Chereads / Tuan CEO, Lukis Cintaku Di Hatimu / Chapter 7 - Can’t Wait for Dinner

Chapter 7 - Can’t Wait for Dinner

Jenni kini tengah berada di kampusnya, seperti biasanya untuk menunggu mata kuliah selanjutnya Jenni menunggu dengan tenang di perpustakaan sambil membaca beberapa buku yang menarik perhatiannya.

"Jen" sapa seorang pemuda yang kini duduk disamping Jenni.

Jenni yang mendengar sapaan dari pemuda itu langsung menutup bukunya, dan memalingkan wajahnya menuju sumber suara.

"Ya ... ada apa Edward?"

"Jen bisa kau bantu aku setelah pulang kuliah nanti ?"

"Bantu apa ?"

"Temani aku mencari kado untuk mom seperti tahun lalu, kau kan tahu sendiri aku kurang memahami barang yang akan disukai mom" ucap Edward sambil menatap Jenni seolah memohon.

"Mmm baiklah .... jadi apa yang tante kode kan padamu kali ini ?"

"Sepertinya mom tahun ini tak memberi kode apapun padaku" ucap Edward sambil mengingat ingat.

"Nanti kita cari kalau gitu"

"Terimakasih banyak Jen" ucap Edward senang, setelah itu Edward langsung beranjak dari bangku di sebelah Jenni.

Edward dan Jenni sudah saling mengenal lama atau lebih tepatnya mereka saling mengenal sejak awal duduk di bangku perkuliahan, dan semenjak itu mereka bersahabat dengan baik.

Tak berapa lama setelah Edward meninggalkan Jenni di perpustakaan, Jenni mendapat panggilan telefon.

"Hallo"

"Hai Jen ... apakah aku mengganggumu ?"

"Mmm tidak .... tapi aku sedang berada di perpustakaan .... aku keluar sebentar"

"Oh baiklah .."

"Jadi ada apa bang Daniel menelfonku ?"

"Aku ingin mengajak mu makan malam, apakah bisa ?"

Jenni tampak menimbang sejenak, pasalnya ia sudah berjanji pada Edward untuk menemani mencari kado ibunya setelah pulang kuliah, sedangkan perkuliahan nya selesai jam 4 sore nanti, apakah akan cukup waktu nya untuk menemani Edward mencari kado nanti ?

"Jam berapa ya bang ?"

"Mmm jam 7 malam nanti bagaimana ?"

"Dimana bang ? soalnya setelah pulang kuliah nanti aku akan menemani sahabatku dulu ke Mall untuk membeli kado"

"Oh kalau gitu kita makan di Mall tempat yang kau datangi saja ... aku akan kesana jam 7 malam setelah pekerjaanku selesai"

"Baiklah, kabari aku jika bang Daniel sudah datang ke Mall nanti"

"Oke ... sampai bertemu nanti"

"Hng"

Setelah percakapan selesai Jenni pun memutuskan telefonnya.

Entah mengapa setelah percakapannya selesai dengan Daniel ada perasaan senang di hati Jenni, ia sungguh ingin bertemu dengan Daniel.

...

...

Tok Tok Tok

"Masuk"

Jack melangkahkan kaki nya masuk ke ruangan atasannya, siapa lagi kalau bukan ruangan Daniel.

"Ada apa ?" tanya Daniel lembut.

'Apa ada yang salah dengan pak Daniel ? tidak biasanya dia berucap sangat lembut seperti ini ?" gumam Jack dalam benak.

"Ini pak saya ingin menyerahkan beberapa dokumen yang harus ditinjau lebih jauh oleh bapak, dan dokumen yang harus ditandatangani pak" ucap Jack.

"Baiklah nanti saya akan pelajari .... oh iya sepertinya nanti saya akan pulang lebih cepat dari sebelumnya...."

Daniel tampak menjeda kalimat nya sambil melirik jam yang bertengger di lengannya.

"Saya akan pulang jam 6.30 PM nanti, kau juga bisa pulang setelah saya pulang"

"Oh baik pak" ucap Jack sambil menganggukan kepalanya.

'Wah ini suatu kemajuan untuk pak Daniel, akhirnya pak Daniel lebih menghargai dirinya sendiri ... tidak terlalu keras terjun pada pekerjaannya seperti biasa' gumam Jack dalam hati.

"Pak ... maaf kalau saya lancang ... pasti ini ada hubungan nya dengan Jenni ya pak ?"

Daniel yang mendengar nama Jenni disebutkan, kedua ujung bibir nya tampak melengkung keatas.

Daniel hanya menganggukan kepala nya sebagai jawaban pada Jack.

"Kalau gitu good luck ya pak, saya harap Jenni dapat menjadi pasangan pak Daniel" ucap Jack ikut senang dengan kebahagiaan atasannya itu.

"Terimakasih Jack"

"Kalau begitu saya balik ke tempat saya dulu ya pak"

Daniel menganggukan kepala nya sebagai. jawaban pada sekretarisnya itu.

Sedari tadi Daniel tak henti hentinya tersenyum saat mengingat ia akan bertemu dengan Jenni lagi pada hari ini.

'Haruskah kuungkapkan saja perasaanku hari ini padanya ?' monolog Daniel dalam benaknya.

...

...

Jadwal mata kuliah Jenni baru saja selesai, tentunya Edward dengan cepat mendatangi meja Jenni.

"Jen jadi kan ?" pekik Edward antusias.

"Hng ... aku sudah berjanji padamu masa aku membatalkannya"

"Terimakasih sahabatku tersayang" ucap Edward sambil merangkul Jenni.

"Yakk !!"

Edward hanya terkekeh saat melihat ekspresi Jenni yang sedikit terlihat marah padanya. Tapi itu tak masalah bagi Edward karena ia sudah terbiasa dengan sikap Jenni yang tak suka jika ia rangkul dan mengucap kata 'sayang' sebagai godaan.

"Ayo berangkat Jen" ucap Edward sambil menarik lengan Jenni.

Jenni memutar manik nya malas karena tingkah sahabat nya itu yang terkadang menyebalkan baginya.

Edward langsung menarik Jenni menuju mobil nya, karena ia sangat hafal sahabat nya itu tak membawa kendaraan pribadi ke kampusnya.

Jenni duduk dengan tenang di samping pengemudi.

"Edward nanti setelah selesai membeli kado tante aku langsung pergi ya" ucap Jenni tiba tiba pada Edward.

"Tumben, ngga mau makan dulu setelah nyari kado ?" tanya Edward pada Jenni.

"Ngga, soalnya justru aku nanti ada janji makan malam dengan seseorang"

Edward tampak mengerutkan dahinya bingung, pasalnya sahabatnya itu tak pernah memberitahu nya kalau ia sedang dekat dengan seseorang.

"Dengan siapa Jen ?"

Jenni tampak menggigit bibirnya sejenak sebelum menjawab Edward.

"Teman baruku"

"Oh aku fikir kekasih baru mu" ucap Edward santai.

Mendengar ucapan Edward yang mengatakan seolah Daniel adalah kekasih baru nya jantung Jenni langsung berdegup cepat, dan wajahnya bersemu merah.

"A..-ah i..-itu tentu saja tidak, kami belum terlalu lama mengenal ... bagaimana bisa ia menjadi kekasih baruku" ucap Jenni gagap sambil menetralkan degup jantung nya yang berdetal cepat.

Edward langsung menatap Jenni dengan tajam. Ia ingin melihat wajah sahabat nya itu yang tadi terdengar gagap saat membicarakan orang yang akan ia temui nanti malam.

Setelah meneliti wajah Jenni dengan baik, refleks Edward tertawa dibuatnya.

"Ada apa ? kenapa kau tertawa ?"

Edward tidak menggubris nya melainkan ia tetap tertawa dan sesekali memukul setir nya karena menurut Edward wajah Jenni saat ini terlihat lucu.

"Aku rasa sahabatku sedang jatuh cinta"

'Apakah sangat ketara ? .... aish aku malu' gumam Jenni pada dirinya sendiri sambil menangkup kedua pipinya yang kini terasa panas.

——————

Terimakasih atas saran readernim sebelumnya ... seya usahain yaa biar bisa up sedikit panjang sama lebih banyak dari sebelumnya 😁

Leave comment and vote 😊