Pagi itu, Sari duduk di ruangannya dengan pikiran yang melayang. Kejadian malam tadi masih melekat di benaknya, menciptakan gelombang perasaan yang campur aduk. Ia tahu bahwa ia telah melewati batas yang seharusnya tidak ia langkahi, tetapi entah mengapa, hatinya tidak merasa menyesal.
Namun, ada sesuatu yang lain. Rasa was-was yang perlahan mulai menggerogoti pikirannya. Wirya, suaminya, bukan pria bodoh. Jika ia mulai curiga, segalanya bisa berakhir dalam bencana.
Di sudut lain, Arga mempersiapkan langkah selanjutnya. Sistem telah memberinya bonus yang cukup signifikan, tetapi ia tahu permainan ini belum selesai. Ia harus memastikan bahwa Sari tetap berada dalam genggamannya, tanpa menciptakan risiko yang tidak perlu.
Ketika Sari datang menemui Arga lagi pada sore hari, ia membawa wajah yang sedikit berbeda. Raut ketakutan bercampur dengan rasa bersalah, tetapi Arga tahu bahwa ketakutan semacam ini justru membuat orang lebih bergantung.
"Aku... aku takut Wirya mulai curiga..." ucap Sari dengan suara lirih.
Arga mendekat, jemarinya menyentuh dagu Sari, membuatnya mendongak. "Kakak tidak perlu khawatir," bisiknya. "Aku akan memastikan semuanya tetap aman."
Sari menggigit bibirnya. "Bagaimana jika dia mengetahuinya?"
Arga tersenyum samar. "Kalau begitu, kita hanya perlu memastikan bahwa dia melihat apa yang kita ingin dia lihat."
Sari menatapnya, ragu-ragu, tetapi juga terpesona oleh ketenangan Arga. Ia tidak menyadari bahwa perlahan-lahan, ia telah masuk lebih dalam ke dalam jaring yang telah Arga rajut.
Di tempat lain, Wirya duduk di ruangannya dengan alis berkerut. Beberapa orang kepercayaannya telah mulai memberinya informasi kecil-kecilan—perubahan sikap Sari, kepergiannya yang lebih sering tanpa alasan jelas. Ia tahu ada sesuatu yang sedang terjadi.
"Tuan, apakah Anda ingin kami menyelidikinya lebih lanjut?" tanya salah satu pengawalnya.
Wirya menghela napas. "Belum. Aku akan memastikan sendiri."
Malam itu, ia berencana untuk mengawasi pergerakan Sari. Jika ada sesuatu yang disembunyikan istrinya, maka ia akan menemukannya.
Sementara itu, Arga sudah memperkirakan kemungkinan ini. Ia telah mengatur sebuah permainan kecil yang akan menggiring Wirya ke arah yang ia inginkan. Dengan bantuan informasi dari sistem, ia menyusun strategi yang akan memastikan bahwa dirinya tetap tak tersentuh.
Di tengah kegelapan malam, bayangan mulai bergerak.