Kabayan berlari di antara pepohonan yang lebat, dia bisa mendengar suara sesuatu yang hancur karena terinjak oleh troll yang mengejarnya. Kabayan merasa agak sedih kehilangan rival nya yang telah tereliminasi, meskipun mereka hanya bersama untuk sebentar, Kabayan sedih karena sekarang ia hanyalah berlari seorang diri dan troll itu tetap mengejarnya kemanapun ia pergi, sepatu pemberian James pun sudah rusak dan kaki nya berdarah terkena apapun benda tajam yang berada di hutan ini.
Bahkan kabayan mendengar suara monster lainnya yang berlarian dari daerah yang Kabayan datangi, kemanapun Kabayan pergi, semua monster pasti langsung melarikan diri karena takut oleh troll yang mengamuk dan mengejar Kabayan.
Sebelumnya, Troll itu sedang tidur nyenyak dan ketika kelinci itu berlari ke dalam gua yang gelap, kelinci itu tidak melihat troll yang sedang tidur menyamping dan kelinci itu pun terhenti ketika tanduknya menancap di pantat troll yang sedang tidur itu. Troll itu langsung sadar oleh rasa sakit yang berasal dari bokongnya, dan dia langsung keluar dari dalam gua karena mendengar suara seseorang yang berlari, setelah dia melihat kelinci dan manusia di muka gua, dia langsung memastikan bahwa mereka berdua lah yang telah menodainya. Oleh karena itu si Troll yang ternodai ini tetap mengejar Kabayan selama dua jam tanpa henti.
Kabayan mulai merasa lelah sekali, nafasnya sudah tidak beraturan, staminanya sudah terkuras habis. Dadanya terasa panas dan naik turun mengikuti hembusan napasnya. Mukanya yang merah menandakan betapa capeknya dia, dia keluar dari semak-semak dan melihat ada air terjun yang mengalir dari sungai yang ada di depannya. Dia langsung menyusuri sisi sungai dan mendekati air terjun itu, dia melihat air yang turun ke sungai bagian bawah sangatlah deras, jaraknya pun sangat jauh,mungkin sekitar 30 meter dari sungai atas.
Kabayan melirik ke arah troll yang muncul diantara pepohonan. Mata troll itu penuh kebencian dan troll itu pun terlihat lelah, dia tidak menyangka manusia ini seperti monyet kecil yang susah ditangkap, manusia itu terus berbelok-belok ke pepohonan untuk menghindari kejarannya, dan larinya pun sangat cepat.
Troll itu melihat Kabayan yang membungkuk sambil memegangi kedua lututnya sambil berusaha mengambil napas. Troll itu senang karena akhirnya si monyet kecil ini berhenti dan pasrah pada nasibnya. Namun dia melihat Kabayan mengangkatkan tangan kanannya sambil memberi jari tengah yang ia pikir adalah sebuah tanda, lalu Kabayan pun berteriak
" DASAR KAMVRET! HARAM JADAH LUH! BADAN AJA GEDE TAPI JALAN KAYA KEONG RACUN! PAK YU PULL POKONAMAH!!
Kabayan mengacungkan jari tengahnya dan mencaci-maki Troll itu dan merasa lega setelah meluapkan amarahnya, dia hanya mengejar kelinci itu dan tidak melakukan apapun kepada si Troll, namun si Troll mengejarnya seolah-olah Kabayan telah membunuh ibunya saja. Kabayan pun menjatuhkan badannya ke bawah air terjun, dia sudah tidak punya stamina untuk meloncat dan hanya mampu menjatuhkan badannya saja. Kabayan merasa puas dan tersenyum ketika melihat dan mendengar ekspresi dan suara amukan Troll itu setelah ia jatuh.
Kabayan terbawa arus air terjun dan merasa melayang di udara, dia bahkan sudah tidak punya tenaga untuk berteriak, dia hanya bisa pasrah dan memandangi langit, ' ah..gak nyangka langit teh indah begini..eh ada awan bentuk kelinci juga di sebelah sana..' lamunan Kabayan terhenti dan ia pun kehilangan kesadaran ketika tubuhnya tercebur ke dalam air di sungai bagian bawah ini.
***
Eliza berjalan bolak-balik di pinggir sungai dengan wajah yang suram, ia sudah menunggu disini selama 3 jam dan belum juga mendapatkan kabar dari Ronald. Rose terlihat panik melihat majikannya yang suram itu, tidak biasanya Eliza kehilangan ketenangan di wajahnya. Akhirnya muncul seseorang dari seberang sungai dan Eliza melihat Ronald memasang wajah penuh penyesalan.
" Ronald apakah kau..." Eliza belum sempat menyelesaikan perkataannya ketika dia melihat Ronald menggelengkan kepalanya dan mengangkat sebuah kepala Troll hutan yang masih memiliki darah segar, Kepala Troll itu kehilangan satu matanya dan darah dari leher dan mata itu menetes ke bebatuan di pinggir sungai.
" Aku mengikuti jejak kaki Troll dan manusia yang penuh darah, namun jejak itu hilang di rerumputan dan arah jejaknya tidak beraturan. Aku menemukan Troll ini dan membelah perutnya untuk melihat apakah dia memakan Tuan Bayan, namun tidak ada mayat manusia di dalamnya. Maapkan aku Nona " Ronald membungkukkan badannya dengan penuh rasa bersalah.
" Apa..apa yang harus kulakukan.. Ayah pasti akan marah sekali padaku.. " Eliza mengucapkan kata tersebut dengan nada yang putus asa, matanya terlihat kosong dan tangannya penuh keringat.
" Semoga saja Tuan Bayan masih selamat, mungkin dia tersesat setelah berhasil melarikan diri dari kejaran Troll ini dan sedang mencari jalan pulang, lebih baik kita berkemah dan menunggunya di tempat kita berhenti tadi. " Ronald hanya bisa mencoba menenangkan Eliza dengan perkataannya itu, meskipun ia sudah tahu bahwa kemungkinan orang biasa seperti Kabayan untuk bertahan hidup di hutan penuh monster ini sangatlah kecil.
" Benar Eliza, lebih baik kita beristirahat dahulu dan menenangkan diri, Aku yakin Tuan Bayan pasti selamat ! " Rose pun ikut menenangkan Eliza, dia pun sebenarnya sangat khawatir dengan ular..dengan Kabayan yang baru ditemuinya itu, namun ia hanya wanita biasa yang tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa berdoa untuk keselamatannya saja.
"Baik..ayo kita kembali dan mempersiapkan tenda.." Eliza, Rose dan Ronald pun kembali ke tempat kereta kudanya berada dan memasang tenda untuk bermalam disana.
Namun sampai seminggu kemudian pun mereka tidak melihat batang hidung Kabayan...