Axel tampak kelelahan setelah menempuh perjalanan panjang.
Mereka sampai di sebuah villa berlantai dua, dengan halaman depan villa yg luas.
Udaranya begitu sejuk, dihiasi pemandangan pohon-pohon pinus yg menjulang tinggi. Dan berbagai jenis bunga tumbuh indah di setiap sudut jalannya
Nita merilekskan badannya setelah dua jam perjalanan.
"Bubu aku masuk duluan!! "axel berlari cepat
Sepertinya dia memang sudah terbiasa dengan setiap sudut ruangannya.
"Kamu capek?? "yoga memandangi wajah nita sambil melemparkan senyuman.
Nita tersenyum aneh"nggak,tenang saja. Ayo masuk"
Ketika nita hendak melangkahkan kakinya, yoga berdiri di depannya, dan membungkukkan badannya.
"Yoga,,"nita menghentikan ucapannya.
Sesaat dia begitu tidak percaya, dan terpesona melihat jari-jari yoga dengan telaten mengikatkan tali sepatu nita yg terlepas.
Setelah selesai membenarkan ikatan tali sepatu nita yg terlepas, yoga beranjak dan tersenyum ke arah nita.
"Ayo, masuk"yoga memegang tangan nita, mengajaknya berjalan bersama.
Nita hanya tersenyum mengikuti langkah yoga.Dia tertegun bahkan lupa belum berterima kasih. Padahal dia bisa melakukan hal itu sendiri,tapi yoga memperlakukannya seperti wanita yg istimewa.
Tadi itu, walaupun hanya mengikatkan tali sepatunya yg terlepas dia sudah dibuatnya menyadari yoga selalu memperhatikannya sampai hal terkecilpun. Perhatiannya kali ini jelas-jelas akan menambahkan poin cintanya.
Yoga mengantarnya ke kamar dan berkata
"Istirahatlah"
lalu mendaratkan sebuah ciuman kecil di pipi nita.
Nita tertawa kecil meletakan telapak tangannya di kening yoga"Suamiku ini sepertinya sakit,karena terlalu lama menyetir"
Senyuman di wajah yoga tentu saja menandakan dia baik-baik saja.
"Kenapa kamu terlihat lebih cantik hari ini? "jari-jari tangannya merapikan rambut nita yg tergerai indah.
Kedua mata mereka kini saling bertatapan, dan lebih dekat.
Dia memulainya dengan menempelkan bibirnya di bibir nita, memberikan satu umpan sebuah ciuman lembut di bibir nita.
Sampai akhirnya mereka saling membalas ciuman itu satu sama lain.
Suasananya begitu sangat romantis dan seperti menunjukan kegairahan pasangan yg sedang berbulan madu di sebuah tempat yg hanya ada mereka berdua saja.
Kedua tangan nita begitu refleks mendorong tubuh yoga ketika dia mendengar axel memanggilnya dari arah luar kamarnya.Dia baru tersadar ditempat itu tidak hanya mereka berdua, tapi ada axel juga.
Nita bergegas membuka pintu dan menghampiri axel yg sedang berdiri menunggunya.
"Bubu aku lapar"
Nita baru tersadar ini sudah waktunya makan siang
"Ayo kita ke dapur, kita lihat apa yg bisa dimasak"
Dia menuntun axel untuk sama-sama pergi ke dapur. Axel kemudian duduk di kursi ruang makan, sementara nita menuju dapur.
Bahan makanan di kulkas sangat banyak, dia bisa memasakkan sesuatu untuk makan siang hari ini.
Dia mulai mengiris sayuran dan bahan -bahan lainnya dan dimasaknya.
Nita begitu terkejut melihat yoga yg tiba-tiba sudah berada di belakangnya, dia merapikan rambut nita yg tergerai dan mengikatnya dengan ikatan rambut.
Walaupun ikatan rambutnya tidak serapih nita mengikatnya sendiri. Tapi ini cukup membantu,membuatnya tidak selalu mengusap rambut nita yg menempel di pipinya.
Nita melemparkan senyuman ke arah yoga sebagai tanda terima kasih. Dan yoga membalasnya dengan kedipan.
"Ayah"panggil axel "bolehkah aku masuk ke kamar? aku sudah kekenyangan, jadi sekarang mengantuk"
Yoga mengusap lembut kepala axel dan tersenyum"baiklah,kamu pasti capek setelah perjalanan panjang tadi. Tidurlah"
Axel mengangguk dan bergegas menuju ke kamarnya.
Kali ini matanya menangkap sosok nita yg tengah membereskan peralatan yg sudah dipakai makan siang tadi.
"Selain bidan yg sigap dan cerdas, kamu juga ibu dan istri yg luar biasa"puji yoga
"Hentikan"nita tertawa kecil dia tidak ingin menerima pujian apapun.
"Ada yg bisa aku bantu? "yoga menawarkan diri
"Tidak usah"nita tersenyum"ini sudah hampir selesai, kamu tunggu saja di depan"
Yoga enggan pergi dan berkata
"Sebaiknya kerjakan saja itu nanti, kamu pasti capek"
"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa"
Dengan sigap nita membereskan semua,dan semuanya rapi seperti semula.
Yoga masih berdiri tidak beranjak sedikitpun dari samping nita.
Begitu selesai, dia mengajak nita menuju ruang depan.
"Apa ada hal lain yg mau kamu lakukan?"
Pertanyaan yoga membuat nita berpikir"apa disini ada buku? sepertinya aku mau membaca buku"
Sentilan halus di kening nita dari yoga"kamu kan sedang liburan,bukan sedang masa tenang menjelang ujian! "
Nita terkekeh"aku kan hanya menjawab pertanyaanmu sesuai keinginanku sendiri"
"jangan baca buku"yoga memberi peringatan
"lalu? "nita memasang wajah imut
Yoga dibuatnya tertawa karena tingkah nita yg seperti anak remaja"kamu ini jadi semakin mirip axel"
Dibilang seperti itu nita hanya tersenyum dan menarik kerah baju yoga,seperti posisi menantang seseorang lawannya.
"Sepertinya kamu mau aku menjawab sesuatu yg aneh! "
"Seperti apa? "yoga pura-pura bertanya
Nita tersenyum"memainkan permainan orang dewasa"
Raut wajah yoga seketika berubah dan semua tawanya yg dia tahan akhirnya meledak.
Nita memasang wajah cemberutnya kali ini dan menemukan satu ide bagus.
"Aku akan masuk ke kamar"ucap nita"kemarin itu,aku membeli satu baju yg kamu suruh.Dan bahannya sangat tipis"
lalu berbisik ke telinga yoga"aku mau memakainya dan kamu harus menilainya itu bagus buatku atau tidak.kamu yg jadi penilanya! "
Yoga tertegun dan menahan air ludahnya, dia masih belum berkata apapun saat nita beranjak lebih dulu menuju kamarnya.
Lalu tersenyum dan kemudian menyusul nita yg sudah terlebih dulu berada di ruang tidur mereka.
Ajakan nakal istrinya itu,tidak akan bisa ditolaknya. Dia akan menerima tantangan yang nita sebut permainan dewasa itu.