bagaimana pertemuan kita

Pertemuan yang menyatuhkan kita

Dimanakah dirimu

Aku ingin bertemu

Aku merindukan mu

Merindukan mu setengah mati

Merindukan mu dengan segenap hati ku

Sangat sering merindukan mu

Sarah merinding begitu selesai mendengar single terbarunya The Storm. Dia memang sudah mendengarnya. Tapi mendengarnya sekali lagi membuat Sarah mangakui bahwa lagu mereka lumayan bagus.

Musiknya terdengar lebih ke arah akustik. Drum-nya dimainkan dengan pelan dan lembut. Tidak seperti drum pada umumnya yang dimaninkan secara keras dan berisik. Gitarisnya juga baik sekali memainkan gitarnya.

Dari liriknya, Sarah bisa merasakan bahwa penulisnya itu sangat merindukan sosok seorang wanita. Mungkin pacarnya.

Vokalisnya juga bagus dalam membawakan lagu itu. Terdengar sangat menjiwai.

Sarah sampai ikut terbawa emosi ketika mendengarnya. Tanpa dia sadari, air matanya sudah mengalir sedikit. Dia lalu mengusapnya dengan tangannya. Kehamilannya itu membuat emosinya cepat berubah.

Walaupun sampai sekarang Sarah tidak tahu keberadaan Ayah dari anak yang dikandungnya ini, tetapi dia tidak pernah merasa sedih jika dia harus mengurus anaknya sebagai single parents.

Sarah lebih suka jika pria tersebut tidak muncul lagi di kehidupannya. Sarah juga memang tidak berencana untuk mencari pria tersebut. Dia sama sekali tidak ingin mengatakan tentang kehamilannya ini pada pria aneh yang tidak di kenalnya itu.

Menurut Sarah, pria itu adalah orang asing dalam kehidupannya. Dia tidak tahu apa-apa tentang pria itu. Dia tidak tahu bagaimana sikap dan prilaku pria tersebut. Baik atau tidak.

Pria itu juga belum tentu akan menerima anak yang ada di dalam kandungan Sarah. Sarah berpikir bahwa mungkin lebih baik dia mengurus anak-nya sendiri.

************

Dari rumah sakit Sarah langsung kembali ke apartementnya. Tubuhnya terasa lemas dan letih. Dia memutuskan untuk mandi dengan air panas. Setelah segar, Sarah pun pergi ke dapur untuk makan malam.

Kehamilan-nya membuat Sarah mudah lapar. Tiap jam dia selalu ingin makan. Untung saja, berat badannya tidak terlalu bertambah.

Di usia kandungan-nya lima bulan, badan Sarah tidak melar atau menjadi gemuk. Hanya perutnya yang membesar. Jika orang tidak melihat perut Sarah yang besar, mereka tidak akan menyadari bahwa Sarah sedang hamil.

Walaupun begitu, Sarah selalu memperhatikan kondisi janin-nya. Dia selalu minum susu khusus buat ibu hamil.

Ketika Sarah ingin membuat susu, ternyata susu-nya habis. Dia lupa membelinya.

Sarah kemudian masuk ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya. Bersiap-siap untuk ke supermarket.

Sarah mengenakan baju yang nyaman baginya. Dia memakai kaos yang di lapisi sweater dan celana training hitam.

Sarah pergi ke supermarket yang paling dekat dengan apartementnya. Di supermarket Sarah langsung mencari susu yang sudah tiga bulan ini sering di minumnya.

Ketika Sarah sudah hampir membayar barang belanjaan-nya, dia tiba-tiba ingin makan es kerim

Sarah pun berbalik dan mencari tempat es kirim di jual. Dia juga tiba-tiba ingin makan rujak, untung saja di supermarket ada rujak.

Sarah pun memborong semua makanan yang ingin dimakannya itu. Belanjaan yang semula hanya susu menjadi lebih banyak karena kondisinya ini.

Sarah keluar dari supermarket dengan kedua tangannya full membawa hasil belanjaannya. Tanpa sadar ketika Sarah berjalan dia terlalu sibuk memperhatikan barang belanjaannya dan tiba-tiba menabrak sesuatu. Orang lebih tepatnya.

"Sorry" ucap Sarah menoleh pada orang yang tidak sengaja ditabraknya yang ternyata seorang pria.

Sarah tidak bisa melihat wajah pria tersebut. Pria tersebut memakai kaca mata hitam dan topi yang sedikit menutupi wajahnya.

"Elo?" ucap pria yang tidak sengaja di tabrak Sarah terdengar kaget menunjuk Sarah dengan telunjuk tangan kanannya.

Sarah memasang wajah bingung. Dia tidak tahu siapa pria yang ada di hadapan-nya ini.

"Siapa ya?" tanya Sarah mencoba mengingat pria yang ada di hadapannya ini.

"Elo kemana aja?" Pertanyaan Pria tersebut semakin membuat Sarah bingung dan tidak mengerti.

Ini orang ngomong apa sih?

"Ha?"

Tiba-tiba pandangan pria tersebut tertuju ke perut Sarah. Sarah tidak bisa melihat ekspresinya karena dia sedang memakai kacamata.

"Elo hamil?" tanya pria itu kaget melihat perut besar Sarah.

Sarah tanpa sadar mengangguk.

"Elo hamil?" tanya pria itu sekali lagi tidak melihat anggukan Sarah.

"Kalo iya memangnya kenapa?"

"Elo beneran hamil?"

"Eggak, gue pake bantal buat gedein perut gue" jawab Sarah sinis pergi meninggalkan pria tersebut.

Emosinya mulai naik.

Belum jauh Sarah berjalan, pria tersebut menariknya ke tempat yang lebih sunyi.

Sarah berusaha melepaskan dirinya dari pria itu tetapi pria itu tetap menariknya, "Lepasin. Lepasin gue. Kalo enggak lo lepasin, gue teriak" ancam Sarah serius pada pria itu.

Sarah ketakutan. Dia takut bahwa pria yang ada di hadapannya ini adalah seorang penculik atau lebih parahnya seorang pembunuh.

Melihat Sarah yang ketakutab, Pria tersebut kemudian membuka kacamata dan topinya.

Mata Sarah langsung terbuka lebar begitu melihat siapa yang ada di hadapannya sekarang.

Tepat berdiri di depan Sarah, adalah pria yang tidak ingin di temuinya. Pria yang adalah ayah dari anak yang sedang di kandung Sarah. Pria yang sudah dengan berani-nya menghamili Sarah.

Sh*t just got real !

*******