Chapter 3 - bab 3

Beberapa hari berlalu, dan Arga semakin dekat dengan Sari. Ia memastikan untuk selalu bersikap hormat dan perhatian, tetapi tidak terlalu mencolok. Sari, yang kesepian karena sering ditinggal suaminya, mulai merasa nyaman dengan kehadiran Arga.

Malam itu, Arga sengaja duduk di depan gubuknya lagi, menatap langit yang dipenuhi bintang. Sari datang membawa makanan seperti biasa, tetapi kali ini ia tampak lebih tenang dari sebelumnya.

"Kau suka melihat bintang, Arga?" tanyanya, meletakkan mangkuk bubur di sampingnya.

Arga tersenyum, menoleh ke arahnya. "Ya, bintang selalu ada di sana, meski kita tak selalu memperhatikannya."

Sari terdiam sejenak, lalu ikut duduk di sebelahnya. "Aku juga sering melihat bintang saat malam sendirian. Kadang aku berpikir, andai aku bisa pergi jauh dari desa ini."

Arga menangkap kesedihan dalam suaranya. Ini adalah kesempatan.

"Kenapa tidak?" tanyanya pelan. "Jika Kak Sari ingin, pasti ada jalan."

Sari menggeleng, lalu tersenyum tipis. "Aku sudah menikah, Arga. Hidupku bukan milikku sendiri lagi."

Arga menatapnya, lalu berkata dengan suara yang sedikit lebih dalam. "Tapi itu tidak berarti Kak Sari harus terus merasa sendirian."

[Interaksi keempat dengan target berhasil. Poin Kemajuan: 30%]

Sari tampak terkejut dengan kata-katanya, tetapi ia tidak menjauh. Sebaliknya, ia menunduk, menggenggam jari-jarinya sendiri dengan gelisah.

"Aku harus pergi," katanya akhirnya, sebelum beranjak dan pergi dengan langkah cepat.

Sementara itu, di bagian lain desa, seorang pria berperawakan besar berbincang dengan seseorang di sudut gelap sebuah warung kecil.

"Aku mendengar desas-desus bahwa istriku sering datang ke gubuk anak itu," gumamnya dengan suara rendah tetapi berbahaya.

Lawan bicaranya, seorang pria tua yang dikenal sebagai informan desa, mengangguk. "Benar, Wirya. Istrimu sering terlihat membawakan makanan untuknya."

Mata Wirya menyipit. "Kau yakin dia hanya membawakan makanan?"

Pria tua itu mengangkat bahu. "Aku tidak tahu pasti. Tapi kalau kau ingin memastikan, lebih baik kau awasi sendiri."

Wirya mengepalkan tangan. "Aku akan pastikan anak itu tahu tempatnya."

Di tempat lain, Arga menerima notifikasi dari sistem:

[Quest Tambahan: Ancaman Mendekat]

Wirya mulai curiga. Waspadalah. Hadiah: +30 Poin Kelicikan

Arga tersenyum tipis. Permainan ini baru saja dimulai.