AUTHOR'S POV
Hari ini pun tiba, hari pernikahan antara King Edmund Hoult dan Emma Filezia. Mereka berdua memasuki altar Gereja Wells Cathedral. Para media lokal maupun internasional telah bersiap untuk mengabadikan momen ini.
Elle dan Zara mengikuti mereka di belakang. Kedua nya tampil menawan dengan memakai gaun berwarna soft pink. Janji suci pun diucapkan oleh kedua belah pihak. Sekarang Emma telah resmi menyandang gelar sebagai ratu. Mengetahui kenyataan tersebut, perlahan Elle meneteskan air matanya. Mungkin orang melihat bahwa itu merupakan air mata bahagia melihat ayahnya tak lagi sendiri. Tapi dari hati terdalam Elle, air mata itu menandakan kekecewaan yang begitu besar. Resepsi pun digelar malam harinya tepat pukul 7 di istana.
-------- Resepsi di Istana---------
Berbagai orang-orang penting memenuhi istana dari berbagai penjuru dunia. King Edmund & Queen Emma menyambut ramah tamu-tamu kerajaan yang hadir. Lagu riang pun dimainkan oleh orchestra kerajaan, beberapa tamu yang hadir berdansa ria di atas lantai istana.
Tapi ada yang aneh dari resepsi itu, King Edmund kehilangan Elle di jamuan pernikahannya.
"Did you see my princess?", tanya King Edmund pada salah seorang pengawal kerajaan.
"I'm sorry, Your Majesty . Saya tidak melihat Princess Elle sedari tadi.", jawab pengawal itu.
"Bisakah kau carikan dia di ruangannya atau tempat lain di istana ini?", pinta King Edmund.
"Baiklah, saya akan mencari Princess Elle, Yang Mulia."
Pengawal tersebut segera menuju kamar Elle yang berada di sisi barat istana itu.
ELLE'S POV
Jamuan pernikahan sudah dimulai sejak tadi, tapi aku sangat tidak ingin menghadiri acara tersebut. Sekarang ini aku duduk di samping balkon kamarku melihat banyak sekali tamu undangan yang berdatangan. Ku lihat juga banyak sekali karangan bunga di sepanjang jalan menuju istana tadi. Mereka mengucapkan kebahagiaan mereka atas pernikahan ini.
Saat ini aku berharap untuk bisa menghentikan waktu, agar setidaknya aku bisa melarikan diri dari kondisi ini.
Tok
Tok
Tok
Seseorang mengetuk pintu kamarku.
"Permisi, miss anda telah di tunggu oleh King Edmund di jamuan pernikahannya," kata Chris padaku dari balik pintu.
Aku tidak menjawab pertanyaan itu dan buru-buru berlari ke tempat tidurku untuk pura-pura tertidur. Lalu aku mendengar pintu kamarku terbuka.
"Ehmmm.... Jangan berbohong padaku tuan putri. Bagaimana bisa kau tertidur pulas di atas kasur dengan jendela yang masih terbuka lebar. Tidakkah udara dingin ini tentu akan mengganggumu apalagi saat ini kau mengenakan gaun malam," ujar Chris padaku.
Aku pun membuka mata dan beranjak dari kasur.
"Kau terlalu pintar untuk kubodohi. Bisakah kau tutup pintu kamarku? Ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," perintahku pada Chris.
Chris berjalan lalu menutup pintu kamarku.
"Baiklah tuan putri, apa yang ingin anda bicarakan?" tanya Chris padaku.
"Malam ini aku akan berpura-pura sakit sehingga aku tidak perlu untuk menemani Zara dan Emma, kau harus membantuku sehingga semuanya tampak nyata," ucapku pada Christian.
"Baiklah tuan putri sesuai keinginan anda," kata Christian.
AUTHOR'S POV
Elle memasuki tempat resepsi melalui pintu utama. Semua mata tertuju padanya. Malam ini dia begitu cantik dengan gaun berwarna gold yang ia kenakan. Elle menembus kerumunan tamu undangan menuju singgasana ayahnya diikuti oleh Christian di belakangnya.
"Maaf ayah aku terlambat, ada sedikit masalah dengan sepatuku tadi," kata Elle pada King Edmund.
"Duduklah di sebelah kanan ayah, putriku.",kata King Edmund.
Elle pun duduk di sebelah kanan ayahnya. Tak lama setelah itu waktunya untuk memberikan kata sambutan. Lady Rosela, ibu dari King Edmund memberikan kata sambutan, selanjutnya Elle pun maju memberikan kata sambutan bagi para tamu undangan. Selanjutnya giliran Zara. Pesta berjalan dengan lancar dan meriah. Raja, Ratu dan kedua putrinya pun menghampiri para tamu undangan untuk berbincang-bincang dengan mereka.
"Hai, Harry. Apaka kabar? Ku kira kau tidak akan datang karena sibuk dengan urusan kerajaan mu," sapa King Edmund pada King Harry.
"Tentu saja aku akan datang. Sudah lama juga aku tidak bertemu denganmu. Terakhir saat mendiang Lady Catherine masih mengandung Elle. Saat Lady Catherine meninggalkan aku datang melayat tapi tidak ada kesempatan untuk menemuimu setelahnya. Oh iya selamat untuk pernikahan kalian berdua," kata King Harry.
"Elle, ini lah King Harry York teman baikku saat SMA dulu yang sering ayah ceritakan.", kata King Edmund memperkenalkan King Harry pada Elle.
"It's an honour to meet you, Your Majesty," kata Elle sambil membungkukan badan.
"Wah, kau begitu cantik dan anggun Elle, seperti mendiang ibumu," kata King Harry
Zara pun datang ke arah kami.
"Perkenalkan ini putri ku Zara, Zara Hamish. Zara perkenalkan ini King Harry York," kata King Edmund.
"It's an honour to meet you ,Your Majesty," kata Zara sambil menundukkan badannya.
"Perkenalkan juga ini putraku, Gerald York. Ia berusia 20 tahun. Kalo aku tidak salah ia 2 tahun lebih tua darimu Elle," kata King Harry memperkenalkan putranya itu.
"It's an honour to meet you King Harry and Queen Emma. Hy Princess, glad to meet you," kata Prince Gerald menyapa mereka semua.
Tiba-tiba saja tatapan King Harry berubah. Ia terlihat terkejut saat melihat Christian. Begitu juga dengan Christian.
"Seperti putri-putri anda belum berdansa dengan siapapun King Edmund. Bolehkah saya mengajak salah satu putrimu?" tanya Prince Gerald pada King Edmund.
"Tentu saja," jawab King Edmund.
"Would you like to dance with me, Princess Elle?" pintanya sambil memegang tangan Elle.
"Of course," Jawab Elle.
Mereka pun memasuki lantai dansa. Zara yang tidak diajak oleh Prince Gerald pun terlihat kesal. Kemudian meminta Christian untuk menari bersamanya.
"Princess Elle, apakah kau sudah mempunyai kekasih?", tanya Prince Gerald.
"Belum, sejak yang terakhir," jawab Elle.
"Jadi apakah aku masuk kedalam kriteriamu?" tanya Prince Gerald sambil bergurau.
"Mungkin iya, tapi untuk saat ini aku sedang tidak memikirkan seorang kekasih," jawab Princess Elle.
Mereka pun akhirnya berganti pasangan menarinya. Ya itu merupakan salah satu gerakan tarian kerajaan dimana ada saatnya para pasangan itu berganti pasangan menarinya. Elle pun kaget saat melihat pasanganan menarinya adalah Christian. Zara pun dengan sigap langsung mengambil tangan Gerald.
"Wow, it's you. Bagaimana kau bisa menari tarian seperti ini?" tanya Princess Elle pada Christian.
"Seseorang pernah mengajariku sewaktu aku masih remaja.", jawab Christian.
"Siapakah orang itu?" tanya Elle penasaran.
"Nenekku.", jawab Chris.
"Pasti dia seorang putri, kau adalah keturunan bangsawan kan Chriss??", tanya Elle dengan mata membelalak ke arah Chris.
"Bisa kubilang ya. Jadi bagaimana tentang rencanamu itu Princess?", tanya Christian dengan senyum manisnya.
Tiba-tiba Elle jatuh di bawah pelukan Christian. Dengan sigap Christian langsung menggendong Elle ala bridal style. Elle yang pura-pura setengah tersadar membisikkan sesuatu ke telinga Christian.
"Actingku bagus bukan?"
"Yes, Your Majesty.", jawab Christian.
Christian pun membawa Elle melewati koridor kerajaan diikuti oleh King Edmund dan Queen Emma. Sesampainya di kamar, Christian membaringkan Elle di kasurnya.
"Elle, are you okay?" tanya King Edmund dengan tatapan cemas.
"Aku merasa kurang enak badan, Dad. Kepalaku pusing sekali. Tak apakan aku tidak ikut menemani kalian di resepsi malam ini?" jawab Elle dengan tatapan yg sayu.
"Gak papa kok, sayang. Kamu bisa istirahat saja di kamar. Kalo kamu sudah baikan kamu bisa menyusul kami ke resepsi," kata Queen Emma dengan tatapan yg sangat lembut.
King Edmund dan Queen Emma berjalan keluar, kembali menuju ke ruang resepsi.
"Chris, bisakah aku bicara denganmu berdua saja?" pinta Elle dengan akting sakitnya.
Chris pun menutup pintu kamar. Dan kini hanya menyisakan mereka berdua saja.
"Yeay!! We did it Chris, " kata Elle yang masih terduduk di atas kasur.
"Yes, Princess aktingmu sungguh luar biasa. Kau dapat membuat semua orang menatapmu khawatir.", kata Christian.
" by the way, kalo kamu seorang bangsawan bagaimana bias berakhir menjadi seorang bodyguard?"
"Secara teknis, aku bukan benar-benar bangsawan, dan sebaiknya aku keluar dari kamarmu sekarang."
"Okay, terima kasih banyak, Christian." kata Elle seraya mencium pipi Christian.
Christian cukup kaget akan apa yang dilakukan Elle. Elle pun terlihat malu dan langsung menutup selimutnya.
"Baiklah Princess, aku akan pergi. Jika kau perlu apapun aku ada dibalik pintu.", kata Christian.
'Apa yang kau lakukan Elle! Kau baru saja menciumnya,' batin Elle.
Langkah sepatu Christian terdengar meninggalkan tempat ia berdiri sebelumnya dan pergi keluar dari ruangan tersebut.