Suara langkah kaki kuda dan roda kayu yang berputar bisa terdengar dari jalan tanah diantara rumput-rumput dan pepohonan disekitarnya.
Kereta kayu itu terlihat cukup besar dan bisa menampung beberapa orang sekaligus.
Seorang pria yang sudah paruh baya duduk di depan untuk mengendarai kuda supaya baik jalannya. Pria itu berambut pendek dan sudah dipenuhi uban, dan dia memakai pakaian tuxedo hitam yang menandakan bahwa dia adalah seorang kepala pelayan seorang bangsawan. Lalu terlihat seorang pria muda yang keluar dari dalam kereta dan duduk disamping pria tua yang sedang mengendarai kereta kuda itu.
" Mang Onal hebat euy bawa delman nya "
" Hahaha.. Seorang kepala pelayan harus serba bisa Tuan Bayan, kami harus mengerti etika bangsawan, bisa mengendarai kuda, mengurus rumah dan memberi perintah pada pelayan lain, berhubungan dan menyampaikan pesan dari Tuan rumah kepada bangsawan lain, bahkan kami harus bisa bertarung untuk melindungi Tuan kami dan selalu mengutamakan keselamatan orang yang kita layani " Ucap Ronald dengan ramah, dia sudah diberi tahu oleh Jones bahwa Kabayan akan mengikuti perjalanan Eliza dan dia harus bersikap dengan penuh hormat kepadanya.
" Wah tanggung jawabnya banyak juga ya, gak cape gitu Mang? kerjaannya banyak dan beresiko gitu? " Kabayan bertanya kepada Ronald karena merasa aneh dengan pekerjaan Ronald yang meliputi banyak hal itu, ia kagum dengan pria tua multitalenta ini.
" Ya..memang seperti itulah kehidupan kami Bayan, kebanyakan seorang pelayan sudah terlatih dan bergabung dengan keluarga bangsawan sejak mereka muda dan akan terus melayani si Tuan rumah dan anak-anak kami pun akan mengikuti kami untuk melayani Tuan rumah."
" Sudah berapa lama memang Mang jadi kepala pelayan di rumah Eliza? "
" Aku sudah menjadi kepala pelayan disana sejak dulu, Aku mengikuti Tuan Jones sejak ia masih muda. Dulu Aku hanya seorang anak yatim piatu yang tidak punya apa-apa, Tuan Jones menyelamatkanku yang sedang kelaparan dan memberiku makan, Aku memohon pekerjaan kepada Tuan Jones dan berjanji akan melakukan apapun agar bisa bertahan hidup, lalu Tuan Jones membawaku ke kediamannya untuk mengurus kuda, kini kami berdua sudah tidak muda lagi tapi Aku tidak bisa melupakan kebaikan Tuan Jones kala itu. " Ronald bercerita dengan pandangan yang hangat, dia terlihat sangat menghormati Jones dengan sepenuh hati nya.
" Wah sudah lama sekali ya, dan Ki Jones benar-benar orang yang baik ya, Bayan kagum sama dia "
" Betul sekali, asal kau tidak memancing emosinya, Tuan Jones adalah orang yang sangat baik sekali, dan dia merupakan penyihir kuat di keluarga besar Blackwood. "
" Oh.. Ki Jones sangat seram ya kalau lagi marah "
" Hahaha..orang-orang menyebut Tuan Jones ' Penyihir gila Jones ' "
" haha..Ki jones pendiam dan penuh wibawa masa punya sebutan kaya gitu.."
" Ya.. Aku harap kau tidak pernah melihatnya marah Tuan Bayan " ucap Ronald sambil tersenyum dan terlihat bangga dengan Tuannya yang sangat kuat dan ditakuti bangsawan lainnya itu. Mereka pun melanjutkan perjalanan mereka sambil berbincang-bincang.
Kereta kuda itu pun berhenti ketika sudah berjalan selama tiga jam, dan mereka berhenti di lapangan hijau yang berada di sisi jalan, tidak jauh dari lapangan yang dipenuhi rerumputan itu terdapat sungai yang airnya jernih. Mereka pun turun dari keretanya dan Ronald memberi makan kuda dan membiarkan kuda itu untuk beristirahat.
" Ayo kita makan siang dulu Bayan " Ucap Eliza sambil duduk di alas tikar yang sudah disiapkan oleh Rose. Kabayan pun mulai duduk di depan Eliza dan melihat Rose berada di belakangnya sambil merapikan rambut Eliza.
" Heheh Neng Rose perhatian banget sama Eliza "
" Ini sudah kewajibanku Tuan Bayan " jawab Rose sambil tersenyum sopan. Rose adalah anak dari Ronald dan dia sudah mengikuti Eliza sejak ia kecil, dibandingkan majikan, Rose melihat Eliza sebagai seorang sosok Kakak yang ia sangat hormati, oleh karena itu Rose sangat senang bisa menjadi pelayan pribadi Eliza. Rose berumur 18 tahun dan memiliki tinggi 165cm, dia terlihat cukup pendek dibandingkan Eliza yang memiliki tinggi 175cm. Dia memiliki rambut pirang yang pendek dan bulu mata yang lentik dengan mata yang berwarna coklat, dia terlihat seperti gadis cantik biasa jika ia tidak memakai pakaian pelayan itu.
" Ayolah Rose, Aku sudah bilang kau bisa sedikit bersantai dengan pekerjaanmu, duduklah dan beristirahat, jangan sungkan di depan Kabayan, bertindak seperti biasa saja ketika kita sedang berada di rumah " ucap Eliza dengan lembut.
" Ba..baik nona Eliza. " Rose pun duduk disamping Eliza sambil melirik Kabayan, dia selalu bersikap sopan seperti pelayan biasa di depan orang lain, namun ketika dia hanya berdua dengan Eliza, mereka terlihat seperti kakak beradik atau teman wanita biasa. Pelayan harus bersikap sopan terhadap majikannya, dan bila bangsawan lain melihat mereka bertindak seperti ini maka mereka akan berpikir bahwa Eliza dan Rose tidak memiliki etika bangsawan, makanya ia sangat berhati-hati di depan Kabayan.
" Heheh, gitu dong kan enak dilihatnya juga " ucap Kabayan sambil tertawa.
" Maapkan kelancangan putriku Nona Eliza " Ronald menghampiri mereka sambil membungkukkan badannya dengan sopan.
" Sudahlah paman Ronald, kau sudah seperti Pamanku sendiri dan tidak perlu bersikap seperti itu, ayo istirahat bersama kami " Ucap Eliza sambil mempersilakan Ronald untuk bergabung bersama mereka. Ronald pun tersenyum dan ia meletakan keranjang yang berisi makanan dan mengambi roti sandwich yang sudah Rose siapkan ketika di desa Waltz.
" Asik makan lagi, perutku udah mulai lapar ini"
Kabayan senang melihat mereka akan makan siang. Kabayan biasa makan dengan porsi yang banyak, dan disini ia hanya makan roti dan lauk tanpa nasi.. dia merasa tidak makan bila tidak menyantap nasi..
" Hehe..ayo kita makan dulu " Ucap Eliza yang tersenyum melihat tingkah Kabayan, Ronald dan Rose pun ikut tersenyum dan merasa jika Kabayan adalah orang yang jujur dan baik, dia mengucapkan apa yang ada dipikirannya dan terlihat agak bod..agak polos, ya, polos.
Kabayan meminta ijin pergi ke sungai untuk mencuci mukanya, sesampainya ia disana, ia langsung mencuci mukanya di air jernih yang ada di sungai, Kabayan bisa melihat ikan-ikan kecil yang berenang dan bersembunyi di bebatuan kecil di sungai dangkal ini. Dia merasa ingin BAB namun tidak tahu harus dimana dan malu untuk bertanya kepada Eliza, dia berpikir paling tidak aku harus buang air kecil dulu deh disini.
Ketika dia pergi ke semak semak dan menurunkan celananya, dia mengambil kuda-kuda sambil berkata ' numpang numpang ijin pipis ya '. Namun tiba-tiba Rose yang berniat untuk mengambil air disungai muncul dari semak-semak di depan Kabayan. Kabayan pun melirik ke arah Rose dan Rose pun memandang balik mata Kabayan, dia menurunkan pandangan matanya ke bagian bawah tubuh Kabayan dan terdiam sejenak. Waktu seakan terhenti dan mereka tidak berbicara sepatah kata pun, Kabayan menelan ludah nya dan berkata
" Ne..neng Rose ngapain disini.." Ucap Kabayan gugup dan memberikam senyum khas orang utannya dan tangannya masih memegang sesuatu untuk membidik arah tembakannnya. Rose pun tersadar dan memundurkan langkah kaki nya, dan ia pun melepas pandangannya dari sesuatu yang dipegang Kabayan, dia membalikan pandangannya kembali ke arah wajah Kabayan, lalu dia pun tiba-tiba berlari ke kencang sambil berteriak keras,
" U..ULAR BERBULU..!!! "