Chereads / Moonsun: Lost in Joseon / Chapter 22 - 4. Aku dimana?

Chapter 22 - 4. Aku dimana?

[Joseon, Spring 1485]

Soobin's POV

Aku membelalakan mataku seketika.

Aku melihat langit- langit yang asing.

Dimana Aku?

Aku membatin sekaligus kebingungan melihat keadaan sekitar yang amat asing. Aku merenggangkan telapak tanganku.

Apa ini? Loh bukankah ini batu yang mengenai kepalaku. Kenapa bisa aku menggenggamnya?

Aku pun memuletkan tubuhku. Kusadari jika pakaianku juga sangat aneh, sama sekali berbeda. Aku meraba seluruh tubuhku. Ini kenapa pakaianku serba putih? Aku pakai jeogeori dan chima? Tidak, aku salah, bahkan kini aku hanya memakai jeoksam dan Daesyum chima.

Aku pun segera mendudukkan diri.

Ruangan ini rasanya terlalu kecil untuk dapat disebut sebuah rumah, wajar saja rumah ini adalah rumah tradisional Korea yang bernama Hanok. Pintunya khas model geser dengan lapisan kertas bambu yang menjadi sekatan diantara kayu pintu tersebut. Lantainya juga masih terbuat dari kayu. Apakah benar kini aku sedang ada di masa Joseon?

Tiba- tiba seseorang masuk ke ruangan kecil ini.

"Soobinya... kau sudah bangun?"

Pria berpakaian hanbok tradisional Korea tersebut seketika membuatku kaget. Yang benar saja, pria memakai pakaian seperti ini setahuku hanya untuk kostum hari tertentu atau di set drama sageuk, tapi pria ini pasti berpakaian seperti ini untuk sehari- harinya.

Namun yang paling membuatku lebih terkejut lagi bukan apa- apa, melainkan wajah pria tersebut tampak sangat familiar di ingatanku.

"Soobina... Akhirnya kau sadar!" Aku tentu sangat terkejut mendengar Pria tersebut memanggilku dengan sebutan Soobin.

Aku jelas hanay planga plongo tak mengerti.

"Soobin kau kenapa?" Pria tersebut terkejut melihat ekspresiku yang juga sedang terkejut.

"Tuan... Tuan siapa? Kenapa Aku bisa disini?"

"Soobin... ini aku Yoon Oraboeni... Kau lupa kenapa kau disini? Apa jangan- jangan Kau sakit lupa ingatan? Aku akan membawakan tabib untukmu ya..."

"Cham... Chamkamanyo!" kutahan Pria yang mengaku bernama Yoon tersebut. "Aku sudah baikan... Aku akan memberitahumu siapa diriku, dan aku bukanlah Soobin..."

"Soobin, kau bicara apa sih? Jelas- jelas Kau itu Soobin."

"Iya, mungkin fisikku mirip dengan Soobin tapi aku bukanlah Soobin."

Yoon nampak sangat bingung. Ia mengernyitan dahinya.

"Aku tahu kau amat kebingungan namun aku akan membantumu menjelaskan semuanya," ujarku.

"A... Aniya... Kau pasti sedang sakit!" Yoon pun buru- buru pergi dari ruangan ini.

"Tuan..." panggilku berulang- ulang.

Pria tersebut pun pergi.

Sial Dia tak percaya kalau Aku bukanlah Soobin.

Aku harus bagaimana kalau Ia saja tak percaya jika aku bukan Soobin. Ini terlalu menyebalkan.

Yang bisa aku lakukan hanyalah melepaskan nafas panjang.

Aku pun memutuskan keluar mencari udara segar.

Aku tanpa pikir panjang membuka pintu ruangan dan langsung menghubungkan dengan teras rumah. Semua langsung tanah di depanku. Aku pun memakai alas kaki yang ada disini berbentuk flat shoes tapi empuk seperti dari bahan kain.

Aku juga memakai kaos kaki tapi bukan kaos kaki, semacam pentup kaki dari kain. Semua ini serba aneh rasanya. Belum lagi rambutku yang panjang ini, ini juga cukup menganggangu, terlebih panjangnya hingga di bawah pantat.

Apa yang harus kulakukan?

Aku pun berjalan keluar dan membuka gerbang yang tak dikunci itu.

Kulihat keadaan sekitar, jalanan yang sepi, hanya ada anak- anak yang bermain di depan rumah mereka masing- masing.

Aku pun berjaln ke arah barat.

"Soobin Agashi... Soobin Agashi..." Kudengar seseorang memanggil Soobin lagi.

Suara tersebut semakin dekat.

"Agashi..."

Aku terkejut dengan wanita yang kini sudah ada di belakangku. "Nyonya... Anda mencari saya?"

"Tentu Saya memanggil Anda Agashi..."

"Anda mengenal saya?"

"Anda bicara Apa Agashi? Ayo kembali lagi ke rumah, Anda belum sembuh. Kalau mau jalan- jalan tunggu sampai sembuh dulu ya!"

"Siapa yang sakit sih?" Aku bersikeras mengelak.

"Anda masih sakit Agashi... Aigoo... mengapa Anda tak memakai chima dan jegeori Anda?"

Aku melihat ke tubuhku sendiri. "Oh iya lupa...."

"Agashi, cepat masuk kumohon!"

Akhirnya kuturuti wanita itu dan masuk ke dalam rumah tadi.

Sang Wanita itu juga ikut masuk ke rumah ini. "Agashi... kau sedang sakit, mungkin di kepalamu terkena sesuatu yang membuatmu jadi kebingungan."

Aku hanya diam saja tak menanggapi perkataan wanita tersebut.

Tidak lama Song Yoon pun datang lagi dan benar saja Ia membawa tabib dan seorang perawat.

"Tolong periksa Teman saya ini Tabib Han."

"Baik Tuan."

Sang perawat memeriksa nadiku dengan memegangnya, kini giliran tabib memeriksa dengan mengaitkan benang ke pergelangan tanganku dibantu oleh perawat.

Ia pun berpikir sejenak.

"Tuan, Anda jangan khawatir. Dia tidak apa- apa, sakitnya sudah berangsur- angsur pulih."

"Benarkan?" Yoon nampaknya sangat penasaran. "Tapi Dia tak ingat apa- apa..."

Aku pun langsung memotong ucapan Yoon. "Maaf Yoon Eorabeoni aku bercanda tadi..."

Yoon menyipitkan matanya kepadaku. "Hah?"

"Tolong maafkan Aku. Benar kata Tabib Han, Aku sudah sangat mendingan kok!"

Aku berusaha meyakinkan Yoon.

Akhirnya Yoon pun percaya dan menyuruh sang tabib kembali pulang. Aku pun bernafas lega.

Kini tinggalah aku dan Yoon berdua di ruangan. "Soobina... Kau kenapa tadi?"

Akhirnya Aku pun memutuskan membicarakan soal ini pelan- pelan kepada Yoon, aku harusnya sadar jika aku becerita langsung akan seperti bom.

"Aku mau tanya ya... ini tahun berapa?"

"1485 tahun matahari."

"Lalu Raja yang berkuasa siapa?"

"Raja Seonggyu."

"Kau bekerja sebagai apa?"

"Aku pengawal istana."

Aku terkejut dan geleng- geleng. "Wah hebat juga ya!"

"Maksudmu apa?"

"Hehehe..."

Aku pun tersenyum. Melihat pria ini, jelas- jelas dia mirip sekali dengan pria yang kukenal, Ia dia mirip dengan Derell. Jangan- jangan Dia...

"Ini batu giokmu, simpan baik- baik jangn smpai hilang!"

Aku terkejut. "Batu giok?"

"Soobina... kau kenapa sih?"

Aku lagi- lagi kelimpungan. Ada apa sih sama batu giok ini? Ini tuh benda sialan yang bikin aku sial bisa ada disini.

"Ani... Tidak apa- apa."

"Tuan... Kau benar- benar tak percaya kalau aku bukan Soobin?"

"Lalu kau siapa?"

"Anda terserah mau percaya atau tidak..."

"Aku akan dengarkan, tapi aku boleh memilih untuk percaya atau tidak ya..."

Aku mengangguk. "Tentu saja boleh!" ujarku dengan semangat.

"Aku..."

"Aku kenapa?"

"Aku mungkin adalah penjelajah waktu."

Tiba- tiba Song Yoon tertawa.

"Kau tak percaya?"

"Aku punya pilihan tak percaya kan?"

Aku meliriknya dengan tatapan sinis.

"Iya, itu hakmu mau percaya atau tidak..."

Yoon sepertinya melunak. "Maaf, Aku tidak bermaksud membuatmu kesal tapi... aku harap kau menjadi Soobin yang sebelumnya, sejujurnya meliht tingkah lakumu ini... aku tak percaya jika kau benar- benar Soobin yang kukenal."

Aku pun tersenyum sumringah.

"Nah gitu dong daritadi! Aku memang buka Soobin. Aku itu..."

"Soobin, aku mengerti..." Tiba- tiba Yoon memotong pembicaraanku lagi. "Akibat kehilangan orang tua dan kakak- kakakmu, kau menjadi seperti ini... Aku seharusnya lebih banyak punya waktu untuk bermain bersamamu... Aku tahu kau sangat sedih dan hampir depresi..."

Batinku. Loh, loh, loh... apa- apaan ini? Jangan bilang kalau dia nyangka aku gila? ANDWAEEEE....

**

*Chima= rok bawahan hanbok terluar

*jeogeori= atasan terluar pada hanbok

*jeoksam= atasan dalaman berbahan tipis dan berwarna putih pada hanbok yang bentuknya baju atasan (bentuknya seperti jeogeori)

*Daesyum chima= rok dalaman hanbok berwarna putih yang bentuknya berlipit- lipit.

*Sageuk= drama Korea bertema kolosal

*Agashi= Nona

*Orabeoni= sebutan kakak laki- laki untuk perempuan