Siang ini supir yg biasa menjemputnya,sepertinya terlambat. Sudah hampir 30 menit nita menunggunya, dia bisa terlambat ke sekolah Axel.
Tiba-tiba berhenti Di depannya, sebuah Mobil mewah berwarna merah terang.Kaca mobilnya kemudian terbuka
"nita, masuklah"
Nita tertegun melihat sosok dokter elsa yg berada di dalam mobil itu.
"kamu mau jemput axel, kan?"
nita lebih mendekat"tapi,saya sedang menunggu supir yg biasa mengantar ke sekolah axel"
Elsa melemparkan senyuman"dia tidak akan jemput, aku sudah bilang sama yoga kalau aku yg antar kamu ke sekolah axel. Ada hal yg harus kita bicarakan juga"
Walaupun dipikirannya masih ada banyak pertanyaan, termasuk kehadiran elsa di kota ini. Nita bergegas memasuki mobilnya.
"Apa kabar? "
Nita tersenyum "baik, dok.axel juga baik, sekarang dia masuk ekskul komputer"
"panggil, elsa saja. iya, yoga sudah cerita tadi. oh, iya dua minggu ini stase residenku di kota ini menggantikan dokter azka"
Pantas saja dia ada disini, nita tersenyum dan menganggukan kepalanya tanda mengerti.
"kamu mau kan sesekali main dengan axel kerumah?kita buat acara makan-makan"
"Rumah dokter?? "nita menurunkan volume suaranya, tapi tertangkap jelas di telinga elsa.
Elsa tersenyum sebelum menjawab pertanyaan nita"Rumah kami yg dulu, kamu pasti sudah pernah kesana kan? "
"Rumah kami yg dulu? "guman nita dalam hati, dia menggaris bawahi kata kami disini tentu saja dia dan yoga. Selama ini dia berpikir rumah itu sudah dijual ketika yoga memutuskan pindah rumah.
"Apa yoga tidak bilang kalau rumah itu kenangan kami dulu, jadi kemarin dia menyuruhku menempatinya selama stase residen disini"
"Iya dia bilang"nita berbohong"tapi sepertinya aku lupa"
Nita semakin penasaran apa lagi yg akan elsa bicarakan padanya, dia merasa perlu mengetahui apapun yg dia tidak ketahui pasti yoga bicara terlebih dulu dengannya.
"Kamu hebat" puji elsa " seniorku azka tidak berhenti memuji atas tindakanmu kemarin di ponek, padahal dia bukan tipe yg suka memuji "
Nita tertawa dalam hati, dokter azka dibilang bukan tipe orang yg suka memuji, tapi menggombali wanita,tegasnya.
"itu cuma kebetulan" nita tersenyum "Saya melakukan sesuatu yg sudah saya pelajari saja"
"Kamu tahu, dulu sebelum bercerai.saya merasa harus mengimbangi yoga yg sudah menjadi dokter spesialis. Kecemburuan selalu membuat kita ribut, terlebih ketika mahasiswi bimbingannya cantik-cantik, ternyata bidan jaga disana juga diluar yg saya bayangkan. Mereka muda-muda dan cantik. Sedangkan saya,tidak bisa melanjutkan kuliah spesialis karena harus mengurus axel sendiri.Selain itu mertuaku tidak menyukaiku sejak awal menikah"
Nita merasa kata-katanya sedikit menyindir statusnya yg hanya seorang bidan.
"Sepertinya itu bukanlah hal yg harus dijadikan alasan"nita mengomentari"kalian hanya terlalu egois,memikirkan keinginan masing-masing, sampai axel merasa tidak diinginkan, karena kehadirannya membuat apa yg di cita-citakan orang tuanya jadi tidak tercapai"
Elsa tertawa kecil "Apa axel yang menceritakannya? "
" tidak " jawab nita cepat " saya hanya menyimpulkan dari pembicaraan tadi saja "
" Ternyata yoga memang benar, kamu wanita yg cerdas, selain itu kamu juga cantik, kamu pandai mengambil hati axel, sampai waktu liburan kemarin yg dia ingat cuma kamu"
" Kami sudah akrab sejak lama, dia sering ikut ayahnya ke ruang bersalin dulu"
" Tapi, stase residenku beberapa bulan lagi akan selesai. Aku sudah merasa sepadan sekarang, dan berniat membenahi hubunganku dengan axel,dan..yoga"
Nita mengepalkan tangannya tanpa diketahui elsa, dia mengumpulkan seluruh kemarahannya di tangannya itu.
" Karena sebenarnya pernikahan kalian itu, aku yg mengaturnya"
Sepertinya nita sudah sangat marah, tapi otaknya memaksanya untuk tetap tenang, dia harus mendengarkan semua rahasia dari wanita ini.
"Aku juga yg melarang yoga tinggal di rumah kami yg dulu, itu adalah rumah pertama pada saat kami menikah.Aku tidak ingin orang lain menempatinya"
Melihat nita yg sedari tadi terdiam, elsa sesekali melirik ke arah nita yg terlihat masih tenang. Dia tersenyum dan berkata
"Apa kamu mau memberikan kembali yoga dan axel? "
Nita tersenyum sinis "memberikan? apa ini permintaan? "
Elsa tertawa kecil "bukannya kalian menikah sampai aku lulus stase residen ini? jangan bilang kamu lupa, bahkan yoga sudah memberikanmu kompensasi dengan membiayai pengobatan nenekmu, dan beasiswa putra pamanmu"
" Wah.. " kali ini nita tertawa "Aku benar-benar kaget, ternyata kalian merencanakannya dengan baik"
Elsa menghentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah axel, tapi dia masih ingin melanjutkan pembicaraannya dengan nita.
"Jadi,ingatlah posisimu, mau tidak mau kamu harus memberikan yoga dan axel kembali padaku"
Nita tersenyum tenang "baiklah, sekarang aku yg akan bertanya padamu"
"Apa kamu mau aku mengembalikan yoga atau aku harus mengembalikan axel? "
" Kenapa aku harus memilih salah satu dari mereka? "tanya elsa
Nita tersenyum dan menatapnya tajam "aku hanya tidak mau membuatmu menjadi seseorang yg tamak, karena jika kamu memilih keduanya, satu dari mereka akan menjadi korban saja. Jadi lebih baik kamu memilih salah satu dari mereka. Mantan suamimu atau anakmu.. "
Perkataan nita ini diluar dugaannya, dia bicara begitu tenang, nada bicaranya pun tidak tinggi, tapi kata-katanya seolah menekankan bahwa elsa tidak bisa mempermainkannya.
"Bagaimana jika aku memang tamak, menginginkan keduanya? "
Nita tersenyum sambil melepaskan safety belt, bersiap untuk keluar mobil.
"Baiklah, kita mulai saja permainan ini! "suara hati nita yg menggebu-gebu.
Dia melihat elsa yg sudah tidak sabar mendengar jawabannya, dan berkata
" Baiklah,, aku akan sepertimu. Jika kali ini kamu berusaha sekuat mungkin mendapatkan kembali mereka yg telah kamu tinggalkan dulu. Aku juga akan berusaha sampai akhir mempertahankan apa yg telah aku dapatkan. Dengan begitu kita impas?!"
Nita bergegas keluar dari mobil, dan berjalan menjauhinya.
Meninggalkan elsa setelah dia mengibarkan bendera perang.Nita hanya tidak mau dia bisa seenaknya menginjak-nginjak harga diri seseorang dengan perkataannya. Karena dari awalpun dia sudah mengetahui kalau dia tidaklah sepadan berdampingan dengan yoga.Jadi dia tidak terlalu memikirkan statusnya,yg dia pikirkan hanya menolong axel. Masalah hatinya pada yoga bisa dia jadikan urutan kedua.
Karena dia hanya tahu, bahwa hati seseorang bisa berubah seiring waktu. Seperti dia melupakan wildan dulu.
Aku hanya perlu berusaha mempertahankan apa yg telah aku dapatkan..