Chereads / Laluna / Chapter 11 - Sweet Memories

Chapter 11 - Sweet Memories

setelah keluar dari departemen pertahanan negara, Eden memutuskan untuk segera kembali ke rumah kayu bersama Chris.

* * *

raja keluar dari tempat persembunyiannya dan sedikit tertawa dengan jawaban Eden mengenai hamba Tuhan,

"haha lucu sekali"

ucap raja yang tak kuat menahan tawa atas jawaban Eden

"maafkan hamba karena tidak berhasil menanyakan namanya yang mulia"

ucap penjaga dengan rasa menyesal

"kau dengar itu, hamba Tuhan katanya hahaha.. jarang sekali ada seorang gadis yang memiliki pemikiran sama dengan ku"

ucap raja

"apa maksud anda yang mulia?"

tanya penjaga

"sudahlah lupakan, sekarang perintahkan anak buah mu untuk menyebarkan poster buronan kelas satu lagi, tapi kali ini sebarkan yang tipe S"

"tapi yang mulia, buronan kelas satu tipe S adalah yang paling sulit untuk dikalahkan. hamba khawatir nona itu akan terluka"

ucap si penjaga sedikit ragu

"kalau sampai nona itu terluka, maka kau akan menerima hukumannya. suruh anak buah mu mengawasi nya saat sedang berburu"

dengan nada yang tinggi

"baik yang mulia akan hamba laksanakan" kemudian raja pergi menuju kediamannya.

setibanya di kediaman raja, ia sudah disambut oleh Jose dan Hansel dengan setumpuk nama peserta yang berhasil lolos tahap 1..

melihat berkas-berkas tersebut raja merasa muak, tidak ada satupun peserta yang menarik hatinya.

ia bahkan memerintahkan Jose dan Hansel untuk menggagalkan semua peserta yang lolos di tahap ke dua nanti.

mendengar permintaan raja, Jose dan Hansel masih bingung dan tidak mengerti wanita seperti apa yang di inginkan raja.

Jose memberanikan diri dan bertanya pada raja

"yang mulia maafkan atas kelancangan hamba, tapi sebenarnya anda menginginkan siapa?"

mendengar pertanyaan tersebut raja kemudian menjawab dengan wajah yang serius

"tunggu saja, wanita ku pasti akan segera muncul dihadapan kalian"

Jose dan Hansel tidak bisa berkata apa-apa namun mereka tetap menuruti perintah raja.

* * *

sesampainya di rumah kayu, Eden dan Chris mulai masuk dan meletakkan bahan makanan satu persatu, Cecilia sudah tertidur, namun Noah masih terjaga dan menunggu kedatangan mereka.

setelah selesai meletakkan barang-barang, Chris bergegas untuk beristirahat, sedangkan Eden memilih duduk di pinggir jendela sembari memangku kan dagu di tangan.

suasana malam itu membuatnya bernostalgia akan kenangan semasa ia tinggal di kota S. Eden merindukan seseorang, orang tersebut adalah sahabat dekatnya yang bernama Nathan.

ia teringat kembali masa-masa indah ketika pergi ke sekolah bersama Nathan.

*** 2 tahun yang lalu ***

di sekolah suara bell berbunyi..

"aahh aku ngantuk sekali"

ucap Eden malas sambil menyandarkan kepalanya di atas meja

"waahhh lihat itu, anak-anak kelas 11a sedang berolahraga"

ucap seorang siswi sambil menunjuk keluar jendela

"yang disana tampan sekali"

sahut yang lainnya.

"benar, terutama Nathan, dia sangat keren dan wajahnya juga sangat tampan"

imbuh yang lainnya.

kerumunan itu terus memuji-muji para siswa laki-laki yang sedang bermain basket, dan diantaranya ada seorang sahabat Eden yang bernama Nathan.

salah seorang siswi menghampiri Eden dan berkata

"edeennnn, bukankah kamu mengenalnya? itu Nathan, kenalkan aku padanya.. ku mohon" sambil menunjuk ke arah Nathan kemudian memohon pada Eden

"aduuhh apaan sih, aku tidak akan mengenalkannya pada kalian.. karena dia adalah calon suami ku"

jawab Eden sambil tersenyum

"Eden kamu tidak boleh bercanda seperti itu, tidak lucu"

sahut teman Eden kesal

"hahahaha kamu lucu sekali, tidak mungkin aku menjadi istri nya, dia bukan tipe ku"

ucap Eden sombong

"lalu, kenalkan aku padanya ya" dengan teguh merayu Eden

"tidak bisa, kamu harus mengajak kenalan sendiri"

sambil berdiri dan meninggalkan kelas..

Eden berjalan sambil bergumam

"apa-apaan sih mereka, apa nya yang keren dari Nathan"

sambil menggelengkan kepala dan menghela nafas.

jam sekolah berlalu, Eden bergegas keluar kelas untuk pulang..

Eden dan Nathan sudah berteman sejak kecil, selain itu letak rumah mereka bersebelahan jadi sudah terbiasa bermain bersama.

awal masuk kelas 1 SMA Eden dan Nathan selalu berangkat dan pulang sekolah bersama, sejak duduk di kelas 2 Nathan menjadi populer dikalangan siswi sehingga bila didekat Nathan Eden selalu merasa tidak nyaman.

karena tidak ingin menjadi pusat perhatian, sejak saat itu Eden menghindari kontak langsung dengan Nathan.

sesampainya di rumah, ayah, ibu dan Adel pergi ke rumah kakek yang berada di kota M tanpa mengajak Eden.

ini merupakan rutinitas setiap akhir pekan. malam mulai menjelang, Eden duduk di balkon sambil memandangi laut..

angin sepoi-sepoi menghempaskan rambutnya, kemudian ada yang memanggilnya

"Eden , Eden "

suara itu dari luar pagar, Eden mencoba mencari tau siapa orang yang memanggilnya, ia turun kemudian membuka gerbang dan Nathan lah yang memanggil Eden.

"surprise"

sambil menunjukkan popcorn dan DVD film terbaru yang ingin di tonton Eden

"surprise apanya"

sambil cemberut dan mengambil DVD film tersebut kemudian ia mengajak Nathan masuk ke dalam rumah.

setiap Eden sendiri, Nathan selalu menemaninya, bahkan mereka sering menghabiskan waktu bersama untuk sekedar nonton film, dan orang tua Nathan tidak keberatan dengan pertemanan mereka berdua.

* * *

"hey sedang memikirkan apa?"

tanya Noah pada Eden

"ahh itu, aku sedang mengingat kenangan indah bersama seseorang"

jawab Eden sambil tersenyum

"apakah dia orang yang spesial" imbuh Noah

"ya begitulah, dia adalah sahabat ku yang tinggal di luar sana.. dia selalu menolong dan menjadi penyemangat ku"

ucap Eden lirih

"lalu, kenapa kau tiba-tiba memikirkan nya?"

tanya Noah penasaran

"aku hanya.. ada hal yang tidak sempat ku lakukan padanya"

ucap Eden dengan raut wajah sedih

"apa itu"

tanya Noah semakin penasaran tentang kehidupan Eden

"aku tidak sempat berpamitan padanya, dia pasti sangat khawatir karena aku menghilang tiba-tiba"

sambil menatap ke arah Noah lalu memalingkan pandangannya lagi ke luar jendela

"Seperti itu kah rasanya menyesal?"

sahut Noah

"apa maksudmu? apa kau tidak pernah menyesal seumur hidup mu? maksud ku apakah kau tidak memiliki hal-hal yang belum sempat dilakukan dengan orang yang kau sayangi? itu menyesal namanya"

ucap Eden sedikit ketus

"tidak pernah!"

jawab Noah singkat

"ahh ya baiklah, kau ini orang yang berhati dingin.. mana mungkin kau menyesali sesuatu yang tidak penting"

sindir Eden sambil cemberut, muka masam terlihat jelas dari ekspresi wajah Eden

"iya kau benar, karena aku tidak memiliki sesuatu yang berharga sehingga aku tidak pernah mengalami hal-hal yang emosional seperti mu.. lalu jika ada kesempatan apakah kau akan kembali ke kota S?"

ucap noah mencoba mengalihkan pembicaraan dan menenangkan Eden

"apakah aku bisa kembali kesana? kurasa itu akan sulit"

jawab Eden sedikit mengeluhkan keadaannya

"lalu seandainya diberi pilihan mana yang akan kau pilih, kembali ke kota S dan hidup tenang bersama sahabat mu atau tetap di The Great Aztec bersama Chris dan Cecilia?"

pertanya Noah sontak membuat Eden terdiam sejenak, seolah ia tak ingin menjawabnya,

sambil menghela nafas panjang Eden pun menjawab

"apa-apaan pertanyaan itu? tentu saja aku akan tinggal disini. awalnya aku sempat berpikir untuk kembali ke kota S dan hidup tenang disana dengan identitas baru.. tapi setelah ku pikir-pikir tempat ku adalah disini, aku berasal dari sini.. bersama Chris dan Cecilia adalah pilihan yang tepat karena mereka adalah keluarga baru ku"

ucap Eden sambil tersenyum tanpa ragu sedikitpun

"kenapa kau terlihat begitu yakin dengan hal itu?"

imbuh Noah

"karena pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri Noah, meskipun aku berupaya untuk kembali ke kota S namun aku tidak memiliki siapapun disana kecuali Nathan, aku tidak bisa selalu bergantung padanya. sedangkan disini aku bisa melakukan banyak hal bersama dengan Chris dan Cecilia. mungkin jika ada kesempatan untuk kembali ke kota S, aku hanya akan menggunakan kesempatan itu untuk berpamitan pada Nathan dan tidak lebih" ucap Eden sambil tersenyum ke arah Noah, senyuman tulus terpancar di wajah Eden sampai membuat Noah sempat tersipu malu dan wajahnya sedikit memerah.

"kau, berapa usia mu? kenapa pemikiran mu sedewasa itu?"

mencoba mengalihkan pembicaraan dan tak berani menatap ke arah Eden

"emm seharusnya usia ku 18 tahun, sebenarnya 2 hari yang lalu aku baru melewati hari ulang tahun ku"

sambil tersenyum lagi dan lagi

"selamat ulang tahun"

ucap Noah sambil tersenyum

"ahh kau ini apa-apaan sih membuat ku malu saja"

ucap Eden dengan wajah yang sedikit memerah

Noah mendekatkan wajahnya pada Eden sambil berkata

"coba ku lihat, nona manis ini pantas mendapatkan hadiah spesial dari ku"

Noah memegang dagu Eden dan mencium kening Eden . .