Eden dengan tubuh lemahnya terombang-ambing di tengah laut, hujan badai mengiringi kepergiannya menuju segitiga bermuda.
dia menangis namun tidak bisa melakukan apa-apa, dengan terisak dia berbicara
"aku sudah berusaha untuk berpura-pura tidak tau bahwa aku ini bukan anak ibu dan ayah, tapi kenapa mereka membuang ku seperti ini, aku selalu bersikap baik dan tidak pernah mencari masalah, Meraka sangat kejam. malam ini laut thalsa akan menjadi saksi kematian anak yang tidak berdaya ini, terimakasih sudah memberikan tempat yang layak untuk jasad ku, selamat tinggal semuanya".
kapal kecilnya terus berlayar menuju pusaran ombak, semakin keras arusnya dan 'wuuuuussss' 'braaakkk'
kapalnya di hantam ombak besar dan menabrak batu karang hingga membuat kapal yang di tumpangi Eden terbelah.
tubuh Eden terpental masuk ke laut, hantaman kuat cukup membuat Eden perlahan-lahan mulai kehilangan kesadaran.
tubuh lemahnya mulai tenggelam masuk ke dalam air.
tiba-tiba cahaya biru menyelimuti Eden, cahaya itu berwujud seorang wanita bersama ikan dan makhluk lainnya.
cahaya tersebut seolah memeluk Eden, ia mengantarkan Eden menyusuri laut hingga menuju tepian.
Eden setengah sadar melihat sosok itu dan bergumam lirih
"thalsa"
ucapnya kemudian kembali tak sadarkan diri.
* * *
Eden selamat, kali ini karena sebuah keberuntungan.
dari kejauhan beberapa orang telah menunggunya di tepian pantai, seorang pria paruh baya dan dua orang remaja.
thalsa menyerahkan Eden kepada orang-orang itu.
Eden terlihat sangat lemah dan tidak berdaya, rambut pirangnya mulai luntur dan menunjukkan warna asli yang ia tutupi selama ini yaitu merah.
* * *
3 hari sejak kepergian Eden ia masih belum sadarkan diri.
di hari ke empat ia mulai membuka mata, sayup-sayup ia mulai melihat sekeliling, yang ada di benaknya hanyalah
"apa aku sudah di surga"
tetapi fisiknya yang kesakitan menyadarkan bahwa ia masih hidup.
Eden perlahan mulai menggerakkan tangan lalu bangun dari tempat tidur,
"uugghh"
rintihnya kesakitan
ia mencoba berjalan namun seseorang segera masuk untuk memeriksa,
"tuan, nona sudah bangun"
dua orang asing lainnya masuk ke dalam untuk melihat Eden.
"nona"
ucap pria paruh baya tersebut
"hormat kami nona"
ketiganya berlutut dihadapan Eden.
ia masih merasa terheran kenapa ada pria paruh baya dan dua remaja berlutut dihadapan nya, karena penasaran ia pun bertanya
"si.. siapa kalian?"
mencoba bertanya dengan sedikit terbata-bata
"perkenalkan nama hamba Jose nona, hamba adalah pelayan yang telah bekerja lama di keluarga nona"
jawab pria paruh baya itu.
"hamba Cicilia yang bertugas sebagai asisten nona"
jawab seorang gadis remaja berambut hitam itu
"nama hamba Chris nona"
jawab remaja lainnya
"kami bertiga adalah pelayan anda"
ucap pria paruh baya itu.
"aku dimana?"
ucap Eden sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit
"sekarang Anda sedang berada di The Great Aztec, mungkin anda sedikit asing dengan nama ini"
ungkap Jose.
pandangan Eden beralih dan memperhatikan baju yang dikenakan oleh ketiga orang tersebut, "apakah aku seorang time traveler? apakah ini abad pertengahan?"
ketiganya tersenyum, Cicilia menjawab,
"tidak nona, ini adalah tahun 2095"
Eden sedikit heran dan menggaruk kepalanya, yang ada di benaknya adalah tahun yg mereka sebutkan sama dengan tahun yang sedang dijalani Eden, tapi kenapa baju ketiga orang tersebut sangat klasik.
"sudah biarkan nona beristirahat, aku tau nona memiliki banyak pertanyaan mengenai kami dan wilayah ini, nanti bisa kita bicarakan lagi kalau nona sudah sehat, kami permisi dulu" ucap Jose.
"nona beristirahat lah, jika butuh bantuan panggil aku"
ucap Cicilia.
"baik, terimakasih Cicilia" jawab Eden sambil tersenyum
* * *
keesokan hari nya Eden mulai bisa berjalan meskipun sedikit tertatih, ia keluar dan melihat Chris sedang berlatih.
ada Jose juga yang sedang membuat busur panah, Eden mendekat ke arah Jose dan duduk disebelahnya.
Jose yang menyadari kedatangan Eden, tanpa berbasa-basi menceritakan semuanya, tentang keluarga Eden yang sesungguhnya.
"nona, jika anda ingin tahu siapa keluarga anda sebenarnya saya akan menceritakan semua itu, bahwa anda berasal dari sini. ayah anda merupakan seorang bangsawan bernama Eliot Fitz James dan ibu anda bernama Anna Lewis. ibu anda adalah seorang kesatria, kami menyebutnya Lunar karena dia hanya beraksi di malam hari dan membunuh musuhnya saat suasana tenang. singkat cerita mereka berdua saling jatuh cinta dan menikah kemudian melahirkan anda. rambut merah adalah keturunan dari ibu anda dan mata biru adalah dari ayah anda. pencapaian terbesar dalam hidup nyonya Anna adalah berhasil menaklukkan naga api yang berada di puncak gunung Tarsa. karena keberhasilannya itu banyak orang iri dan ingin menghancurkan ibu anda termasuk paman anda yang bernama Adam Lewis. hari dimana anda lahir saat itulah pembantaian terjadi, dengan kondisi ibu anda yang lemah memberikan kesempatan pada Adam Lewis untuk membunuh nyonya Anna. sebenarnya nyonya Anna melahirkan anak kembar namun Adam Lewis tidak mengetahui hal itu, dan hanya anda yang selamat dari peristiwa itu. yang mengirimkan anda ke kota S adalah saya sendiri nona. setelah 17 tahun saya berhasil merahasiakan keberadaan anda. sebenarnya kami bertiga secara bergantian menjenguk anda setiap tahun dan anda tidak menyadari kehadiran kami. jika anda masih belum percaya, saya akan membawakan warisan orang tua anda yang masih tersisa".
Jose berdiri lalu masuk mengambilsebuah kotak dan di berikan pada Eden.
Eden membuka kotak tersebut, ada foto kedua orang tua aslinya, kalung, dan baju bayi. Eden tertarik melihat sesuatu dalam foto kemudian bertanya
"cincin yang di pakai ibu ku apakah cincin yang sama seperti yang ku pakai?"
tanya Eden sambil menunjukkan cincin dengan batu Ruby yang ia temukan di pantai dan saat ini ia kenakan di jari manis kiri nya.
"benar nona, cincin ini yang melindungi nona melintasi pusaran air beberapa hari yang lalu, orang luar tidak bisa masuk ke wilayah ini, karena cincin itu berasal dari sini maka nona berhasil masuk"
ucap Jose mencoba menjelaskan situasi yang dialami Eden selama terombang-ambing di laut thalsa.
"begitukah?? lalu siapa yang membawa ku kesini?"
sambung Eden menanyakan sosok yang membawanya kemari.
"itu sebenarnya dia adalah Dewi thalsa nona, dia yang membawa anda kesini, ibu anda adalah keturunan Dewi Artemis. itu sudah menjadi tugasnya mengantarkan anda menuju ke sini, saat anda kecil juga dewi thalsa yang mengantarkan anda ke kota S"
jelas Jose.
Eden mulai bercucuran air mata, ia berkata "begitukah"
"hei paman Jose apa yang kamu lakukan pada nona, kenapa kamu membuatnya menangis" tanya Cicilia mencoba memarahi Jose
Eden tak kuasa membendung tangisannya, ia terus terisak
"ibu ayah, aku pasti akan membalas kematian kalian" seru Eden mencoba menahan kesedihan saat itu.
hari itu pun berlalu dengan sebuah kebenaran asal usul Eden sebenarnya.
* * *
dua hari kemudian Eden diajak berlatih pedang dengan Jose.
"jadi tuan Jose, untuk apa anda mengajak ku berlatih pedang?"
tanya Eden sambil memilih pedang dan mengambilnya
"nona bukankah Anda ingin membalas dendam pada Adam Lewis?"
jawab Jose seraya melakukan pemanasan dengan menggoyangkan pedang yang ia pegang.
"benar, kalau begitu aku harus pemanasan dulu"
jawab Eden sambil melakukan peregangan "1-2-1-2, baiklah mari kita mulai tuan Jose" sambil memberi hormat pada tuan Jose.
"baik nona"
membalas hormat Eden.
"praaannngggg, praanggggg'
Jose kalah dalam 2 gerakan, Eden berhasil menghunuskan pedangnya ke arah leher Jose.
Chris dan Cecilia yang melihat nya terkejut
"ternyata aku terlalu menganggap remeh nona Eden, gerakan anda begitu cepat"
ucap Jose kagum.
"baiklah lakukan yang benar, anggap aku ini lawan yang berat"
ledek Eden.
'prangggggg, pprraaanggggg"
lagi-lagi Jose kalah hanya dalam 2x serangan
'prangggggg pprraaanggggg"
hal itu terus berulang, Jose terus kalah dengan 2x serangan, Jose memutuskan untuk menyudahi latihannya.
"nona anda hebat sekali"
ungkap Cecilia kagum sambil memberikan minum pada Eden
"iya benar nona, dari mana anda belajar menggunakan pedang, aku bahkan belum bisa melakukan gerakan secepat itu"
sambung Chris bertanya atas kekagumannya terhadap kemampuan Eden
"ahahaa.. sebenarnya selama tinggal bersama keluarga Ludwig, mereka sudah membekali ku dengan ilmu bela diri"
jawab Eden sambil sesekali meminum air lalu mengusap mulutnya
"benarkah? wah hebat, selama ini kami tidak pernah mengetahui hal ini "
ucap Cecilia merespon kekagumannya terhadap kemampuan Eden
"paman Jason yang mengajarkan ku semuanya, pedang, panah, judo, Kendo, karate, dan berkuda"
jawab Eden antusias sambil menghitung menggunakan jari-jarinya
"tuan Jose kamu dengar, kita tidak perlu melatih nona Eden, kita hanya perlu berduel dengannya untuk membuatnya ingat dengan apa yg dia pelajari"
ucap Chris pada Jose
"baiklah, maafkan saya nona karena telah meremehkan anda, saya akan mengatur jadwal selama seminggu ini untuk melakukan latihan perbidang agar anda menjadi lebih lincah"
ucap Jose
"ahh iya baiklah, terimakasih tuan Jose sudah memperhatikan ku"
jawab Eden kemudian meletakkan air minum dan mengelap keringat yang terus bercucuran di dahinya.
* * *
13 hari Eden berada di The Great Aztec, ia sudah menyelesaikan pelatihannya, di tengah hari yang terik Eden berteduh sambil beristirahat dan makan cemilan yang dibuatkan oleh Cecilia.
tiba-tiba ia teringat akan adik kecilnya Adel. Eden sangat tau bahwa Adel adalah anak yang lemah dan sebenarnya mereka berdua berbagi energi kehidupan, Eden sangat takut bila adiknya sakit.
Eden teringat 7 tahun yang lalu ketika Adel kritis, ia memberikan sebuah gelang miliknya pada Adel lalu keluar sebuah cahaya merah misterius dari gelang tersebut dan ajaibnya Adel sembuh.
karena penasaran Eden kemudian mencoba bertanya pada Jose,
"tuan Jose, sebelum nya aku pernah memiliki sebuah gelang, dan gelang itu memiliki mata rubi berwarna merah, apakah benar gelang itu mampu menyembuhkan penyakit apapun?"
"gelang apa yang anda maksud nona?"
jawab Jose
"itu gelang dengan sulur bunga, aku pernah memiliki nya, tapi gelang itu sudah musnah setelah membuat adikku sembuh dari masa kritis"
lanjut Eden
"ohh gelang itu merupakan ekstrak dari bunga langka bernama middlemist Camelia"
jawab Jose
"bagaimana cara ku mendapatkan nya, aku khawatir pada adik ku karena ia tidak pernah bisa jauh dari ku. dia akan sakit jika aku tidak ada di dekatnya, aku pikir jika bisa mendapatkan bunga itu dan mengirim nya maka ia akan baik-baik saja"
ucap Eden mengutarakan maksud dan keinginannya untuk membantu Adel
"itu sangat sulit nona, bunga itu adalah yang paling langka di wilayah ini"
jawab Jose sedikit berbelit.
"benarkah, tapi pasti ada kan seseorang yang memiliki nya?"
sambung Eden mencoba memastikan keberadaan bunga middlemist Camelia.
dengan terbata-bata Jose menjawab,
"satu-satunya orang yang memiliki tanaman itu adalah raja".
"itu mustahil nona, hanya raja yang memiliki tanaman itu, kamu tidak bisa mengambil nya"
sahut Cecilia yang baru saja datang untuk mengantarkan buah kupas pada Eden
"tuan Jose bisa membantu, dia adalah penasihat raja"
imbuh Chris yang saat itu sedang mengelap pedang kesayangannya
"meskipun aku bekerja di istana tidak mungkin aku mengambil nya, itu adalah tempat terlarang dan hanya raja saja yang bisa masuk"
bantah Jose dengan nada agak tinggi yang tetap bersikukuh tak mau membantu.
"tapi pasti ada cara, aku mohon, aku sangat mengkhawatirkan adik ku, aku bisa menyusup ke dalam tempat tersebut, kalian percaya dengan kemampuan ku kan?"
imbuh Eden mencoba meyakinkan Jason melalui kemampuannya saat ini.
Jason merespon tekad Eden,, ia lalu menghela nafas dan menjawab,
"baiklah hamba tidak mungkin melarang keinginan nona Eden, hamba bisa membantu menunjukkan arah yang sepi tanpa penjaga"
ucapnya pada Eden
"baiklah terimakasih Jose"
sahut Eden dengan perasaan senang, namun ada rasa khawatir yang begitu mendalam dari wajah Jose, ia tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Eden.
ia takut bila raja menangkap Eden, namun Jose berusaha tetap tenang dan akan membantu Eden nanti saat ia masuk melalui pintu belakang agar siapapun tidak berhasil menangkapnya.
"tapi setelah berhasil mendapatkan nya siapa yang akan mengirimnya?"
tanya Cecilia bingung.
mereka melirik ke arah Chris, Chris merespon dengan terkejut
"kenapa kalian melihat ku seperti itu?"
ucap Chris mencoba menghindari kontak mata dengan yang lain namun sesekali tetap melirik dan ketiganya masih saja melihat ke arah chris.
Chris menyerah dan menyanggupi permintaan mereka,
"iya baiklah aku akan melaksanakan nya"
jawaban Chris di sambut gembira oleh Eden dan Cecilia.
"tapi aku ada syarat nona"
ucap Jose memotong kesenangan mereka siang itu.
"apa syarat nya?"
tanya Eden
"berjanjilah anda tidak akan kembali ke kota S, tetaplah tinggal di sini bersama kami"
sambung Jose mengungkapkan keinginan hatinya yang paling dalam.
tanpa ragu Eden menyanggupi permintaan Jose
"baiklah aku tidak akan kemana-mana, karena kalian adalah keluarga ku".
Cecilia memeluk Eden sambil menangis, Chris dan Jose pun menitihkan air mata karena terharu.
"terimakasih nona" ungkap ketiganya senang...
"oh ya satu lagi..."
ucap Jose memutus rasa haru Eden dan yang lainnya
"apa lagi tuan Jose, anda selalu saja merusak perasaan kami"
ucap Eden ketus
"saat berada di taman jika ada seseorang yang masuk anda harus segera bersembunyi"
ucap Jose mencoba memperingati Eden
"iya.. iya.. baiklah aku akan bersembunyi, lagi pula tidak mungkin raja akan masuk ke sana tengah malam kan"
jawab Eden sambil tersenyum..
Jose sedikit merasa lega karena Eden mau mengindahkan peringatannya.
hari itu ketiga nya mulai mengemasi barang-barang dan siap untuk berangkat keesokan harinya.