Chereads / Our Boss! / Chapter 31 - Kasmaran yang terlambat

Chapter 31 - Kasmaran yang terlambat

Muka kamu kayak orang susah.

Iya,

Susah dilupain.

-Jomblo yang Kasmaran-

"Giilllaaaa... "Mila hampir tak percaya sepenuhnya dengan apa yang diceritakan Tria.

Gosip itu beredar cepat sekali, karena sosial media semua menjadi lebih mudah. Atau karena ada status WA semua bisa terbaca.

Setelah kejadian ciuman di depan lift Sherly memasang status berduka dengan Hastagh yang membuat Tria Tercengang.

Sherly92

345likes

Gue patah hati.

Gean udah nggak sendiri lagi.

Bentar lagi status di KTP nya KAWIN

Selamat jalan jodohnya orang.

#Geansoldout

#Geantaksendirilagi

#Geankawin

#Geanbukanjodohgue

"Lo percaya gue atau Sherly sih?" kesal Tria saat Mila mencurigai dirinya bahwa Tria sudah lama menjalin hubungannya dengan Gean.

"Gue percaya Afif," Mila menaikan kedua bahunya. Malam ini ia sengaja mengajak Tria makan malam di Sarinah, "Kata Afif kalian bentar lagi nikah,"

Gilakan ini si Afif, yang nikah Tria dan Gean kok Afif yang tahu duluan. "Terus lo percaya?"

"Iyalah. Orang dia ngeliat lo dicium Gean, selama ini deket sama cewek aja Gean alergi. Ini nyium di bibir lho... Di bibir lo ini... " tekan Mila dengan gemas, memperjelas hal yang terjadi antara Tria dan Gean.

"Ya terus kalau gue ciuman langsung nikah," decak Tria. Ini gosip kenapa horror banget.

"Siapa yang tau," Mila menyudutkan Tria dengan pandangannya. "Kalian udah lima tahun bersama, mungkin udah ngerencanain hidup kalian kedepannya gimana."

"Gue nggak nikah sama Gean, Mil."

"Enggak bukan berarti enggak akan, bisa jadi belum. Tinggal tunggu undangannya aja," Mila menaik-naikan kedua alisnya, ia sangat senang berhasil membuat Tria kesal.

"Santai aja kali, Ya. Gue seneng kok lo jadian sama Gean. Mungkin cuman lo yang bisa bikin dia bahagia."

"Tapi gue beneran nggak PACARAN sama Gean," kata Tria. Urat di pelipisnya samar-samar terlihat, entah sebenarnya untuk apa ia melakukan semua pembelaan ini.

"Enggak pacaran bener? Hm...," Mila melirik Tria lewat ekor matanya, Tria mengangguk cepat.

"Tapi lo tunangan sama dia, maksudnya gitu."

"Arrggghhhh..." Tria msnggeram pelan, semuanya menjadi kacau karena Gean.

Lebih baik Tria segera pulang ke indekostnya, mengistirahatkan tubuh dan pikiranya. Terserah orang kantor mau menilainya seperti apa.

Mr Hurry Up : Besok hari sabtu.

Tria : Mau ngajak lembur?

Mr Hurry Up : Mau ngajak kencan.

Tria : Besok jadwal tidur saya padat merayap kayak tol jagorawi pas weekend.

Mr Hurry Up : is typing...

Tria mengintip ponselnya, di roomchatnya Gean masih Typing. Mungkin butuh kata yang benar untuk mengirim Tria chat. Setelah lima belas menit berlalu. Mr Hurry Up masih saja typing.

Ya elah cuman segitu kan nyalinya Gean, batin Tria. Ia menghempaskan ponselnya ke atas kasurnya.

Tria menarik boneka pemberian Gean yang ia beri nama Ucul.

"Cul..., Gimana nih, enaknya bos yang udah mengambil keperawanan bibir gue itu diapain?" tanya Tria pada boneka buntal pemberian Gean.

"Gue kalau liat di drama-drama nih, Cul," ucap Tria. Seolah Ucul adalah teman mengobrol yang asyik Tria terus berceloteh. "Kalau udah ciuman langsung jadian. Ini gue cuman digantung kayak jemuran."

Sedang asyik mengobrol dengan Ucul kegiatan Tria terganggu dengan interupsi dering di ponselnya.

Mr Hurry Up is calling.

"Saya di bawah Indekost kamu,"

Pip...

Setelahnya tak ada lagi kata yang terucap kecuali keterkejutan yang kini menyapa Tria tiba-tiba.

Kaki telanjang Tria menyentuh dinginnya lantai tanpa alas, ia terburu-buru lari ke bawah dengan Ucul yang masih ia peluk.

Setelah membuka gerbang indekostnya Tria mendapati Gean berdiri di sana, satu tangannya menyilangkan ibu jari dan telunjuknya.

"Love you," kata Gean dengan senyum yang mengundang degup kencang di jantung Tria.

"Kamu bilang jadwal kamu besok padat, makanya saya pikir kencannya malam ini aja," Gean terlihat malu-malu dengan ucapannya. Wajahnya memerah di antara cahaya malam, terpaan lampu jalan tak mengurangi ketampanan Gean sedikitpun.

"Saya belum bilang setuju," padahal dalam hati Tria setengah mati menahan diri agar tak berlari memeluk Gean seperti di film-film India.

"Love, the only word if there is nothing action we do. So, here i am."

Gean melangkah maju mendekati Tria yang masih membatu, tidak tahu saja Gean bagaimana keadaan Tria sekarang. Kaki Tria lemas seperti jelly, rasanya mungkin tak akan bisa menopang berat badanya jika Gean kembali melayangkan senyum manisnya.

"Kalau kamu masih ragu sama saya, ayo kita lalui prosesnya seperti kebanyakan pasangan lain," tawar Gean, ia kembali tersenyum melihat sayang yang ia berikan tengah dipeluk erat oleh Tria. "Mungkin lima tahun tidak cukup untuk kita mencoba, mulai hari ini dan seterusnya. Maybe i'm your boss, but i'm also the man who wanna be your future."

Ini kata-kata yang sering beterbangan di pikiran Tria seolah terhempas tanpa sisa dengan berdirinya Gean kini di depannya.

"Memangnya Pak Gean tau gimana pasangan lain pacaran?" mata Tria menyipit penuh curiga, "Pak Gean suka ngintipin orang pacaran ya?"

"Nggak lah, Tria. Di pikiran kamu ini kayaknya saya bejat banget." tangan Gean reflek mengusap rambut Tria. Tubuh Tria kembali tercengang saat tangan Gean masih kaku di atas kepalanya kini, "Saya kan pernah pacaran jadi saya tau orang pacaran kayak gimana, kalau kamu kan belum pernah."

"Ejek aja terus," decak Tria. Ia masih betah membiarkan Gean berdiri di luar indekost, ini sudah malam aturan indekostnya tidak boleh mengajak tamu pria saat malam hari, "Mentang-mentang udah pernah pacaran jadi bisa cium-cium saya seenaknya gitu, nyiumnya juga tiba-tiba. Saya belum ada persiapan Pak Gean udah nyosor aja, kalau mau cium saya lagi nanti bilang-bilang Pak."

Gean tak bisa menahan gelak tawanya setelah mendengar celotehan Tria, ia tertawa terpingkal-pingkal seraya memegangi perutnya dengan sebelah tangan karena terlalu larut dalam tawa. "Kamu mau saya cium lagi maksudnya?"

"Enggak kok," Tria memalingkan wajahnya. Keceplosan yang membawa malu luar biasa, "Saya cuman mengeluh."

"Minta dicium lagi juga enggak apa-apa," Gean menundukan tubuhnya, mensejajarkan kepalanya dengan pundak Tria. Sampai Gean menempatkan kepalanya tepat di atas pundak Tria.

"Kayaknya saya enggak perlu kencan keluar deh, pelukan sama kamu begini aja bikin hati tenang." Gean mengendus aroma Tria yang menguar dari lehernya, rambut Tria memang terikat asal-asalan hingga leher jenjangnya terekspose sempurna. "Tapi saya mau pacaran sama kamu, jadi ayo kita jalan."

"Saya juga mau kayak sayang, dipeluk erat-erat biar nggak lepas." tunjuk Gean pada boneka yang pernah ia berikan untuk Tria.

"Dipeluk semenit aja udah berani cium-cium, apalagi dipeluk erat-erat..." Tria bergidik ngeri.

"Kamu ganti pakaian kamu kedalem gih, saya tunggu di bawah." perintah Gean, jantung Tria masih degup-degup kayak drum. Kakinya saja masih sedikit lemas, tapi Gean masih terlihat santai. "Kenapa masih bengong? Mau saya temani ganti bajunya?"

"Enggak, saya maunya ditemani hidup bersama." ucap Tria, ia lalu menuruti perintah Gean yang menyuruhnya untuk berganti pakaian. Tawa Gean masih terdengar saat Tria berjalan meninggalkan Gean.

..............

Senangnya kalian bisa menikmati kisah-kisah receh ini, terharu gue💜 I Purple you💋

Gue kepo nih, kalian bisa mampir cerita ini nemu dimana? Nggak mungkin nemu di antara kasih dan sayang kan? Hehehe

Secara gue kan orangnya enggak mempromosikan cerita gue, gue sibuk membuat program promosi produk.😂

Ciiaaawwww trulalala 💕

Semangat berhari senin.

Sunday, 25 March 2019