Chereads / Kabayan di Dunia Fantasi / Chapter 21 - Bab 21 How to Train your Bear

Chapter 21 - Bab 21 How to Train your Bear

Di sebuah gua di dalam hutan Breeze, ada seorang pemuda yang sedang tidur dengan pulasnya, dia tertidur sambil memeluk seekor beruang, seekor beruang itu pun sedang tertidur pulas bersamanya, mereka tidur di atas kulit kambing gunung yang berisi tumpukan daun dan rumput. Gua tersebut sebelumnya hanya berukuran kecil dan sangat sempit, namun sekarang gua itu memiliki luas 7x7 meter dan ada ruangan yang berluas 3x4 meter yang di isi oleh berbagai buah dan tumbuhan yang bisa di konsumsi.

Kabayan sudah merenovasi rumahnya karena tubuh Tedi yang besar tidak cukup untuk masuk dan tinggal di dalam rumahnya. Bayan merenovasi rumahnya berdua dengan Tedi, dengan golok Kabayan dan cakar Tedi, mereka berhasil memperluas ruangan utama yang berisi tempat tidur dan rak tempat menyimpan piring dan gelas yang ia buat dari kayu, serta mereka juga membuat ruangan tempat menyimpan buah dan tumbuhan yang sudah lulus uji coba. Bayan sudah menjelajah daerah sekitar untuk mencari sumber makanan lain, dia bahkan berhasil menemukan jamur yang berasa pedas seperti cabe rawit.

Dia sudah berada di hutan ini selama tiga minggu, dia sudah bisa memburu kelinci untuk dijadikan bahan makanan, dan Tedi juga ikut memburu hewan dan mengisi stok ikan di kolam, tentu saja Bayan melarang Tedi mengambil ikan di toilet umum nya. Tedi pun sudah mulai merasa nyaman berada di dekat Bayan, dan tidak perlu di takut-takuti oleh golok Bayan lagi.

Bayan terbangun dari tidurnya dan mulai membangunkan Tedi, mereka melakukan aktifitas pagi mereka di sungai untuk memberi makan ikan, lalu mandi di kolamnya. Tedi menolak untuk mandi sebelumnya namun dia pasrah pada takdirnya ketika Bayan tersenyum dan memegang goloknya, senyum Bayan bahkan hampir menyerupai senyumnya Ellen sekarang.

Bayan menggosok punggung Tedi yang penuh bulu dengan daun yang beraroma wangi setelah dia selesai membersihkan tubuhnya, terkadang Tedi menggeram kegelian saat digosok oleh Bayan. Setelah itu Bayan kembali duluan ke Gua dan menyalakan api unggun untuk memasak, sihir api Bayan sudah membesar sebesar kepala nya sekarang dan dia pun sudah bisa mengubah mana nya menjadi elemen air.

Sebelumnya, Ki Jones sudah memberi penjelasan jika Mana bisa dirubah menjadi elemen apa pun, namun terkadang ada orang yang tidak bisa mengubah Mana nya menjadi elemen tertentu dana ada pula yang hanya bisa mengeluarkan elemen yang bukan keahliannya namun masih bisa mengubah mana nya menjadi elemen lain yang lemah.

Bayan merasa puas dengan sihir nya sekarang, namun dia masih fokus terhadap api dan air sekarang. Dia tidak ingin mencoba elemen lain sebelum membuat sihir air nya sebesar kepala.

Dia mulai merasa senang bisa melakukan sihir, bahkan dia mengulang penjelasa Jones kepada Tedi dan menyuruh Tedi duduk bersila di pinggir sungai, namun Tedi tidak mengerti perkataannya dan hanya bersila meniru Bayan sambil menganggukkan kepalanya.

Tedi kembali ke rumah Bayan sambil membawa ikan ikan yang sisiknya sudah ia bersihkan, Bayan merasa bangga dengan anak didiknya ini dan memberikannya like dengan mengangkat jempolnya.

" Bagus Ted, makin pinter kamu " ucap Bayan sambil mengulurkan tangannya, dan Tedi pun menundukkan kepalanya sehingga Bayan bisa mengelus kepalanya itu, meskipun Tedi tidak bisa tersenyum, namun matanya mengekspresikan kesenangannya itu, dan dia mengeluarkan geraman kecil yang menandakan ia sedang senang.

" Menu hari ini Bayan sudah siapin barbeque kelinci, sayur daun, dan Aku juga udah siapin sasimih ala jepang kesukaan Tedi lengkap dengan sambel. " Bayan berkata demikian sambil memotong ikan dan memisahkan daging ikan dari duri nya. Mereka pun mulai menyantap makanannya dengan lahap. Bayan mengoleskan daging kelinci itu ke sambel jamurnya dan Tedi pun meniru Bayan mengoleskan ikan mentahnya ke sambel itu, sebelumnya Tedi tidak terlalu menyukai sambel itu, namun lama-lama dia mulai merasa terbiasa dengan makanan-makanan aneh buatan Bayan.

Bayan belum bertemu monster buas lain di dekat rumahnya, dan disini hanya ada monster biasa seperti kelinci, rusa, dan kambing gunung. Dia tidak tahu jika monster yang buas memiliki wilayahnya sendiri dan wilayah rumah Bayan adalah wilayah kekuasaan Brown Bear yang sekarang bernama Tedi. Oleh karena itu hidup Kabayan bersama Tedi di rumah barunya terasa sangat damai.

Bayan merasa bersalah karena tidak bisa memberi kabar pada Eliza, namun ia tidak tahu jalan pulang dan belum berani menjelajahi wilayah yang jauh dari rumahnya, dia berencana akan mencari jalan keluar dari hutan ini setelah dia merasa bisa untuk menjaga dirinya sendiri. Dia masih merasa tidak percaya diri jika berhadapan dengan buta ijo seperti sebelumnya, oleh karena itu dia melatih mana nya setiap hari dan melatih tubuhnya. Perut nya yang semula 1 pack sekarang sudah menjadi 6 pack, otot ototnya yang besar menjadi semakin besar dan kecepatannya berlari pun menjadi lebih cepat setelah ia berburu kelinci dan rusa setiap hari dan melakukan lari maraton bersama Tedi.

Tedi pun mengikuti Bayan setiap hari dan terkadang dia pergi untuk memakan kelinci atau ikan sendirian karena dia membutuhkan porsi yang besar. Tedi juga dilatih Bayan untuk mencakar pohon setiap hari dan berlari bersamanya, dia juga bisa menangkap kayu yang Bayan lempar, menangkap bola rotan yang Bayan tendang. Tedi merasa lebih kuat dan cepat setelah ikut berlatih bersama Bayan dan dia bisa mengontrol cakar tangannya agar tidak merusak barang milik Bayan.

" Tendangan Elang !! " Bayan menendang bola rotannya dengan kuat sambil berteriak.

" Grrrroooarr..!!! " Tedi menirukan gaya Bayan yang selalu berteriak ketika bermain bola, dia pun meloncat kesamping dekat tumpukan kayu yang menandakan tiang gawang untuk menangkap bola itu.

" Grrr…! " Dia melemparkan bola itu kembali ke arah Bayan sambil menggeram seolah menantang Bayan.

*****

Di malam setelah Kabayan tinggal di rumah barunya selama satu bulan lebih, Bayan dan Tedi terbangun ketika mendengar lolongan serigala yang terdengar dari dekat rumahnya, Bayan selalu membakar api unggun di depan rumahnya pada malam hari agar tidak ada monster dan binatang lain yang mendekat, namun malam ini api unggun itu sepertinya telah mengundang sekelompok serigala.

Bayan pun menyiapkan goloknya ditemani Tedi yang sudah melakukan teriakannya yang memberi tanda bahwa ini adalah daerah kekuasaannya. Mereka menuju muka gua untuk mengusir atau mungkin bertarung dengan kelompok serigala itu bila mereka menolak untuk pergi.

Bayan merasa gugup, namun dia melirik ke arah Tedi yang seperti ingin bertarung dan menguatkan hatinya untuk menghadapi apapun yang terjadi selanjutnya.