Chereads / Warisan bulan / Chapter 1 - kedatangan yang Tak Terduga

Warisan bulan

Rya_a0a
  • 21
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 363
    Views
Synopsis

Chapter 1 - kedatangan yang Tak Terduga

Pada masa Dinasti Qing, di sebuah desa terpencil yang tersembunyi di antara pegunungan tinggi, kehidupan berjalan dengan tenang, jauh dari hiruk-pikuk dunia luar. Desa Kiat, yang terletak di lembah subur dan dikelilingi hutan lebat, dikenal sebagai tempat yang damai, tetapi juga misterius. Penduduknya hidup sederhana, mengandalkan pertanian dan berburu untuk bertahan hidup. Mereka jarang berhubungan dengan dunia luar, dan hanya sesekali pedagang dari kota datang membawa barang dagangan.

Kabut tipis menyelimuti perbukitan, seolah menyembunyikan rahasia yang belum terungkap. Angin pagi bertiup lembut, membawa aroma tanah basah dan dedaunan yang gugur. Rumah-rumah kayu yang sederhana, dengan atap jerami yang mulai menua, berdiri kokoh di sepanjang jalan setapak yang berdebu. Di antara penduduk desa yang telah lama tinggal di tempat ini, ada sepasang suami istri yang cukup dikenal karena kebijaksanaan dan kemampuan mereka—Wen Qingshan dan Yue Xiulan.

Wen Qingshan dulunya adalah seorang ahli kultivasi yang sangat disegani. Ia dikenal sebagai seorang pendekar pedang berbakat, pemimpin dari sebuah sekte kecil yang pernah berjaya di masa lalu. Namun, dunia kultivasi penuh dengan ambisi, perebutan kekuasaan, dan pengkhianatan. Setelah kehilangan banyak rekan seperjuangannya dalam sebuah perang antar sekte, ia memilih untuk meninggalkan dunia itu dan hidup sebagai rakyat biasa. Sekarang, di usianya yang sudah lebih dari enam puluh tahun, ia menjalani kehidupan yang lebih sederhana, mengajar bela diri kepada pemuda-pemuda desa dan membantu menjaga ketertiban di sana.

Istrinya, Yue Xiulan, adalah seorang wanita yang anggun dan bijaksana. Dulunya, ia juga seorang kultivator kuat, dikenal karena keahlian medis dan teknik pengobatannya yang luar biasa. Namun, seperti suaminya, ia memilih untuk meninggalkan dunia yang penuh intrik itu dan hidup damai di Desa Kiat. Meskipun telah lama menikah, mereka tidak pernah dikaruniai anak, sesuatu yang selalu menjadi lubang dalam hati mereka.

Pada suatu pagi yang dingin, saat embun masih menggantung di dedaunan, Wen Qingshan dan Yue Xiulan berjalan perlahan menyusuri jalan setapak yang melintasi desa. Mereka sering berjalan-jalan di pagi hari, menikmati udara segar dan berbicara tentang kehidupan. Namun, hari ini ada sesuatu yang berbeda.

Saat mereka melewati sebuah hutan kecil di pinggiran desa, Yue Xiulan tiba-tiba berhenti. Matanya yang tajam menangkap sesuatu di bawah pohon tua dengan batang yang besar. "Qingshan, lihat itu…" bisiknya, suaranya dipenuhi keterkejutan.

Di bawah pohon itu, terbaring seorang anak kecil. Tubuhnya begitu kecil dan tampak rapuh, kulitnya pucat seperti porselen yang hampir retak. Rambut putih peraknya terurai panjang, berkilauan di bawah sinar matahari pagi. Pakaian yang dikenakannya robek dan kotor, seolah telah mengalami perjalanan panjang yang penuh penderitaan.

Wen Qingshan mendekat dengan hati-hati, naluri lamanya sebagai pendekar masih tertanam dalam dirinya. Ia berlutut dan mengulurkan tangan, mencoba merasakan apakah anak itu masih hidup. Jantungnya berdetak pelan, tetapi masih ada. Nafasnya lemah, tetapi tetap ada.

"Bagaimana bisa ada anak seperti ini di sini?" gumamnya, suaranya dipenuhi kebingungan.

Yue Xiulan ikut berlutut, menatap wajah anak itu dengan ekspresi campuran antara keprihatinan dan ketakjuban. Saat itu juga, mata anak itu terbuka perlahan. Sepasang mata biru cerah yang begitu tajam dan bercahaya menatap mereka. Itu bukan mata seorang anak biasa. Ada sesuatu dalam tatapan itu—sesuatu yang jauh lebih tua dari tubuh kecilnya.

Yue Xiulan terkejut, tetapi ia segera menguasai dirinya. "Kau dari mana, Nak?" tanyanya lembut.

Anak itu tidak menjawab. Ia hanya menatap mereka, seolah mencoba mengenali apakah mereka ancaman atau bukan. Namun, dalam hitungan detik, tubuhnya kembali melemah, dan ia jatuh pingsan.

Wen Qingshan dan Yue Xiulan saling berpandangan. Mereka tahu anak ini bukan anak biasa. Tidak ada seorang pun di desa yang memiliki rambut putih atau mata biru sepertinya. Tidak ada yang tahu dari mana ia berasal. Namun, membiarkan seorang anak sendirian di tempat seperti ini bukanlah pilihan.

"Kita bawa dia pulang," kata Wen Qingshan akhirnya.

Tanpa ragu, Yue Xiulan mengangkat tubuh kecil anak itu dengan hati-hati, lalu mereka berjalan kembali ke rumah mereka.

Sesampainya di rumah, mereka membaringkannya di ranjang kecil yang ada di sudut ruangan. Yue Xiulan segera mengambil air hangat dan kain bersih untuk membersihkan wajahnya, sementara Wen Qingshan duduk di dekatnya, mengamati anak itu dengan pandangan tajam.

"Dia… berbeda," gumamnya.

Yue Xiulan mengangguk, menyeka dahi anak itu dengan lembut. "Aku merasakannya juga. Tapi entah mengapa, aku tidak merasa takut. Justru aku merasa kita harus melindunginya."

Wen Qingshan terdiam. Sebagai mantan kultivator, ia bisa merasakan sesuatu yang aneh dalam tubuh anak itu. Ada energi yang samar tetapi luar biasa besar di dalam dirinya, sesuatu yang belum sepenuhnya terbangun.

"Apa kita harus membawanya ke sekte atau kuil untuk diperiksa?" tanya Yue Xiulan.

Wen Qingshan menggeleng. "Tidak. Jika dia benar-benar anak yang spesial, membawa dia ke tempat seperti itu hanya akan membuatnya menjadi target. Kita tunggu dan lihat saja. Sampai saat itu tiba, kita akan merawatnya."

Malam itu, bulan purnama bersinar terang di langit, cahayanya masuk melalui jendela dan menerangi wajah anak itu yang masih tertidur. Tak ada yang tahu siapa dia sebenarnya, atau rahasia apa yang tersembunyi dalam dirinya. Namun satu hal yang pasti—kedatangannya ke Desa Kiat akan mengubah segalanya.