keesokan harinya, seperti biasa Eden dan Chris melakukan sesi latihan di pinggir pantai, sedangkan Noah melihat sesi latihan mereka.. tak lama berselang datang seorang penjaga keamanan pantai untuk meminta bantuan
"maaf tuan dan nona mengganggu anda, aku ingin meminta bantuan"
ucap si penjaga keamanan pantai dengan nafas terengah-engah
"ya, ada apa?"
jawab Eden sambil meletakkan pedang di samping kanannya
"sebenarnya hari ini kami harus melakukan sesi latihan pedang, tetapi mendadak pelatih kami harus pergi karena tugas yang sangat mendesak, apakah nona bersedia membantu kami latihan?"
tanya penjaga tersebut
"aku bisa membantu mu"
ucap Chris
"tidak tidak, bukan anda, maksud ku nona ini.. kami melihat dari kemarin ia sangat pandai memainkan pedang"
sambil menunjuk Eden
"pppfffttttt... dia mengakui kemampuan ku" sambil tersenyum kemudian menyenggol Chris
"bagaimana nona? apakah anda bersedia?" tanya penjaga lagi
"ahh aku tidak bisa tuan, aku sedang sibuk berlatih untuk diri ku sendiri"
Eden menolak permintaan si penjaga dengan halus
"kami akan membayar mu nona, seperti kami membayar pelatih kami"
mencoba merayu Eden dengan penawaran yang menggiurkan
"emmm bagaimana ya, berapa gajinya?"
tanya Eden penasaran
"kami hanya melakukan latihan selama 2-3 jam dengan bayaran 300 koin emas"
"apa 300? baiklah aku mau"
seru Eden menerima tawaran tanpa rasa ragu sedikitpun
"tidak bisa!! nanti nona terluka"
sahut Chris mencoba menghalangi Eden
"hey ayolah, ini hanya latihan, mereka tidak akan benar-benar membunuh ku, lagi pula kita hampir kehabisan uang"
ucap Eden mencoba meminta persetujuan dari Chris
"huft baiklah aku tidak bisa menolaknya, tapi aku harus ikut"
jawab Chris sambil menghela nafas panjang karena tak bisa menolak permintaan Eden
"iya tentu saja anda boleh ikut tuan"
imbuh si penjaga
"aku disini saja, aku tidak tertarik dengan urusan kalian"
ucap Noah sedikit dingin lalu tetap duduk di pasir pantai.
penjaga itu kemudian mengantarkan Eden dan Chris menuju camp latihan.
sesampainya di camp latihan, Eden cukup terpesona melihat alat-alat militer yang sangat bagus bahkan sesekali ia menyentuh nya dengan ujung jari.
tak heran bila peralatan disana cukup terawat karena camp ini adalah perbatasan dengan dunia luar jadi harus benar-benar terjaga keamanannya.
penjaga mulai memperkenalkan Eden pada peserta latihan, setelah memperkenalkan Eden, mereka memulai sesi latihan.
awalnya para peserta ragu dengan kemampuan Eden, peserta pertama kalah hanya dalam 20 detik.
Eden berhasil menghunuskan pedang kearah peserta tersebut, peserta lain mulai penasaran dengan teknik yang digunakan oleh Eden, mereka mulai menyerang Eden secara bergantian dan semuanya tumbang.
para peserta cukup kelelahan, sisa 10 menit, seseorang datang menghampiri, dia adalah raja yang mengenakan pakaian seperti peserta latihan.
Eden tidak mengetahui nya bahkan tidak mengenali siapa pria itu, begitupun dengan Chris yang hanya bisa mengawasi saja.
raja mulai mendekat dan menyerang Eden bertubi-tubi, Eden sempat kuwalahan karena tenaganya sudah hampir habis.
bahkan ia sempat meminta untuk beristirahat namun si pria menolak, Chris mencoba menghentikan pertarungan itu namun dihalangi oleh penjaga dengan alasan jika pertarungan dihentikan itu berarti tidak menghormati Eden.
Eden hanya bisa menghindari serangan si pria, bahkan saking sebalnya sesekali Eden mengumpat dengan kata-kata kasar
"dasar berengsek, beraninya melawan wanita"
mendengar hal tersebut si pria hanya tersenyum dan berkata
"tidak ada perbedaan gender dalam pertarungan nona"
perkataan si pria membuat Eden semakin kesal, ia berganti memojokkan lawannya itu tanpa memberinya waktu untuk istirahat. serangan Eden hampir mengenai si pria namun si pria berhasil menghindari nya dan pertarungan itu berhenti karena suara lonceng tengah hari.
waktu untuk beristirahat, Eden sudah menyelesaikan tugasnya sebagai pelatih sementara.
saat keluar arena ia berjalan di belakang si pria dan bertanya
"kau bukan seorang pemula, siapa nama mu?"
"Louise, namaku"
tanpa menoleh dan terus berjalan meninggalkan Eden.
seorang penjaga menghampiri Eden untuk memberikan uang dan selebaran,
"nona ini bayaran anda.. oh iya lihatlah ini, hadiahnya lumayan besar, dengan kemampuan anda yang hebat itu aku yakin anda akan berhasil menangkap bandit ini, ku dengar dia sering ke bar di pusat kota"
kemudian menunjukkan selebaran lalu berpamitan pergi.
Chris juga mendekati Eden
"anda tidak apa-apa nona?"
tanya Chris
"iya tentu saja aku baik-baik saja"
sambil tersenyum ke arah Chris
"ini, anda tidak berpikir untuk memburunya kan?"
sedikit terkejut melihat selebaran yang di pegang Eden
"bukankah hadiahnya lumayan besar, 500 koin emas.. ayo kita lakukan"
merayu Chris
"hamba tidak bisa membiarkan Anda melakukan pekerjaan semacam ini, karena bisa membahayakan nyawa anda"
jawab Chris dengan ragu
"hey ayolah, kita masih tidak tahu sampai kapan hidup disini, uang kita semakin menipis.. kita juga tidak perlu memberitahukan hal ini pada Cecilia dan Noah, hanya untuk kita berdua saja"
"taa..tapi nona"
bersikeras menolak permintaan Eden
"lagi pula jika kau dan aku yang melakukan nya pasti akan berhasil. kita bisa mencari alasan lain pada Cecilia, benar kan? katakan saja kita akan pergi membeli bahan makanan ke kota, bagaimana menurut mu?"
mencoba merayu Chris dengan sedikit menyenggol lengannya.
Chris tidak menjawab permintaan Eden dan kemudian mengangguk kan kepalanya.
"ahh baguslah, kita akan berangkat nanti malam. bandit ini, penjaga bilang ia sering pergi ke bar di pusat kota, akan sangat mudah menemukannya"
sambil tersenyum dan berjalan pulang kembali ke rumah kayu.
saat jam istirahat di camp latihan, raja memasuki ruangan khusus miliknya.
si penjaga pun mengikuti dan melaporkan keadaan,
"apakah kau sudah melakukannya?"
tanya raja sambil melepas pakaiannya kemudian berganti dengan pakaian baru lainnya
"sudah saya laksanakan yang mulia, saya memberikan selebaran kertas itu, jika nona itu benar-benar terpancing dan memburu bandit, seharusnya malam ini dia akan pergi ke departemen pertahanan untuk menyerahkan bandit buronan tersebut"
jelas penjaga sambil menundukkan kepalanya
"baguslah, ternyata sangat mudah memancingnya keluar dengan uang"
ucap raja sinis sedikit meremehkan Eden
"tapi yang mulia, apakah anda tidak apa-apa? tadi jika bukan karena suara lonceng mungkin dia sudah mengenai leher anda"
ucap si penjaga mencoba memastikan kondisi raja yang sempat terpojok karena serangan Eden
"ahh luka ini? tidak apa-apa, luka kecil sebentar lagi akan sembuh"
ucap raja sambil memegang lalu mengusap darah pada lehernya yang sedikit tergores karena pedang milik Eden
"lalu mengenai pemuda yang satu lagi, sebenarnya kami baru mengetahui kalau mereka tinggal berempat"
imbuh penjaga
"siapa dia, apakah dia berasal dari Aztec?" dengan wajah sedikit serius
"mengenai hal itu hamba tidak yakin sepenuhnya tetapi hamba bisa mengenalinya yang mulia, dia adalah putra mahkota Noah dari Assiria"
jelas si penjaga
"Assiria? apakah gadis itu mengetahui asal usul nya?"
tanya raja mencoba memastikan kebenaran mengenai laporan si penjaga sambil merentangkan ke dua tangan di atas meja seolah menyangga tubuhnya.
"hamba rasa nona itu tidak mengetahui nya yang mulia, sepertinya nona itu hanya menolong putra mahkota Noah karena terluka saja. karena dia sedang berada di Aztec apakah hamba harus menangkapnya yang mulia?"
tanya penjaga
"tidak perlu, aku bukanlah pengecut, menangkap seseorang yang sedang lemah dan terluka sama saja melukai harga diri ku.. jika suatu hari dia akan kembali ke Assiria pastikan dia bisa lewat dengan aman"
ucap sang raja lalu menarik tangan yang menyangga tubuhnya dan sedikit merapihkan pakaian yang ia pakai
"baik yang mulia hamba mengerti"
"segera siapkan kuda.. aku akan kembali ke istana"
ucap raja lalu berjalan keluar ruangan
"baik yang mulia"
mendengar perintah tersebut, si penjaga mempersiapkan kuda dan raja pun kembali menuju ke istana.
dalam perjalanan, pikiran raja masih tertuju pada gadis itu.
ia masih memikirkan nya, sorot mata yang tajam dan tak kenal takut pada lawan, lalu rambutnya yang harum dan bau khas tubuh dari gadis tersebut membuat raja penasaran, apakah bau tersebut merupakan bau buah atau bunga karena ia belum pernah menemukan bau yang sama pada tubuh wanita lain seperti yang dimiliki oleh gadis tersebut.
bahkan keringat yang bercucuran di dahi hingga leher saat pertarungan tadi juga meningkatkan gairah seksual raja sekilas.
ia semakin menyukai gadis itu, bagi raja, gadis itu adalah tipe ideal nya.
"memikirkan gadis itu membuatku menjadi orang cabul"
gumam raja sambil tersenyum
"ahh betapa bodohnya aku kenapa aku tidak balik menanyakan namanya"
gumam raja sambil menghela nafas dan menggelengkan kepalanya sedikit menyesal.
* * *
malam hari di rumah kayu, Eden dan Chris berniat untuk pergi menuju kota dengan alasan akan membeli bahan makanan, Cecilia dan Noah mengizinkan mereka pergi.
2 jam perjalanan menuju kota, Eden dan Chris memasuki sebuah bar yang terkenal akan bandit-bandit di Aztec, bar itu berisi banyak minuman keras, perjudian, dan sex.
orang-orang di dalam sana tak segan bertarung hanya karena salah paham, karakteristik orang berbadan besar selalu lebih memilih untuk menggunakan otot dari pada otak.
Eden membisikkan sesuatu pada Chris, sepertinya ia melihat si bandit buronan sedang bermain judi, Chris memutuskan untuk maju duluan dan mencoba memprovokasi si bandit. dan benar saja, hanya dengan menyenggol sedikit tangan si bandit, ia marah besar bahkan mencoba untuk memukul Chris.
namun Chris berhasil menghindari serangan si bandit, karena tidak berhasil mengenai Chris, bandit itu mulai mengamuk.
untuk mencegah timbulnya korban jiwa maka Chris mencoba memancingnya keluar.
dari kejauhan di atas bangunan, Eden sudah menunggu bandit incarannya tersebut keluar.
Eden mengeluarkan senjata panah yang tersembunyi dalam cincinnya, perlahan ia membidik sasarannya.
si bandit pun keluar namun ia berhasil menangkap dan memegangi Chris dengan kuat
si bandit lalu mencengkeram kerah baju Chris.
Eden sudah siap dengan senjata, matanya begitu jeli, ia sangat fokus pada sasaran yaitu bagian jantung si bandit.
dari kejauhan bandit itu terlihat berusaha memukul Chris namun
'ssiiiuuuuuuwwwww' 'praaakkkkkkk' panah Eden berhasil menembus jantung si bandit dan membuatnya mati di tempat.
Eden puas dengan serangan mematikannya itu, lalu panah yang di Lesatkan Eden dengan mudahnya kembali melesat dan tertangkap oleh Eden.
ia lalu meletakkan anak panah tersebut dalam tas di punggungnya.
Eden menutup wajahnya menggunakan masker lalu turun dari atas bangunan.
orang-orang di sekitar yang melihat Eden merasa terkejut karena baru kali ini ada seseorang yang berhasil membunuh bandit kelas Satu di kota The Great Aztec.
tanpa berlama-lama Eden menebas bagian kepala si bandit dan memasukkannya ke dalam sebuah karung lalu mengikat karung tersebut. keduanya pun pergi menuju ke departemen pertahanan negara untuk mengambil upah memburu buronan.
raja yang telah sampai lebih dulu di istana memutuskan untuk datang ke departemen pertahanan.
tak ada tujuan lain yaitu ia hanya ingin melihat wajah Eden dari dekat dan untuk memastikan identitas asli Eden.
sesampainya di departemen pertahanan, raja memberitahukan petugas jaga bahwa akan ada seorang gadis yang mengantarkan kepala buronan kelas satu dan meminta si petugas jaga untuk menerimanya dengan syarat si gadis harus menuliskan nama asli pada buku tamu.
awalnya penjaga sedikit kebingungan karena biasanya bila seorang pemburu menyerahkan hasil buronan tak ada kewajiban untuk meninggalkan identitas, namun raja bersikukuh agar petugas jaga melakukan sesuai keinginannya dengan alasan apapun.
petugas jaga tak bisa menolak permintaan raja, ia bersedia melaksanakan perintah raja.
agar keinginannya terwujud, raja pun bersembunyi di sudut dinding untuk menunggu Eden datang, ia menduga bahwa Eden lah yang akan masuk untuk mengantarkan hasil buronan.
dan benar saja dugaan raja, tak berselang lama Eden masuk seorang diri membawa kepala manusia yang masih segar kehadapan petugas jaga malam itu.
sedangkan Chris memilih untuk menunggu di luar gedung.
Eden langsung menyerahkan kepala si bandit, dengan sedikit pemeriksaan pada kepala yang ia bawa, petugas jaga malam mengkonfirmasi bahwa itu adalah buronan kelas satu.
sebelum memberikan upah, petugas jaga tersebut mencoba untuk menulis data si pemburu
"aku harus menulis ini untuk laporan pada raja, siapa nama anda?"
sambil membuka buku dan memegang pena tinta seolah siap menulis
"apakah harus menggunakan nama?"
tanya Eden sedikit ragu
"tentu saja, anda harus meninggalkan nama agar dana yang mengalir sebagai upah untuk anda tidak di anggap sebagai dana gelap/korupsi"
ucap penjaga mencoba menjelaskan situasi
"waahh ternyata kau pegawai yang jujur, tulis saja atas nama hamba Tuhan"
ucap Eden mencoba mengalihkan perhatian sambil menyilangkan tangan di dada
"apa? anda jangan bercanda, beri tahu nama anda yang sebenarnya"
ucap si penjaga ketus
"tidak bisa paman, kalau ku tulis nama asli ku di sini, nanti kedepannya aku tidak tau apakah pegawai lain atau paman sendiri akan membocorkan nya pada penjahat lain kemudian aku menjadi buronan mereka dan tidak ada lagi yang bisa menangkap komplotan bandit kelas satu di Aztec"
ucap Eden bersikukuh pada pendiriannya untuk tidak memberitahukan identitas aslinya pada si penjaga
"cepat katakan siapa nama anda nona?!"
ucap si penjaga dengan nada tinggi
"sudah tulis saja hamba Tuhan, aku yakin raja mu tidak akan mempertanyakan nama seorang pemburu yang bekerja di jalan Tuhan"
ucap Eden sedikit kesal
"baiklah nona, aku akan menulisnya, dan ini upah anda"
sambil memberikan sekantong koin emas..
"terimakasih paman, aku permisi dulu"
ucap Eden
"tunggu dulu nona"
tahan si penjaga
"ada apa?"
sedikit heran
"apakah anda sudah membaca selebaran yang tertempel di papan pengumuman itu"
sambil menunjuk ke papan di sebelah kiri Eden
"pengumuman apa? apakah ada buronan lain? tanya Eden
"bukan, itu pengumuman tentang raja yang mencari seorang pendamping, apakah anda tidak tertarik"
tanya si penjaga
"ahh paman aku masih muda, bagaimana bisa aku melakukan pernikahan dini"
sambil tersenyum dan seolah menolak
"tapi persyaratan nya sesuai dengan kemampuan anda nona"
jelas penjaga
"persyaratan apa yang memenuhi? aku ini hanya seorang pemburu paman, lagi pula aku tidak tertarik menjadi boneka yang hanya duduk manis dan menyebarkan senyuman seperti malaikat, menjijikkan"
sambil berlalu dan pergi meninggalkan penjaga.