"maksud hamba nona Eden harus siap untuk membuat ikatan dengan sang Naga Api"
"ikatan???! apa maksud mu?"
Hansel kemudian menjelaskan dengan rinci mengenai ikatan dengan sang naga kepada raja hingga sang raja memahami sebenarnya situasi apa yang harus di hadapi Eden di masa depan.
"ya aku mengerti maksudmu.. kalau begitu rahasiakan ini dari Eden, kita harus menunggu waktu yang tepat untuk memberitahukan ini padanya"
ucap raja pada Hansel
"baik yang mulia hamba mengerti"
"dan satu lagi, hubungi penjahit kerajaan dan antarkan beberapa pakaian pada Eden"
"baik yang mulia"
setelah itu, Hansel bergegas menemui penjahit kerajaan sesuai perintah raha
* * *
(perjalanan menuju istana Vie rose)
"nona, maafkan hamba tidak bisa melindungi anda"
ucap Jose dengan wajah penuh penyesalan
"ahh tidak apa-apa, justru aku yang merasa bersalah karena harus terseret ke dalam sini dan menyulitkan kalian"
"nona apakah anda yakin dengan keputusan ini?"
tanya Jose
"tentu saja"
menjawab Jose sambil tersenyum.
Jose sedikit menghela nafas panjang dan menjawab Eden
"baiklah nona, hamba mengerti"
sesampainya di istana Vie rose, Eden dan Jose di sambut oleh Chris dan Cecilia..
Cecilia sedikit menitihkan air mata melihat Eden datang.
Eden berusaha menenangkan Cecilia dan juga Chris dengan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
awalnya Chris menolak keputusan Eden namun di bantu oleh tuan Jose akhirnya Chris mulai bisa menerima kenyataan bahwa Eden akan tinggal di istana karena itu adalah jalan terbaik.
"coba pikirkan dampak baiknya. jika aku menjadi istri raja bukankah aku akan mendapatkan akses untuk menggunakan prajurit istana. ingat tujuan kita adalah mencari Adam Lewis"
mencoba meyakinkan Chris dan Cecilia sambil memegang tangan keduanya
"baiklah nona, hamba mengerti.. apapun keputusan anda, hamba dan Cecilia akan mendukung nya"
ucap Chris
"benar nona, kami akan terus menjadi pelayan nona yang setia"
imbuh Cecilia sambil mengusap air matanya
"kalau begitu hamba permisi dulu nona"
ucap Jose lalu berbalik dan keluar dari kamar Eden.
tak berselang lama, Hansel datang menemui Eden dengan membawa banyak pakaian untuknya,
"permisi nona, hamba datang kesini bersama penjahit istana untuk membawakan beberapa contoh baju, baju ini akan anda kenakan selama berada di istana"
ucap Hansel
"baju?"
sambil melirik baju-baju yang di bawa oleh pelayan.
penjahit meminta pelayan untuk untuk menunjukkan baju pada Eden satu persatu.
Eden yang melihat baju-baju tersebut sedikit terkejut karena bahan juga desain baju ini sangat bagus hingga membuat nya ragu mengenakan pakaian itu dan lebih memilih untuk menolaknya..
dengan tidak enak hati Eden mulai berbicara pada Hansel,
"tuan Hansel, sebenarnya aku tidak suka memakai baju yang seperti ini.. rasa nya sangat tidak nyaman karena aku harus melakukan latihan setiap hari"
mencoba menolak dengan sopan
"tapi nona, ini adalah perintah raja dan kelak anda akan membutuhkan nya nona"
imbuh Hansel mencoba membujuk Eden.
"ahh jadi begitu.. tapi kalau boleh jujur aku masih belum terbiasa menggunakan baju eh maksud ku gaun seperti ini.. mungkin jika ada aku ingin mengenakan gaun dengan desain rok yang tidak terlalu besar"
ucap Eden
penjahit istana kemudian menunjukkan beberapa gambar desain busana kepada Eden. dengan fokus Eden mulai melihat satu persatu desain gaun yang ditunjukkan oleh penjahit istana.
"yang seperti ini"
ucapnya sambil menunjuk pada salah satu desain gaun
"aku ingin yang seperti ini.. rok nya tidak terlalu lebar dan sepertinya sangat ringan untuk di pakai"
imbuhnya yang mantap dengan pilihan tersebut
"bagaimana dengan warna nya nona? adakah warna tertentu yang anda suka?"
tanya penjahit pada Eden
"aku tidak terlalu pemilih soal warna, buatkan saja yang menurut anda terlihat bagus untuk ku"
jawab Eden sambil tersenyum
"baiklah nona, akan segera hamba laksanakan. sekarang hamba harus mengukur anda terlebih dahulu"
Eden mulai berdiri dan penjahit mulai mengukur.
"oh iya, tuan penjahit, apakah anda juga membuat semacam pakaian untuk ke Medan perang?"
mendengar ucapan Eden, Hansel dan penjahit saling melihat satu sama lain dengan raut wajah yang kebingungan
"ahh begini.. sebenarnya aku ingin membuat beberapa baju khusus untuk mengikuti pertandingan lusa nanti.."
jelas Eden
"sebenarnya pakaian jenis itu hamba tidak membuatnya nona, karena yang mulia memiliki penjahit pribadi"
ucap si penjahit pada Eden
"jadi begitu, lalu tuan Hansel, bagaimana cara ku menghubungi penjahit itu?"
tanya Eden
"hamba tidak yakin dengan hal tersebut, mungkin nona Eden harus menemui yang mulia secara langsung"
ucap Hansel
"ya baiklah, aku akan menemuinya nanti.."
"nona, hamba akan meninggalkan pakaian ini" sambil memperlihatkan pakaian tidur dan juga dress
"baiklah aku akan menerima nya, karena aku tidak membawa pakaian sama sekali"
ucap Eden sambil menurunkan tangannya karena telah selesai proses pengukuran
"nona, jika anda butuh sesuatu, anda bisa mengatakannya pada hamba karena saat ini hamba adalah wali sah anda secara hukum"
"iya aku mengerti tuan Hansel, sebenarnya ada beberapa hal yang ingin ku tanyakan pada anda tapi lain kali saja"
sambil tersenyum kepada Hansel
"baik nona, hamba mengerti. dan satu lagi nona, jika anda ingin menemui raja, sebaiknya membuat janji terlebih dahulu lewat hamba"
"kenapa"
tanya Eden heran
"karena yang mulia raja sudah memiliki jadwal jadi jika anda ingin menemuinya setidaknya hamba harus mengatur waktu yang tepat untuk anda"
jelas Hansel
"ahh benar juga, dia pasti orang yang sangat sibuk. besok pagi, aku akan menemuinya besok pagi" ucap Eden sambil mengacungkan jari telunjuk di bibir seolah sedang berpikir
"baik nona, besok anda bisa menemui raja sekita jam 9 dan hamba akan menjemput nona"
"kenapa harus di jemput?"
dengan raut wajah kebingungan
"hamba yakin nona belum hafal jalan di sekitar sini, hamba khawatir kalau nona tersesat" jawab Hansel sambil beranjak dari tempat duduknya untuk berdiri
"ahh benar juga, baiklah aku mengerti, terimakasih banyak tuan Hansel dan tuan penjahit"
sambil tersenyum pada keduanya lalu menunduk seolah memberikan hormat.
Hansel dan penjahit istana memohon pamit kemudian keluar ruangan.
Eden mulai berjalan menuju kamar utama, ia membuka pintu kamarnya dan melihat sekeliling..
semuanya tertata dengan rapih, tempat tidur besar dengan sprey dan bantal berwarna dusty pink selaras dengan cat tembok berwarna pastel.
lukisan pemandangan dan bunga terpajang pada dinding kamar dengan meja rias di sudut kanan.
kamar tersebut dilengkapi dengan ruang pakaian, ruang sepatu dan kamar mandi yang berada disebelah kiri.
tepat di sebelah meja rias terdapat pintu menuju balkon kamar, Eden mulai berjalan perlahan kearah tersebut.
"wuuuaaaaaa" Eden terkagum melihat pemandangan di luar kamarnya..
terdapat sebuah taman dan pohon besar juga danau buatan, terlihat menyejukkan mata. kelelahan Eden hari itu terbayar dengan pemandangan di luar kamarnya.
* * *
(malam hari setelah selesai makan)
Chris dan Cecilia memilih untuk beristirahat, sedangkan Eden lebih memilih untuk berjalan-jalan keluar.
ia berfikir bahwa tidak mungkin dalam waktu sehari penjahit bisa membuatkan baju untuknya sehingga ia berinisiatif untuk menemui raja.
Eden mencoba mengingat jalan yang ia lalui siang tadi, namun karena terlalu banyak lorong dengan pilar yang begitu besar sepertinya membuat Eden tersesat.
ia melewati sebuah ruangan dengan pintu yang agak terbuka, karena tidak ada pengawal di depan pintu tersebut maka Eden masuk ke dalam ruangan itu.
ruangannya cukup besar yang memiliki masing-masing 3 pintu di bagian kanan dan kiri, sedangkan ada satu pintu di bagian tengah. saat akan menuju pintu tengah, Eden tak sengaja mendengar percakapan dari pintu nomor 2 di sisi kiri.
karena penasaran Eden berhenti dan mengintip di pinggiran pintu karena pintu tersebut agak terbuka.
'apa itu, seorang wanita dan seorang laki-laki, aku tidak bisa melihat siapa itu, tunggu sebentar, ah itu Louise'
ucap Eden dalam hati
pemandangan tak biasa terlihat jelas dimata Eden..
Louise dan seorang wanita sedang berciuman dengan intens..
hal tersebut membuat Eden merasa malu karena telah mengintip pasangan yang sedang memadu kasih..
Eden memutuskan akan pergi, namun langkahnya terhenti ketika si wanita mengatakan sesuatu tentang hamil.
Eden kembali mengintip, dan "yang mulia hamba hamil, hamba mengandung keturunan yang mulia"
ucap si wanita pada Louise
"crraakkkkkk.. srrrreeeekkkk" suara pedang yang di ayunkan kearah si wanita, Louise membunuh wanita itu dan membuat Eden terkejut dibuatnya
"!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"