Nita melihat jam yg sudah menunjukan pukul 11 siang,pasien sudah tampak gelisah menunggu pemeriksaan yg belum kunjung dimulai.
Edna sedari tadi memperhatikan nita yg terus saja memandangi sang penunjuk waktu.
"Dokter yoga tadi telpon di ruang IBS ada operasi cito, katanya pasiennya jelek, jadi belum bisa ke poliklinik"
"Kenapa aku selalu cemas,mendengar dia operasi dengan pasien seperti itu"bisik nita dalam hati.
"Bidan nita"
Lamunan nita tiba-tiba buyar mendengar seseorang dari arah pintu memanggilnya dengan tergesa-gesa.
Dia melihat ke arah pintu, berdiri coas syilla yg masih berpakaian operasi lengkap dan napasnya begitu cepat,sepertinya dia habis berlari.
"Dokter yoga menyuruh saya memanggil anda,membantu kakak bidan yg sedang berjaga di PONEK"
Nita beranjak dari duduknya, dan segera keluar dari ruang poliklinik.
"Ini.."syilla memberikan nita handphone miliknya"dokter bilang bicara lewat earphone"
Nita masih belum mengerti untuk apa tiba-tiba dia harus ke ponek. nita memasangkan earphone nya
"hallo"nita mengecek apakah yoga yg sedang operasi itu memang menelponnya
"Nita"suara yoga dari Telponnya "tadi bidan jaga ponek menelpon, ada pasien dengan kehamilan kembar, satu bayinya sudah lahir dirumah. Mereka bilang posisi anak kedua melintang.Mira dan kia sedang menangani pasien perdarahan, kamu bantu mereka. Aku dan azka masih di ruang Ok pasien disini mulai apneu,aku tidak bisa keluar untuk sekarang"
"Tapi,,"nita ragu begitu sampai di ponek dia melihat, Mira dan kia yg tengah sibuk dengan pasien perdarahan itu.
"Aku menuntun dari sini"yoga memberikan keyakinan pada nita dia bisa melakukannya.
Nita segera memakai sarung tangan steril
"aku sudah memeriksanya"nita kembali bicara pada yoga ditelpon"Bja 96,setelah melakukan pemeriksaan dalam teraba tangan"
"lakukan seperti manual plasenta, tangan kamu mencari kaki dan menarik pelan sampai posisi dibawah berubah menjadi sungsang"
"apa bisa semudah perkataannya di telpon tindakan itu"guman nita, dari dulu dia yg terlalu pintar selalu mengejek nita yg kurang belajar dan selalu menyebutku aneh.
tapi ini gawat darurat denyut jantung bayinya sudah lemah.
Nita menarik napasnya dalam-dalam, dan meyakinkan dirinya. Dia melakukan semua yg diintruksikan yoga di telpon dengan hati-hati.
Karena kondisi bayi kembar ini kecil, nita berhasil mendapatkan kaki dan merubah posisi bayi, tangannya sudah dipenuhi darah yg bercampur cairan ketuban, tidak lama bayi itu pun lahir.
"Akhirnya selesai juga"nita tampak lemas karena selama tindakan tadi jantungnya bekerja lebih cepat.
Nita melihat ke arah mira dan kia yg masih sibuk dengan pasien perdarahannya.Dan bergantian ke arah pasien yg mereka tangani yg sedari tadi tidak berhenti menguap.
Nita segera menghampiri mira dan kia,melihat darah yg keluar banyak dari jalan lahir.
"syilla aku pinjam oximeter,ada kan? "
Dengan cepat syilla mengeluarkan benda yg diminta nita, dan langsung dipasang di jari pasien.
"kontraksi bagaimana mir? "tanyanya pada mira
"ini masih lembek, jadi perdarahan masih banyak,sudah drip oksi dan pospargin bolus"
Nita mencoba membantu temannya itu, dia memakai sarung tangan steril
"tensi 70/50,nadi 130,respirasi 30,saturasi 86"kia melaporkan pemeriksaannya
"Mira kamu lakukan kompresi bimanual interna setelah 3 menit evaluasi kontraksinya"
"oke"jawabnya
"kia tolong pasang oksigen dengan NRM,aku akan siapkan untuk infus 2 jalur dan pemasangan kateter"
"baik, kak"
"pasang infus 1 rl kosong guyur dan satu cairan koloid,sekalian ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium"
"kia,usahakan keluarganya mendapat darah dari PMI, spertinya pasien sudah banyak perdarahannya"
"syilla tolong evaluasi TTV setelah habis cairan pertama"
"siap!! "
Setelah 3 menit berlalu,nita melihat ke arah mira dan berkata
"Bagaiman kontraksinya? "
Seperti pelangi yg muncul sesudah hujan, terlihat jelas di wajah sahabatnya itu
"nita, kontraksi sudah ada, perdarahan sudah sedikit"
Nita tersenyum lega"syilla bagaimana pemeriksaan TTV? "
"Tensi sudah 90/60,nadi 108,respirasi 30,setelah dipasang NRM saturasi jadi 94"
"Kia, sebaiknya kamu lapor ke dokter kondisi terbaru pasien, dan tindakan selanjutnya"
"Baik, kak"
"tidak usah"suara yoga mengagetkannya, dia hampir lupa dari tadi dia belum menutup teleponnya"lanjutkan saja cairan koloid 20 tetes, evaluasi perdarahan 15 menit, jika tensi sudah naik baru lanjutkan drip oksi dan pospargin"
Nita mengulangi perkataan yoga pada mira dan kia.
"saya sudah sampaikan advis dokter,dan saya harus kembali ke poliklinik"
yoga tahu dia memanggilnya seperti itu,karena disitu ada kedua teman kerjanya dan juga syilla.
Nita mengakhiri pembicaraan, dan memberikan handphone milik syilla.
Mira memeluknya"Untung dokter yoga menelpon kamu untuk bantu kita, aku sudah ketakutan tadi"
Nita tersenyum"wahh..sepertinya aku bakal dapat traktiran nih"
"Baiklah, karena kamu sudah menolong kami jadi aku traktir kamu di kantin"
"iya, kak kita yg traktir"
"Besok Kita Ke kantin ya"ajak mira
Nita tersenyum dan mengangguk tanda setuju, kemudian, dia pamit kembali ke poliklinik.
Sebenarnya dia sudah sangat rindu melakukan tugas seperti itu yg dulu selalu dia temui,tapi sekarang keadaannya sudah berubah. Ternyata dia masih harus banyak belajar lagi.Mungkin yoga memanggiku karena jarak poliklinik lebih dekat dibandingkan harus memanggil bidan dari ruang bersalin yg jaraknya cukup memakan waktu untuk pasien seperti tadi.
Nita melihat Edna yg sudah sibuk memanggil pasien, ternyata pemeriksaan sudah dimulai.
"siapa yg usg? "tanya nita
"dokter yoga, baru lima menit dia datang. Sepertinya kamu berantakan sekali, baju kamu kotor kena darah. Kamu istirahat dulu, biar pasien aku yg urus"
Nita tersenyum senang memang cuma edna yg paling mengerti Dia saat ini. Nita duduk sejenak mengistirahatkan tubuhnya.
Tiba-tiba handphonenya bergetar, Ada pesan Dari yoga.
"TERIMA KASIH, ISTRIKU TERSAYANG.SUDAH MEMBANTUKU TADI, KAMU MEMANG SELALU MENGAGUMKAN DIMATAKU,BAIK DI RUMAH SAKIT MAUPUN DIRUMAH. AXEL MEMANG PINTAR MEMILIH BUBU TERBAIK"
"Apa-apaan ini?"guman Nita salah tingkah tersenyum Malu, lagi-lagi Dia dibuat yoga tidak berkutik Karena pujiannya.
Dia membalas pesan yoga
"PUJIAN ITU TERLALU BERLEBIHAN, BERHENTI MENGGODA DENGAN PUJIAN SEPERTI ITU"
Meskipun Nita terkadang trauma dengan kelakuan seseorang yg baik, selalu memuji dan bilang mengaguminya.Juga selalu mengatakan mencintainya, tapi ternyata kebaikan itu hanya untuk menutupi kebohongannya.
Tapi,mungkin hanya ketakutanku Saja. Nita mencoba menghibur dirinya, Dia sudah tidak mau mengingat kenangan dengan calon tunangannya dulu yg menghianatinya.
Sekarang ini biar sperti ini,walaupun Aku akan dibohongi dengan kata-kata manisnya, sepertinya aku memang wanita yg menyukai semua keindahan termasuk kata-kata yoga.