Chereads / The Princess Man / Chapter 2 - Chapter 1: The Beginning

Chapter 2 - Chapter 1: The Beginning

ELLE'S POV

Matahari kembali bersinar terik, aku berjalan menuruni tiap anak tangga. Ku temui daddy  yang sedang menyantap sarapan miliknya.

"Good Morning Dad !"

"Morning, Sweetheart! Gimana tidurnya semalam?"

"Nyenyak, Dad." Aku menyantap seporsi roti isi yang sudah tersedia di atas piring.

"Oh iya. Di depan, daddy  sudah mengganti pengawalmu dengan yang baru."

Seketika itu juga, aku berhenti menyantap sarapan yang sedang kunikmati. Mataku membelalak mendengar kalimat yang barusan saja terucap dari mulutnya.

"Apa aku gak salah denger?"

"Enggak, Sweetie."

"Oh my God! Daddy, aku udah DELAPAN BELAS TAHUN secara hukum saja, aku sudah bebas pergi kemana pun asalkan meninggalkan pesan. Lagi pula aku tidak meminta daddy untuk menggantinya, tapi meniadakan."

"Daddy tidak berjanji untuk memenuhi permintaanmu, bukan? Lagi pula hanya satu orang pengawal, Elle. Dia masih muda, orang-orang di sekitarmu pun tak akan menyadari kalau dia adalah seorang pengawal."

"Baiklah."

Aku memilih menyudahi pembicaraan itu. Percuma juga, aku tak akan bisa mengubah keputusan seorang raja. Aku mengembalikan fokusku untuk menghabiskan seporsi roti isi ini. Setelah itu menghabiskan segelas susu.

"I got to go."

"Take care, Sweetheart."

Setelah berpamitan dengan daddy, aku pergi ke halaman depan untuk menemui pengawal baru itu. Mata kami saling beradu. Ku akui apa yang daddy ucapkan di meja makan tadi memang benar. Dia terlalu rupawan untuk menjadi seorang pengawal. Lebih cocok menjadi seorang model ataupun aktor film. Walaupun begitu ku rasa dirinya tak jauh berbeda dengan pengawal-pengawalku sebelumnya. Dia tetap harus mengikuti segala protokol yang ada.

"Selamat pagi, Princess Elle. Nama saya Christian, Christian Ozera."

"Pagi. Hmm..., Baiklah ayo berangkat."

Perjalan kami sunyi, hanya sepatah dua patah kata saja terucap. Itu pun seperlunya saja. Setibanya di kampus, Flora sudah menungguku di lobby campus. Sedangkan setiap pasang mata tertuju pada Christian yang sedang membukakan pintu mobil untukku.

"Oh Lord! Ciptaan Tuhan macam apa lagi yang kau bawa ke kampus ini?" ucapnya sembari menarik pergelangan tanganku menjauhi tempat Christian berpijak.

"Dia pengawal baruku. Untungnya hanya satu saja, bayangkan jika ada lebih dari seorang yang seperti dia."

"King  Edmund benar-benar memiliki penglihatan yang amat bagus."

"Apa maksudmu, Flo?" Aku mengernyitkan dahiku.

"Ya Tuhan, Elle. Tidakkah kau lihat? Dirinya bak model, pesonanya menyamai seorang pangeran."

" Princess Flora Santionova dari Kerajaan Salfocania, aku tahu tapi tetap saja dirinya adalah seorang pengawal. Yang pastinya akan menyebalkan seperti kebanyakan pengawal pada umumnya," ucapku dengan nada penekanan.

"Baiklah terserah apa katamu. Yang pasti, jika aku adalah dirimu, aku takkan membiarkannya sampai jauh-jauh dari diriku."

Ya, Flora, sahabatku yang satu ini memang sangat jeli terhadap ketampanan dan pesona yang dimilikki setiap lelaki. Ku akui para mantannya memang benar-benar rupawan. Hal hebat yang dapat ku pelajari dari Flora adalah dia tak pernah di putusin oleh para mantannya. Entah bagaimana caranya dirinya bisa seperti itu. Dan juga sebagian besar mantannya masih berharap untuk rujuk.

Seluruh kelas yang aku ambil pada hari ini telah usai. Aku memilih untuk duduk di taman untuk sekedar mengobrol dengan Christian. Tentunya aku tidak ingin seharian berada dekat dengan orang yang tidak ku ketahui asal usulnya.

"Jadi, dari mana asalmu?" Aku membuka pertanyaan sembari menyeruput secangkir coklat panas.

"Shoreditch, Princess." Ia menyebutkan salah satu distrik di London.

"How old are you?"

"25 years old."

Obrolan kami pun terus berlanjut. Ternyata dirinya cukup menyenangkan. Dilihat dari caranya menjawab segala pertanyaan yang aku lontarkan, ia memiliki pengetahuan yang sangat luas. Obrolan kami terhenti saat Peter menghampiriku.

"Hai, Elle! Boleh aku bicara denganmu?"

"Ya, tentu. Ada apa?"

"Aku ingin bertanya, apakah kau bersedia menemaniku di acara amal milik ayahku malam ini?"

"Ya, aku senang sekali jika bisa membantu."

"Oke. Aku akan jemput jam 8 malam di tempatmu. Bye!"

"Bye, Peter."

-----------------------------------------------------------------------------------