Chereads / Laluna / Chapter 19 - Pertandingan Final

Chapter 19 - Pertandingan Final

* * *

"nona, anda tidak apa-apa?"

tanya Chris pada Eden mencoba memastikan kondisi Eden

Eden merespon dengan menganggukkan kepala seolah memberi tanda bahwa ia baik-baik saja ..

Eden yang merasa sedikit lelah memilih untuk menyingkir dari orang-orang dan berteduh di sebuah pohon besar untuk beristirahat, Chris pun hanya bisa mengikuti Eden dari belakang..

setelah selesai membacakan pengumuman, semua orang yang hadir di Padang rumput perlahan pergi..

dari kejauhan ia terus melihat orang-orang yang mulai pergi satu persatu dari Padang rumput tersebut..

pemandangan tak biasa menyita perhatian Eden, ketika salah satu lawannya yang bernama Kate di tampar, di pukul bahkan di injak-injak oleh pengawal Liliana.

pada awalnya ia ingin mendekat, mencoba melerai namun urung dilakukan karena Chris mencegah nya sambil mengulurkan tangan dan menggelengkan kepala agar Eden tak ikut campur dalam urusan orang lain.

setelah di rasa puas melihat Kate tersiksa, Liliana kemudian meninggalkan Kate, bahkan kuda milik Kate ikut di bawa.

tubuhnya terkulai lemah, sambil sedikit terbatuk-batuk mmengeluarkan darah, melihat hal tersebut Eden kemudian mendekati Kate ..

ia berjalan sambil menuntun kudanya menuju Kate.

"pakailah"

sambil mengarahkan tali kuda padanya

"ccihhhhh"

Kate meludahkan darah yang ada di dalam mulut nya, kemudian berkata

"aku tidak perlu belas kasih mu!"

lalu perlahan berdiri namun tubuhnya tak seimbang dan menyebabkan dirinya hampir terjatuh, beruntung Eden menyangga tubuhnya dan membantunya berdiri tegak, seolah tak senang dengan bantuan Eden, Kate lalu menepis tangan Eden ketika ia berhasil berdiri tegap.

"jika kau berpikir demikian maka kau salah, pakailah.. setidaknya kau masih bisa menyimpan tenaga untuk bertahan dari siksaan selanjutnya oleh majikan mu nanti malam"

ucap Eden bersikukuh ingin membantu Kate lalu pergi begitu saja meninggalkannya untuk kembali ke istana Vie rose.

Kate hanya bisa memandang Eden dari kejauhan, sejenak terbersit dalam pikirannya bahwa betapa Eden bukanlah orang yang jahat seperti Liliana.

pandangan matanya sedikit luruh kebawah, ia tampak menyesal karena telah berlaku kasar pada Eden.

* * *

sesampainya di istana Vie rose, Eden kemudian membersihkan diri dan mulai mengobati lukanya sedangkan Chris dan Cecilia setia mendampingi Eden di kamarnya.

"Cecilia, bisakah kau buatkan aku ekstrak middlemist Camelia lebih banyak lagi?"

tanya Eden sambil mengusap lukanya dengan handuk basah.

"ha apa?"

Cecilia sedikit terkejut dengan permintaan Eden

"iya buatkan aku ekstrak middlemist Camelia, bagi dalam 5 botol kecil, dan buatkan aku khusus 1 botol dengan dosis tinggi"

jelas Eden tentang keinginannya.

"a.. ahh baik nona akan saya buatkan"

Cecilia kemudian pergi untuk melaksanakan perintah Eden

"nona, kenapa anda menolongnya?"

tanya Chris dengan nada yang tidak senang

"kenapa ya.. hah.. karena dia manusia"

jawab Eden

"tapi dia ingin membunuh nona, aku bisa dengan jelas melihat sorot matanya yang jahat itu"

masih tak sedang dengan cara Eden membantu Kate

"tapi dia tetaplah manusia Chris, di arena pertandingan kami adalah musuh, tapi jika diluar kami hanya manusia biasa"

ucap Eden lirih seolah kasihan dengan nasib buruk yang di alami kate..

Chris tidak bisa menjawab pertanyaan Eden, yang ia tau Eden adalah orang baik dan suci.. sejahat apapun perlakuan orang lain terhadapnya jika orang tersebut terluka tentu saja secara naluriah Eden akan menolongnya.

* * *

keesokan harinya..

Eden datang 1 jam sebelum pertandingan di mulai.

seperti yang sudah ia perkirakan, ketiga peserta yang menjadi lawannya telah hadir di ruang tunggu, kate dengan tubuh yang terluka, bahkan ke dua peserta lain yang berhasil dalam pertandingan kemarinpun tak luput dari sasaran kemarahan tidak jelas majikannya. melihat hal tersebut hati Eden semakin terluka, ia kemudian mendekati Kate dan memegang tangannya yang terluka

"lepaskan!!!"

Kate menepis pegangan tangan Eden

"diamlah aku akan mengobati mu"

Sambil memegang tangan Kate yang terluka lagi.

meskipun Kate berusaha untuk menepisnya kembali namun Eden berhasil membuatnya terdiam.

Eden mengambil ramuan yang telah disiapkan oleh Cecilia kemudian mengobati luka Kate

"bukankah tidak adil jika lawanku dalam kondisi badan yang terluka? jadi terima saja bahwa aku mengobati mu"

ucap Eden sambil tetap mengobati tangan Kate.

tak berselang lama, luka di tangan Kate perlahan sembuh bahkan menutup dengan sempurna.

melihat hal tersebut, Kate merasa takjub dengan kemampuan Eden,

"i..ini.. baru pertama kali aku melihatnya"

ucapnya terbata-bata

"tidak perlu terkejut seperti itu, ini adalah hal yang sudah biasa ku lakukan.. ketika melihat mu terluka tentu saja secara naluriah aku harus mengobati nya, jadi mengertilah dan jangan menolak"

imbuh Eden sambil terus mengoleskan middlemist Camelia pada luka Kate yang lain

"tapi kau tau bahwa perintah yang mereka berikan adalah untuk membunuh mu, jangan membuat kami merasa tidak nyaman"

imbuh Diana yang merupakan utusan keluarga Morgan

"di arena pertandingan memang kita adalah musuh, tapi di luar arena pertandingan apakah kita harus tetap menjadi musuh? kurasa kalian tau prinsip dasar seorang petarung, kemarilah" kemudian memanggil Diana dan mengobatinya

karena penasaran Diana kembali bertanya pada Eden,

"kenapa kau menolong kami?"

tanya Diana

"apakah aku harus menjawabnya? ya katakan saja karena kalian ini manusia, aku juga manusia, jadi kita ini sama"

sambil tersenyum menjawab pertanyaan Diana.

perwakilan dari keluarga Brooks yang bernama Laura kemudian mendekati Eden dan duduk di sebelahnya, ia mulai berbicara,

"kami sebenarnya tidak ingin menjadi seperti ini, kami ingin menjadi kesatria yang sesungguhnya tetapi kami hanya menjadi budak, pesuruh kaum bangsawan"

ucapnya lirih, ia begitu terlihat sedih dengan keadaan yang mereka alami.

"kenapa kalian tidak melawan?"

tanya Eden sambil terus mengoleskan middlemist Camelia pada luka Diana.

"kami tidak memiliki kekuasaan sehingga itu sulit untuk kami.. lagi pula kami terikat dalam perjanjian jual beli"

imbuh Diana

"perjanjian? bukankah kalian hanya perlu membayar denda jika ingin keluar dari belenggu mereka"

ucap Eden mencoba memberi solusi

"tidak semudah itu, karena jaminannya adalah nyawa kami"

seru Kate merasa tidak senang mengenai topik pembicaraan tersebut.

"nyawa? ini sungguh keterlaluan, itu sama saja dengan kalian harus mengabdi pada mereka seumur hidup! tidak masuk akal!! siapa yang membuat peraturan seperti itu? "

kembali bertanya kepada ketiganya

"raja dan para bangsawan sebelumnya, kami tidak bisa berbuat apa-apa sehingga kami harus menuruti apapun kemauan mereka.. bahkan sampai mati sekalipun"

imbuh Laura

"jika kalian kalah, apakah mereka akan membunuh kalian?"

tanya Eden

"kami berharap seperti itu, kami ingin mereka langsung membunuh kami.. tetapi yang terus mereka lakukan hanyalah menyiksa agar kami mengingat bagaimana rasa sakitnya"

jelas Diana yang terlihat murung.

mendengar penjelasan mereka, Eden merasa muak, kesal dan sedih atas apa yang telah mereka alami..

"hey.. kami mendengar hal ini dari majikan kami, bahwa kau adalah peserta favorit raja.. bagaimana bisa seperti itu?"

tanya Diana penasaran dengan sosok Eden

"ahh.. masalah itu, sebenarnya aku adalah keponakan dari paman Hansel, salah satu penasehat kerajaan.. jadi wajar bila raja menjadikan ku sebagai favorit"

jawab Eden mencoba menyembunyikan identitasnya.

"begitu ya.. kau beruntung karena mendapat perhatian raja"

imbuh Diana

"kalian, apapun yang terjadi nanti di pertandingan jangan goyah, laksanakan tugas kalian sebagaimana mestinya.."

ucap Eden

"terimakasih karena telah mengerti keadaan kami"

ucap Kate

"kau adalah orang baik.. jadi berjanjilah 1 hal pada kami"

ucapan Laura membuat Eden sedikit bingung

"?????"

"berjanjilah jika kau menang nanti, apapun yang terjadi jangan hiraukan kami.. kami tidak ingin membawa mu dalam masalah.."

jelas Laura

"iya aku berjanji"

sambil menghela nafas dan tersenyum pada ketiganya

* * *

terompet tanda pertandingan akan dimulai telah dibunyikan, ke empat peserta mulai memasuki arena pertandingan..

pertandingan final dilaksanakan di sebuah sebuah Colosseum, tempat ini biasa digunakan untuk duel kesatria atau adu banteng..

suara teriakan penonton begitu riuh karena masyarakat sekitar sangat antusias dengan pertandingan yang di adakan oleh raja dalam rangka untuk mendapatkan seorang istri sekaligus calon ratu di the Great Aztec.

yang menarik perhatian adalah baru pertama kali dalam sejarah the great Aztec untuk menjadi istri raja harus melalui pertandingan fisik.

raja, pangeran Arthur, penasehat dan juga para menteri sudah duduk di podium untuk menyaksikan pertandingan tersebut.

bahkan kursi khusus para bangsawan telah disiapkan untuk menyaksikan pertandingan ini. Hansel mulai membacakan peraturan, yang harus dilakukan peserta hanya mengikatkan rantai pada Kerberos.

sebuah peraturan yang cukup sederhana namun juga membuat para penonton merinding karena Kerberos adalah hewan buas peliharaan kesayangan raja.

setelah peserta mengerti dengan peraturan, kemudian pengawal membuka gerbang khusus yang merupakan pintu keluar dari Kerberos.

mata merah berjumlah 6 menatap ke 4 peserta dari dalam pintu tersebut..

Geraman Kerberos mulai terdengar,

'arrggggggggg' 'arrrggggggh' 'woooffffffffff'

Kerberos berlari keluar menuju ke empat peserta..

dengan sigap, para peserta pun menghindar dan berpencar.

debu mulai bertebaran, menghalangi pandangan mata, ini terjadi akibat langkah Kerberos Jang begitu cepat dan menggesek tanah di arena pertandingan.

Eden melihat situasi dari jauh dan mulai menyusun rencana untuk menjinakkan Kerberos.

di saat-saat seperti ini tentu saja peserta lain akan menggunakan kesempatan untuk menyerang Eden.

sesekali peserta lain melirik ke arah Eden dan benar saja, Diana menyerang nya menggunakan sebilah pedang dari sisi kanan. Eden kemudian menangkis serangan Diana dan gantian menyerangnya secara bertubi-tubi.

'ccrriiinggggh...ccriiinggg'

senjata Diana terpental, Eden kemudian melukai kaki Diana dengan cara sedikit menyayat menggunakan pedang.

pertarungan keduanya cukup menarik perhatian penonton..

bahkan saking menariknya semua orang tidak ada yang memperdulikan Kerberos melainkan menatap Eden dan Diana kala itu.

keberhasilan serangan Eden terhadap Diana membuat riuh penonton terpecah sambil berteriak dan bertepuk tangan.

kemudian Laura mulai menyerang Eden, kali ini menggunakan tombak.

Eden kembali menangkis serangan lain yang tertuju padanya, ia berhasil menghindari ujung tombak yang terus terarah padanya,

"taaakkkkk"

punggung Eden terpukul oleh badan tombak, kemudian perutnya di tinju oleh Laura hingga membuat Eden terlempar ke tanah..

Eden terbaring, Laura menggunakan kesempatan itu untuk menusukkan tombak pada Eden namun dengan sigap Eden berguling lalu mengarahkan pedangnya tepat menusuk paha Laura.

tanpa berlama-lama Eden bangkit dan memukul Laura tanpa ampun..

ia meninju wajah Laura ke kanan dan ke kiri kemudian meninjunya ke atas pada bagian dagu hingga membuat Laura terlempar dan mengeluarkan banyak darah.

suara riuh penonton kembali terpecah, para menteri dan bangsawan yang menyaksikan ikut terkagum dengan kemampuan Eden.

bahkan sesekali berbisik untuk menanyakan siapa wanita tersebut, Hansel yang tidak sengaja mendengarnya kemudian membanggakan diri dan mengatakan bahwa wanita hebat itu adalah keponakannya.

tentu saja ucapan Hansel membuat menteri lain memuji Hansel dan keponakannya itu.

raja cukup puas melihat kemampuan Eden dalam bertarung, intuisinya tidak pernah salah terhadap Eden, hingga membuat raja sesekali tersenyum semirik..

Kerberos mulai bergerak, ia mendekati Eden namun Eden memilih berlari untuk mengambil rantai yang diletakkan di dekat pintu masuk Kerberos..

Eden bersiap untuk menyambut Kerberos, bahkan Kerberos sudah melakukan ancang-ancang dari jauh untuk mencabik-cabik Eden .

karena konsentrasi Eden tertuju pada Kerberos, Kate menggunakan kesempatan tersebut untuk menyerang.

ia berusaha melukai Eden dengan menggunakan sebilah pisau kecil dan pisau itu menggores sedikit wajah Eden..

kedua nya saling menjauh..

Eden menghapus darah yang ada di wajahnya

'deeeggggg'

jantung Eden mulai berdetak tak beraturan

"RACUN!!!!!!!!!"

pisau yang digunakan Kate untuk menyerang Eden mengandung racun yang sangat mematikan...