Setelah menyelesaikan urusannya di semak semak, Kabayan pun langsung menuju ke tempat Eliza dan yang lainnya berkumpul. Dia melihat Eliza yang menatapnya dengan senyuman yang menggoda dan penuh makna, dan dia melihat Rose berada di samping Eliza dengan wajah yang memerah, sedangkan Ronald hanya bisa tersenyum canggung melihat drama di depan matanya. Lalu suara Eliza yang lembut pun menarik perhatian Kabayan.
" Ho… Aku dengar Rose melihat ular hitam besar di semak-semak, apa kau tau itu Bayan? " tanya Eliza dengan penuh makna kepada Kabayan.
" Ha..haha.. Tenang saja, Aku sudah menangkap dan memotong kepala ular itu dengan golokku " Jawab Kabayan dengan wajah yang polos. Dia berharap Rose menyimpan memori pertemuan itu untuk dirinya sendiri dan tidak membeberkannya pada Eliza, namun sepertinya itu hal yang tidak mungkin, mengingat seberapa dekatnya mereka.
" Ho… jadi sudah tidak berkepala ya ? " Jawab Eliza sambil menatap tajam ke arah selangkangan Kabayan dan tersenyum nakal.
" Ah…cilaka.. Rose...kenapa...kenapa dibilangin ke Eliza sih?? " Ucap Kabayan dengan malu sambil menunjuk ke arah Rose yang sedang menggunakan kedua tangannya untuk menutupi wajah merahnya itu.
" Haha sudahlah Rose hanya terkejut saat dia akan mengambil air di sungai dan bertemu denganmu " Ronald mencairkan suasana dengan tawa canggungnya itu. Dia tidak tahu harus tertawa atau menangisi kesucian mata putrinya yang sudah ternodai ketika bermaksud untuk mengambil air.
" Iya, jangan salahkan dia Bayan, dia pasti terkejut jika melihat ULAR di semak-semak " Eliza masih menunjukan ekspresi yang menggodanya tersebut pada Kabayan sambil membasahi bibir merah itu dengan lidahnya. Kabayan hanya bisa menghirup napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.
" Hah..sudahlah lupakan saja..oh iya berarti Rose tidak jadi mengambil airnya,, sini biar Aku saja yang mengambil airnya ke sungai. " Kabayan pun menawarkan diri untuk mengambil air ke sungai menggantikan Rose yang masih terlihat malu-malu berhadapan dengannya. Dia mengambil wadah air dan pergi ke sungai. Tetapi dia masih merasa malu ketika dia tahu bahwa Eliza mengetahui apa yang terjadi di semak-semak. 'Hah.. si Rose mah licik, udah liat sepuasnya, malah disebarin ke Eliza, gak bayar lagi. Gimana kalo Eliza jadi gak suka sama Bayan coba..'
Kabayan sangat tertarik pada Eliza karena sosok dewasa dan menggodanya itu membuat darah Kabayan mendidih, apalagi wajah berwibawa dan tubuh seksi nya sangat kontras sekali ketika ia menggoda Kabayan. Kabayan tidak tahu jika sifat Eliza memang seperti itu atau tidak, tapi yang jelas, Kabayan ingin mengenalnya lebih jauh untuk saat ini.
Kabayan berpikir sambil berjalan menuju sungai, ketika dia sampai di sungai, dia melihat ada kelinci yang bertanduk di seberang sungai, dia teringat tentang para goblin yang dengan mudah membunuh kelinci yang sama seperti kelinci yang ada di sebrang sungai. Kabayan pun berpikir bahwa mungkin ia bisa membunuh kelinci itu dan bisa menyantapnya bersama-sama Eliza dan yang lainnya nanti malam.
Kabayan pun menyeberangi sungai yang dangkal itu secara perlahan-lahan. Dia mendekati kelinci itu yang membelakangi Kabayan dan sedang memakan rumput dengan lahapnya, kelinci itu melirik ke arah Kabayan ketika dia sudah berada dalam jarak 2m dari kelinci itu. Kelinci itu pun berlari dengan kencang menuju semak belukar, Kabayan ikut berlari untuk mengejar kelinci itu ke semak-semak.
Drama kejar-mengejar ini berlangsung hingga 10 menit hingga kelinci itu masuk kedalam sebuah gua, Kabayan pun menghentikan lari nya ketika melihat si kelinci berlari ke arahnya setelah masuk ke dalam gua itu. Dari dalam gua itu terlihat sosok tinggi besar dengan badan yang kekar,tingginya sekitar 2,5, meter, seluruh kulitnya berwarna hijau dan air liurnya menetes dari gigi dan taring yang menakutkan.
Kabayan menelan ludahnya dan otot-otot nya mulai tegang, dia mengencangkan otot pantatnya dan langsung membalikkan badan, ketika Troll itu berteriak dengan buasnya, Kabayan seperti berada di lintasan lari dalam Asian Games, dan teriakan itu seperti suara tanda pertandingan dimulai. Dia berlari sekuat tenaga untuk mengejar rivalnya yang sudah mencuri start darinya, dia melihat kelinci tersebut berlari 4 meter di depannya, dan mereka memulai kembali pertandingan sebelumnya, kini mereka berdua dalam pertarungan hidup dan mati.
Langkah kaki dari troll yang sedang berlari menggetarkan tanah yang ada di bawah rumput, Kabayan bisa membayangkan dirinya menjadi seperti dodol Garut yang empuk jika troll itu menginjak atau menindih badannya. Dia merasa sangat marah kepada kelinci yang sudah membawa troll itu keluar dari gua nya.
Dia bersumpah untuk menangkap dan memberi pelajaran pada kelinci itu. Dia menambah kecepatannya dan berlari menyusuri pepohonan dan berteriak
" Gusti..pengen kelinci kenapa jadi dapet bonus Buta ijo..!! "