Jodoh itu enggak mungkin ke tuker. Tapi...,
Mungkin kesalip
Mungkin ketikung
Mungkin dilamar orang
Mungkin ditinggal nikah
-Jomblo nungguin jodoh-
©
Tria menatap risau pada kedua tangannya yang saling bertaut, perasaan tidak enak hati muncul sejak Bu Prita menelponnya. Bu Prita mengajak Tria makan siang bersama, namun tentu saja tanpa Gean.
"Gimana kelanjutan hubungan kamu sama Hilman?"
Feeling Tria tidak pernah meleset memang, sejak awal Tria tahu pasti Bu Prita ingin membahas perkembangan hubungannya dengan Hilman. Awalnya hanya ada obrolan ringan, memilih menu lalu makan dengan khidmat.
Setelah semuanya, inilah inti dari pertemuanya.
"Ya gitu, Tan. Yang jelas kita baik-baik saja Tante," Tria menggigit pelan bibir bawahnya, kenyataanya hubungan dirinya dan Hilman memang baik. Namun untuk melanjutkan kehubungan yang lebih serius, Tria masih tidak bisa.
"Kamu suka Hilman?" pertanyaan Bu prita ini sungguh membuat lidah Tria kelu, "Kenapa saya menjodohkan dia dengan kamu, karena saya percaya kamu adalah perempuan baik yang tepat buat dia. Saya enggak mau Hilman salah pilih, maka kamu adalah jawabanya."
Tenggorokan Tria rasanya seperti tersumbat, ia hanya bisa mengangguk dengan senyum canggung.
"Kalian berdua sama-sama sudah dewasa, sudah tau harus bagaimana. Tante cuman bisa mendoakan supaya kalian berjodoh," kata Bu Prita. Terdengar tanpa beban sama sekali ia mengucapkannya.
Bagaimana Tria bisa mengatakannya, karena ia masih belum mencintai Hilman.
"Kamu tahu sendiri kalau cinta itu enggak cukup untuk jadi dasar keinginan rumah tangga, Tante harap kamu mau menjalaninya dengan Hilman."
Mari kita berkaca pada diri sendiri, ketika kita mencintai orang lain setelah beberapa lama. Datang seorang pria asing yang mengatakan jika ingin menjalin hubungan serius namun kita tidak mencintainya, akan sangat sulit membuat keputusan.
Karena bagaimanapun hati kalian pasti sudah terikat pada satu orang, begitupun Tria. Ia bukannya tidak mampu melupakan Gean, hanya saja semua butuh proses.
Kita bisa jatuh cinta dalam waktu tujuh detik saja, namun kita bisa saja terjebak di dalamnya selama tujuh tahun.
Mr Hurry Up : Kamu ngomongin apa sama Mamah?
Tria : Bukan ngomongin Pak Gean.
Mr Hurry Up : Masih lama?
Tria melirik jam di tangannya, sudah pukul dua siang. Ia memutuskan untuk pamit pada Bu Prita, karena alasan Gean membutuhkan bantuannya. Karena itu Prita mengijinkannya pergi lebih dulu.
*
"Ngapain sendirian di sini?" tanya Afif saat mendapati Tria yang tengah duduk nyaman di kafe tempat biasanya ia memesan kopi.
"Kalau berdua namanya ngedate," jawab Tria asal.
"Iya maksud gue inikan jam kerja, Ya." Afif yang setengah kesal duduk di depan Tria. Sambil menunggu namanya dipanggil oleh barista. "Mana muka kusut banget, mirip jomblo yang baru diputusin."
"Enak aja," decak Tria. "Lo sendiri ngapain jam kerja ke bawah sini? Biasanya beli kopi di luar sana."
"Gue lagi males keluar, tahu sendiri lagi pembangunan jalur MRT sama jalur Busway. Banyak butiran debu, gue takut terjatuh dan enggak bisa bangkit lagi."
Ini namanya Supervisor yang pas pembagian otak kayaknya bolos, jadi sense of humornya agak garing.
"Lagian kayak lo enggak pernah chatting aja, pusing abis disetrap sama Gean. Dia sensitif sekarang-sekarang ini, kelamaan jomblo kayaknya," Afif mengurut pelan pelipisnya. Ia terlihat penuh tekanan akhir-akhir ini, karena menjelang akhir tahun biasanya penjualan memang harus lebih ditingkatkan. Belum lagi progress untuk tahun depan yang sudah harus dikaji matang-matang.
"Udah dicariin pacar masih nggak mau,"
"Gean cari istri kali, ya. Bukan pacar, " kata Afif santai.
"Cariin sana," Tria malas sekali membahas Gean kali ini. Pesan dari Gean saja ia abaikan. Hari ini Gean tidak ada acara yang mengharuskannya pergi keluar kantor, walapun Tria tak ada di tempat seharusnya tidak ada sesuatu yang darurat.
Paling juga nanti Tria kena setrap sama seperti Afif.
"Katanya Gean mau balik lagi sama siapa tuh perempuan yang gagal di ajak ke KUA." celoteh Afif, berita seperti ini mungkin hanya akan jadi rahasia umum karyawan. "Heran aja gue sama orang kayak Gean, Mapan, Tampan tapi masih sendiri aja."
"Gean terlalu selektif," kata Tria. Karena kriteria yang Gean inginkan terlalu menuntut mungkin.
"Bisa jadi karena ada lo di sampingnya, dia ngerasa lo aja udah cukup. Makanya dia enggak nyari pacar," selidik Afif. "Udah nyaman sama lo tuh dia, waktu lo cuti dua minggu yaa. Mukanya Gean tiap hari kusut, kayak orang linglung. Waktu meeting kerjanya ngecheck hapenya tiap detik."
"Kok jadi nyalahin gue sih?" ucap Tria tak terima, ia mau menyiram kopinya pada Afif tapi sayang.
"Ya nyalahin lo lah, yang bikin Gean nyaman dengan kesendiriannya kan karena ada lo di samping dia." Afif tersenyum mengejek Tria, ia bergegas mengambil pesanannya saat Barista menyebutkan namanya.
"Bang Afif lama banget," Muncul Sherly dengan langkah manjanya. Ia bersama Adin mendekati Afif, ternyata Afif tidak hanya membeli satu kopi saja.
Sherly mengusap pelan bahu Afif, kalau Tria perhatikan Sherly udah kayak cacing kepanasan enggak bisa diem.
"Lo abis digigit nyamuk ya? kok kegatelan." tanya Afif bukan hanya sherly yang termenung. Adin dan Tria saja membulatkan matanya.
"Aduh gue enggak ngerti lagi sama lo fif, kayaknya lo kebanyakan disetrap sama Gean jadi beku kan otaknya." Tria menggeleng-gelengkan kepalanya. Melangkah lebih dulu meninggalkan Afif dan Sherly yang bertengkar karena ucapan Afif.
"Gue sama Mbak Tria aja deh," Adin mengikuti langkah Tria. "Tumben banget Mbak jam segini ada di bawah, biasanya kan ngemong Pak Gean. Mbak Tria ilang sepuluh menit dari radar aja udah siaga tiga."
"Emang seserem itu ya?" tanya Tria. kedua alisnya menyatu. Gean memang kadang terlalu berlebihan.
"Ya emang gitu," Adin ini perempuan kalem yang meskipun menyukai Gean ia tidak terlalu menunjukan rasa sukanya seperti Sherly. Pernah waktu ulang tahunnya Adin meminta bantuan Tria agar Gean mau menuliskan beberapa kata untuknya, ia juga meminta Gean untuk berfoto dengannya. Hanya sebatas itu, tidak seperti Sherly yang selalu memperhatikan gerak-gerik Gean.
Alangkah kagetnya Tria saat pintu lift terbuka Gean sudah berdiri di sana.
"Kamu abis dari mana?"
Adin menutup rapat mulutnya, ia tahu pertanyaan bukan untuknya. Dengan rasa sungkan yang ia punya, Adin melangkah meninggalkan Tria yang terlihat terkejut. Untung saja cup kopi di tangannya tidak terjatuh.
"Ketemu Bu Prita," jawab Tria. Ia melangkah namun tangannya dicekal oleh Gean.
"Mamah udah pulang sejam yang lalu," mata Gean menusuk Tria dalam diamnya.
"Saya beli kopi dulu," Tria menunjukan cup kopi yang digenggamnya erat-erat.
"Beli kopi di Kuningan City sampai lama begitu?" sindir Gean, senyum yang penuh ejekan dari wajah Gean membuat Tria jengah.
"Pak Gean kenapa sih?" tanya Tria heran, nada tanya Gean terlalu menyudutkan Tria. Memangnya yang Tria lakukan sangat salah sampai tak bisa ditolerir.
Bukanya menjawab Gean justru menarik Tria kedalam pelukanya, "Akhir-akhir ini saya sangat takut. Takut kamu pergi meninggalkan saya."
Pelukan Gean terasa semakin erat menenggelamkan Tria dalam tubuh jangkungnya, "Maybe it's too late. But you have to know, My heart has fallen on you."
Tatapan Tria jatuh pada manik bulat milik Gean yang menatapnya, bahkan Gean tidak mempedulikan siapa yang akan keluar dari lift nanti.
"Now, I only see you," ucap Gean dengan suara seraknya, ia menyingkirkan rambut Tria yang menutupi telinga Tria. Gean sukses menghipnotis Tria dalam pelukannya, sampai bibirnya menyapa bibir mungil Tria. Mengecupnya perlahan hingga berubah menjadi lumatan kecil saat Tria menggenggam lengan Gean, Tria menjinjitkan kakinya saat Gean semakin mempererat pelukannya.
"Just stay with me," dan Gean kembali mengecup bibir Tria. Sampai denting lift terbuka Gean masih tidak peduli, maka ketika ada teriakan tak rela dari Sherly. Tria hanya bisa berpura-pura tidak terjadi apa-apa dengan wajah yang memerah seperti buah delima.
"Itu tadi halusinasi kan?" tanya Sherly pada Afif yang masih mematung dengan mulut terbuka. Gean hanya berdehem lalu masuk ke dalam lift.
"Dibanding mikirin itu, gue lebih tertarik sama behind the scene ciuman itu. Menurut lo siapa yang nyosor duluan?"
..............
Seminggu lagi udah ganti bulan, gue lagi nyiapin resolusi bulan depan makanya sibuk. 😂💋💋