"Nita, sini!! "edna cepat-cepat menarik nita mendekat ke arahnya.
Nita yg teraneh melihat edna,langkahnya terseret-seret seperti seorang narapidana.
"Dengar"edna berbisik"di dalam dokter yoga dan mantan istrinya sedang berbicara berdua,coba kamu pikirkan. mereka di dalam sudah cukup lama! "
Pertama nita berusaha tidak kaget, dan kedua dia berusaha tidak peduli.
"Jangan-jangan kamu nguping ya? "tuduh nita
"Tadinya mau"edna terkekeh"apa mereka memendam kerinduan satu sama lain, karena sudah lama berpisah? "
Nita hanya tersenyum kecil, dia merasa tidak harus menjawab pertanyaan edna.
"Sepertinya dia sudah mulai terang-terangan"cetus nita dalam hati"baiklah,kita mulai permainan cantik ini! "
Edna yg sedari tadi bicara panjang lebarpun tidak digubrisnya, dia hanya mengeluarkan buku dari dalam tasnya.
Daripada harus memikirkan apa yg mereka lakukan di dalam, yg hanya akan membuat hatinya panas dan kepalanya pusing.Lebih baik dia membaca buku.
Sekarang saja kepalanya pusing, mendengarkan semua omongan edna yg tidak penting.
Elsa keluar dari ruangan setelah cukup lama di dalam, dia melihat nita yg sedang membaca buku tapi kedua matanya itu menatap jelas ke arahnya.
"Apa kabar bidan nita? "
"Baik, dokter"sambil menutup bukunya dan beranjak dari duduknya.
Kali ini mata mereka saling bertatapan,tatapan mereka seperti dua orang petarung yg berdiri di tengah-tengah pertandingan.
Wajah masamnya dia perlihatkan dihadapan elsa,seperti meneriakan apa yg kamu bicarakan dengan suamiku di dalam?? tapi sesaat kemudian dia tersadar
"Eh, kenapa aku jadi seperti ini! "nita mengingatkan dirinya,dan memalingkan pandangannya ke arah lain, kali ini dia tersenyum. dia merasa tidak ada gunanya jika hanya jadi seseorang yg pencemburu. Itu hanya akan menguras tenaganya dengan percuma, lebih baik dia memikirkan cara bagaimana mengambil hati suaminya yg sedang berada di dalam.
Elsa sepertinya menyadari kehadirannya kali ini tidaklah tepat untuk nita, setelah apa yg mereka bicarakan kemarin. Dan berniat segera pergi.
"kalau begitu sepertinya saya permisi dulu"
"Baiklah"jawab nita dan edn
tidak lama setelah elsa berpamitan, sosok nya mulai menjauh dari hadapan nita perlahan-lahan.
"Edna"panggil nita"hari ini kamu yg jadi asisten dokter ya, aku gak enak badan. biar aku yg panggil pasien"
Edna keanehan melihat nita yg beberapa detik lalu masih baik-baik saja,tiba-tiba sakit.
"Baiklah"meski matanya melotot,tapi edna menurutinya juga,edna memang sahabatnya yg paling baik.
Nita mulai memanggil pasien satu persatu
Hari ini pasien yg datang lebih banyak dari kemarin, dia merasakan badannya mulai lelah.
Dia terduduk lemas dikursinya.Dan mendengar handphonenya berbunyi, dia mengeluarkannya dari saku bajunya. Ada satu pesan masuk dari yoga
"KAMU SAKIT APA? TADI PAGI-PAGI KAMU TERLIHAT SEHAT"
Nita tersenyum dan membalas pesannya
"TIDAK APA-APA, HANYA SEDIKIT SAKIT KEPALA. MUNGKIN KARENA TIDAK BISA MENAHAN CEMBURU"
Setelah mengirim pesannya, dia tertawa dalam hatinya. Sekarang ini dia sudah mulai nakal mempermainkan suaminya.
Ini sangat lucu, padahal jarak kami hanya dipisahkan dinding saja.Tapi kami harus berkirim pesan untuk berkomunikasi.
"Nita, kamu di panggil dokter"edna tiba-tiba muncul dihadapannya.
"Kenapa dia tidak membalas pesan saja sih, aku malas kalau berhadapan dengannya"gumannya dalam hati.
Meski malas, Nita beranjak dari duduknya dengan cepat, membuat matanya sedikit berkunang-kunang ketika berjalan ke dalam ruang pemeriksaan.
Yoga melihat wajah nita yg kusut"kamu sakit? "
Nita hanya menjawab dengan gelengan kepala,dan memperlihatkan pada yoga kalau hari ini moodnya sedang tidak bagus.
"Selesai ini, kamu tunggu di gerbang depan.kita pulang sama-sama"
Nita memasang wajah tanpa ekspresi apapun, diapun hanya menjawab ajakan yoga dengan menganggukan kepalanya, lalu kembali ke tempatnya.
Sesampainya diluar,dia menarik napasnya dalam-dalam.
"Sepertinya ini berhasil"nita berbicara sendiri di dalam hatinya"sebetulnya aku tidak tega mempermain yoga seperti itu, tapi karena elsa sudah berani seperti itu. Yg aku harus pikirkan adalah menarik perhatian yoga! "
Nita tersenyum licik, sambil membereskan semua barang-barangnya. Karena sudah tidak ada lagi pemeriksaan, dia bersiap-siap untuk pergi ke tempat yg tadi yoga sebutkan.
"kamu beneran,tidak apa-apa? "yoga meyakinkan kembali,ketika nita sudah masuk ke dalam mobil.
Nita tersenyum"Iya, aku cuma lelah mungkin"
"Apa mungkin kamu,sedang hamil? "
"mungkin"jawab Nita pendek, dia melihat wajah suaminya yg terlihat keanehan.Dan soal kehamilan itu yg pasti Jawabannya adalah belum
Yoga masih tetap fokus menyusuri jalan menuju rumah dengan mobilnya.
Setelah pertanyaan yoga yg dijawab singkat oleh nita, suasana di dalam mobil pun sunyi senyap tanpa suara sedikitpun.
"Aku masuk duluan"nita cepat-cepat keluar dari mobil sesampainya di rumah, meninggalkan yoga yg masih penuh tanda tanya.
Dia melihat yoga yg menghampiri ke dalam kamarnya.
"Hari ini nggak ada operasikah? "tanya nita yg berpikiran dia hanya akan mengantarnya saja lalu kembali ke rumah sakit.
"Sudah di kerjakan elsa, dia kan residen"
Dia memeluk nita dari belakang, dan berbisik
"kalau kamu seperti ini terus, sepertinya aku bisa gila"
"kamu mau tahu kenapa? "tanya nita dan dijawab dengan anggukan oleh yoga
"Akukan tadi sudah bilang di pesan,kalau aku itu cemburu"nita berbalik arah dan kini saling berhadapan"kamu saja yg tidak peka!"
Mendadak yoga tertawa geli"Tadi itu, kita hanya membahas soal pasien yg sedang dirawat di ICU jadi harus menjelaskan secara detail pasti itu memakan waktu lama"
"Tapikan gak harus ditutup juga pintunya"suara nita pelan
tawa yoga tersambung dengan ucapan nita yg seperti anak kecil"yg menutup pintu kan edna, dia pasti berpikir kami sedang melepas rindu kan? "
"Memang"nita secepat kilat menjawab"Kamu kan tahu elsa berniat mengambil kembali suaminya"
Yoga hanya tersenyum meletakan tangannya di leher nita, dan mencium bibir merahnya. Dia hanya bisa meyakinkan nita dengan ciuman itu kalau saat ini rasanya dia tidak akan bisa berpaling dari wanita yg ada di hadapannya itu.
Seperkian detik nita menjauhkan wajahnya dan menghentikan ciumannya"Eh,siapa yg jemput axel nanti sore? "
Yoga tertawa kecil, disaat seperti inipun yg dia ingat pasti axel"aku sudah suruh pak itor"
"Tapi.. "belum sempat nita melanjutkan kata-katanya, yoga menghentikannya dengan memulai serangan di bibirnya.
Ada yg berbeda dengan ciuman yoga kali ini, dia begitu lembut dan seakan penuh cinta.
Perlahan demi perlahan, tanpa disadari mereka sudah berada di atas tempat tidur.
Nita yg terkaget meletakan tangannya di dada yoga
"Bukankah ini masih terlalu siang untuk melakukan hal itu?? "
yoga melemparkan senyuman, jarinya menyingkirkan rambut-rambut yg menghalangi wajah nita.
"kemarin itukan kamu yg menantang aku supaya berusaha membuatmu hamil anak perempuan"
Nita tertawa kecil dan mengingatnya"Memangnya harus siang hari?kamu pikir bisa membohongiku"
"Kamu sengaja kan? "nita meledeknya"antar aku pulang cepat-cepat, dan mengambil kesempatan disaat axel belum pulang"
"Alasan aku pulang lebih cepat adalah karena hari ini aku akan melahapmu bulat-bulat"
Nita kembali tersenyum mendengar ucapan yoga yg terdengar lucu.
Tangannya berpindah tempat ke arah leher yoga, dan menariknya lebih dekat dengannya, bersikap lebih berani berinisiatip lebih dulu menciumnya, dan membalas setiap ciuman yg diberikan yoga.
Sepertinya memang semua tidak bisa ditahan lagi.
Tapi ini baru cara pertama yg dilakukannya.
Memberikan apa yg dibutuhkannya untuk mengambil seluruh hatinya.