Chapter 2 - Activity

Daniel kini tengah berada di kantor nya sibuk memeriksa beberapa dokumen yang berada di meja nya.

Sebenarnya Daniel ingin sekali menghubungi Jenni gadis yang belakangan ini menjadi dekat dengannya, karena bagi Daniel Jenni merupakan salah satu penyemangat nya.

Tapi niat itu Daniel urungkan karena Daniel juga tak mau mengganggu kesibukan Jenni yang sedang kuliah.

Tok Tok

"Iya masuk !" sahut Daniel dari dalam ruangannya.

"Maaf mengganggu pak, saya hanya ingin mengingatkan kalau nanti siang ada rapat para pemegang saham mengenai project baru yang akan kita kembangkan di Eropa"

"Ah iya hampir saya lupa, terimakasih Jack sudah mengingatkan"

"Iya sama sama pak" ucap Jack sembari menundukkan kepalanya, dan setelah itu meninggalkan ruangan Daniel.

Daniel segera mengecek project baru yang nanti siang akan dibahas dengan para pemegang saham. Daniel tak ingin ada kesalahan pada project barunya kali ini, mengingat project barunya kali ini bukan hanya semata untuk meluaskan wilayah garapannya saja, melainkan juga demi menaikkan citra perusahaan.

Beberapa kali Daniel membolak balikkan berkas project baru itu, mengamati dengan cermat inti project yang tertera pada berkas tersebut.

"Mmm seperti nya bagian ini harus sedikit dirubah" gumam Daniel pelan.

***

Berbeda dengan Daniel yang sibuk dengan urusan kantor nya, kini Jenni tengah menyibukkan diri di perpustakaan, Jenni berusaha mencari berbagai referensi buku yang sekiranya bagus dijadikan bahan untuk mengerjakan skripsi nya nanti.

Sebenarnya bisa saja Jenni tidak buru buru mencari referensi, toh Jenni masih duduk di semester 6, namun berhubung Jenni merupakan mahasiswa beasiswa, dan ia tidak ingin berlama lama dibangku kuliah, ia berusaha semaksimal mungkin agar cepat untuk lulus.

"Jenn !!" pekik seseorang dengan suara yang tersengal sengal.

Karena merasa dipanggil Jenni pun langsung menolehkan pandangannya ke sumber suara.

"Ada apa ?" ucap Jenni polos mengerjapkan maniknya.

"Tadi ada dosen yang mencarimu, seperti nya penting" ucap pemuda yang kini ada dihadapannya.

"Dosen siapa yang mencariku ?" tanya Jenni sambil menepuk bahu temannya itu.

"Pak Michael Jen" ucap pemuda itu.

"Baiklah, terimakasih atas info nya Edward" ucap Jenni tersenyum manis pada Edward, yang setelah itu berlalu meninggalkan Edward seorang diri.

'Cantik ..... aish apa yang kau pikirkan Edward' lirih Edward yang masih terpaku di tempatnya bermonolog dalam hati.

Setelah mendapat informasi dari Edward tadi Jenni pun langsung mencari dosennya yang bernama Michael.

Tok Tok

Ceklek

"Oh kau, akhirnya kau datang Jen"

"Ah iya pak, kalau boleh tau ada apa ya bapak mencari Jenni?"

"Kau duduk dulu Jen, baru kita bicara" ucap sang dosen pada Jenni yang ia temui di ruang dosen.

Tanpa membantah perkataan sang dosen Jenni langsung menuruti apa yang di katakan Michael tersebut.

"Jadi begini, kau ingat bahwa aku pernah mengatakan padamu kalau aku akan membuka galeri ?"

Jenni tampak sedikit berfikir sejenak.

"Ah Jenni ingat pak" ucap Jenni saat mengingat nya.

"Nah 2 minggu lagi aku akan membuka galeri ku, dan aku ingin kau juga memberikan kontribusimu pada galeriku kali ini, bagaimana ?" tanya Michael antusias.

"Kontribusi seperti apa pak ?" tanya Jenni bingung.

"Jadi kau dapat menaruh beberapa lukisanmu di galeriku" jawab Michael

Jujur ingin sekali Jenni langsung membalas ajakan Michael tadi dengan mengatakan 'ya' apalagi menaruh lukisannya di salah satu galeri merupakan salah satu impiannya.

Namun di balik itu ada hal lain yang mengganggu pikiran Jenni sehingga membuatnya ragu dan berfikir dua kali terlebih dahulu untuk mengiyakan ajakan Michael tersebut.

'Apa yang harus aku katakan padanya ?, oh ayolah Jen ini salah satu impian mu bukan ? tapi....'

------------------