Jika saat ini kau memandangku rendah
Kuakui, saat ini aku emang rendah
Ya, aku berada di titik terendah.
Jadi, aku takkan mengelak dengan perkataanmu.
Menyakitkan?
Mmm, gimana yak?
Sakit sih enggak, bahagia malah
Awalnya juga aku menduga bahwa diriku bakal sakit
Aku bakal down saat seperti
Tapi...
Itu semua hanya dugaan.
Itu semua hanya kekhawatiranku saja.
Setelah aku mengalaminya saat ini, di titik yang paling aku takutkan,
Aku tak sakit kok.
Malah kayak lega gitu, jujur
Jujur.....
Setelah lepas darimu, aku malah lega
Lega dan bahagia
Bahagia dan ceria
Ceria dan ikhlas
Ikhlas dan terharu
Terharu pada diri sendiri.
Tak ku sangka aku bisa sekuat ini.
Jadi buat kamu nihhhh,
Ya kamu yang udah ninggalin aku saat aku terpuruk seperti ini,
Makasih ya
Makasih udah buat aku bangkit dari keterpurukan ini.
Makasih deh pokonya.
Ga usah khawatir
Aku baik-baik aja kok.
Silahkan kau hidup bersamanya.
Aku ga marah, malah senang.
Kirim aja ntar undangannya.
Undangan pernikahan kalian dong pokonya.
Oh iya, jangan lupa undang aku ya.
Aku pengen dateng ke pernikahan mantan.
Kata orang sih sakit.
Ntar aku certain deh sama kamu.
Gimana perasaanku setelah menghadiri pernikahanmu nanti.
Aku soalnya penasaran.
Penasaran sebahagia apakah kalian setelah mengkhianati aku.
Menghianati aku bertahun-tahun.
Mmmmmm, tepatnya 6 tahun.
Lama ya? Mmmmmm,iya lama sih.
Tapi ini udah terjadi.
Kamu yang memutuskan untuk pergi.
Jadi jangan pernah sesali keputusan itu.
Bahagia ya sama dia.
Damn it- Ryan
"Halo, Sayang..... Kamu udah bangun?"
"mmmmmmm, Mama? Ada apa, Ma. Pagi-pagi udah nelfon, Tere?"
"Ya, Mama mau bangunin anak Mama dong."
"Ma,,,,, Tere bukan anak kecil lagi, Ma."
"Iaaaaa, Mama tahu. Emang ga boleh bangunin kamu? Kamu emang bukan anak kecil lagi. Tapi bagi Mama, kamu itu tetep anak kecil yang selalu Mama manja…. Kamu kuliahkan hari ini?"
"Kuliah, Ma. Tapi ini kecepetan banguninnya, Ma. Ini masih jam 05.00. Hari ini Tere masuk kelas jam 09.00."
"Sayang…. Kan gada salahnya kamu itu bangun pagi. Siapin sarapan atau olahraga kan enak di pagi hari."
"Always. Itu mulu, Ma."
"Coba aja, Sayang. Pasti nih, badan kamu pasti sehat dan gesit."
"Ia, Mama bawel. Ntar Tere coba deh."
"yaudah, kamu bangun ya."
"Ia, Mama."
"Oke, Sayang. Mama tutup ya."
"Oke, Ma"
Tuttt tutttt. Telepon terputus. Tere bangkit dari kasurnya. Ya, bukan berangkat. Dia duduk lalu berbaring lagi. Matanya masih ingin tertutup. 'oke my eyes. Lets sleep again' liriknya dalam hati. Ia pun akhirnya kembali tertidur pulas. Tak peduli ini jam berapa. Intinya ia ingin tidur.
Maya Teresia. Nama itu diberi ayahnya sejak sebelum ia lahir. Nama yang menurutnya menarik. Dia suka dipanggil Tere dibandingkan dipanggil Maya atau lainnya. Nama panggilan itu menurutnya sangat cocok untuknya. Tere kuliah kuliah di salah universitas Semarang. Ia mengambil jurusan Teknik Elektro program studi Teknik Elektronika tak membuatnya kesulitan. Ia menikmati jurusannya saat ini. Ya, walau awal sulit baginya. Dari SMP sampai SMA, ia suka banget yang namanya kimia. Apapun itu, pokoknya menyangkut kimia. Waktu SMA, ia juga sering dibawa ikut serta olimpiade kimia. Pokoknya semua guru mendukungnya kalau suatu saat nanti dia ambil jurusan kimia. Tapi, takdir berkehendak lain. Ia tak lulus SNMTN dan SBMPTN. Ia sempat down juga saat itu. Tapi orang tuanya selalu mendukungnya. guru dan teman-temannya juga semangain dia. Akhirnya ia mencoba ujian tertulis di salah satu universitas Semarang. Ya, akhirnya ia diumumkan lulus. Ya awalnya ia merasa salah jurusan. Setelah dijalani, not bad, lumayan keren juga. Kejutan..... ternyata Ryan juga kuliah di situ. Ia juga ngambil jurusan dan prodi yang sama dengan Tere. Sekarang, Ryan itu siapa ya? Oke-oke... Ryan itu adalah pacarnya dari SMP kelas 2.