Chapter 4 - Miss You

Usai bercengkrama dengan Jenni lewat telefon, Daniel pun kembali ke aktivitas yang tadi sempat ia jeda, yang tak lain kembali ke pekerjaannya untuk memeriksa berkas dokumen yang masih menumpuk di mejanya.

Bisa dikatakan bahwa Daniel sebenarnya seorang workholic, untuk itu biasanya Daniel menghabiskan hampir seluruh waktunya untuk bekerja, tak ada yang lain yang Daniel lakukan .... kecuali belakangan ini, hal tambahan yang dilakukan Daniel adalah....

....Menghubungi Jenni atau hal hal lain yang berkaitan dengan Jenni.

Jenni adalah cinta pertama untuk seorang CEO muda seperti Daniel. Daniel tak pernah menyangka, bahwa pada akhirnya ia menemukan seseorang yang dapat mengisi kekosongan hatinya.

Terkadang sekretaris nya, dengan lugas mengatakan pada Daniel bahwa kini atasannya sedikit berubah dan melunak setelah bertemu Jenni.

"Jack, apakah saya ini aneh ?"

"Aneh bagaimana maksudnya pak ?"

"Iya saya baru saja menelfon Jenni, tapi sekarang saya sudah merindukan suara dan juga tawanya" ujar Daniel sambil menunduk menatap berkas dokumen yang masih ia pegang.

"Itu wajar kok pak, nama nya juga jatuh cinta pak" ujar Jack sambil menahan tawanya.

Tidak mungkin kan Jack menertawakan atasannya itu secara langsung bukan ?

"Baiklah, kalau menurut mu saya masih normal" ujar Daniel sambil mengendikkan bahunya.

"Sekarang sudah jam berapa Jack ?"

Jack langsung memeriksa jam nya yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Sudah jam 7 pak" ucap Jack

Setelah mendengar ucapan Jack, Daniel langsung merapikan berkas nya yang berada di meja, sedangkan Jack mengerutkan alisnya bingung.

"Ayo kita pulang !" seru Daniel tiba tiba.

"Hah ?!"

"Ada apa ? kau tak ingin pulang ?" tanya Daniel saat melihat raut wajah Jack yang bingung.

"Bu.. -bukan begitu pak, hanya saja tumben pak Daniel pulang jam segini, biasanya sekitar jam 9 pak Daniel baru mau pulang"

"Oh ... suasana hati saya lagi baik hari ini, dan saya ingin pulang ke rumah ... dan Jack ... maafkan saya sering menyebabkan mu pulang terlambat, karena mengikuti jam kerja saya" ucap Daniel tulus.

'Sejak kapan pak Daniel mengatakan kata 'maaf' dengan mudah seperti ini ? wahh Jenni memang bisa merubah sifat pak Daniel yang dingin menjadi lebih hangat'

"Baik pak, ayo kita pulang" ucap Jack semangat sambil menampilkan senyuman tulusnya.

...

...

Kini Daniel sudah berada di rumah nya. Ia meletakkan tasnya, dan membersihkan dirinya terlebih dahulu sebelum beranjak ke tempat tidurnya.

Setelah selesai membersihkan dirinya Daniel mulai merebahkan badannya yang baru terasa pegal.

Tanpa sadar Daniel berkali kali tersenyum sendiri saat mengingat percakapannya dengan Jenni yang memanggil dirinya dengan sebutan 'bang'.

'Dia menggemaskan' pekik Daniel dalam hati.

"Haruskah aku menelfonnya atau memberinya pesan ?" gumam Daniel pada dirinya sendiri.

Dengan ragu ragu Daniel mengirimkan pesan pada Jenni. 'Apakah kau sudah tidur ?'

Tak butuh waktu yang lama Jenni membalas pesan Daniel.

Tanpa sadar Daniel langsung merubah posisi nya dari posisi tiduran menjadi duduk.

'Belom .... aku belom tidur bang ๐Ÿ˜'

Daniel melonjak dari tempat tidur nya. Ia terlalu antusias hanya karena sebuah pesan singkat dari Jenni.

'Kenapa belom tidur ? mau aku temani sampai kau tertidur ?'

Daniel tersenyum sendiri dengan pesan yang ia kirimkan pada Jenni.

'Boleh ^^'

Daniel terpekik senang dengan balasan pesan yang singkat, tanpa menunggu lama Daniel langsung menelfon Jenni.

Daniel rindu dengan suara Jenni.

โ€”โ€”โ€”โ€”โ€”