Saat cahaya biru dari portal menghilang, Kael merasakan tubuhnya seperti melayang di dalam kehampaan. Dunia di sekelilingnya berubah—dingin, sunyi, dan mencekam.
Kemudian—
Brak!
Kael jatuh ke lantai batu yang keras. Udara di sekitarnya beraroma besi, bercampur dengan sesuatu yang sedikit menyengat. Ruangan ini gelap, hanya diterangi oleh simbol-simbol bercahaya di dinding batu.
> [Sistem Menara Aktif]
Selamat datang, Pencari Ilmu.
Lokasi: Lantai Pertama – Ruang Pemilihan Ujian
Kael merasakan suara itu bergema di dalam kepalanya. Dia mengangkat tubuhnya perlahan dan menatap ke depan. Dua pintu besar berdiri di hadapannya, masing-masing memiliki simbol yang berbeda.
Tiba-tiba, suara dalam pikirannya kembali berbicara.
> [Sistem Menara]: "Tantangan pertama: Pilih jalur ujianmu."
1. Ujian Jebakan (Tes kecerdasan dan refleks. Satu kesalahan bisa berarti akhir dari perjalananmu.)
2. Ujian Jalan Beracun (Tes daya tahan dan strategi bertahan hidup. Racun mengalir di udara, dan waktu adalah musuh terbesarmu.)
Kael menggertakkan giginya. Tidak ada jalan kembali. Dia harus memilih satu.
Dia menatap pintu pertama, yang dihiasi dengan ukiran perangkap mekanik—panah tersembunyi, lantai yang bisa runtuh, dan bilah pedang tajam yang menggantung di udara.
Lalu, dia melihat pintu kedua. Di baliknya, ada suara tetesan air yang bergema. Udara dari celah pintu itu terasa lebih berat, seolah ada sesuatu yang tidak terlihat namun berbahaya di dalamnya.
Kael mengepalkan tinjunya.
"Aku tidak cukup cepat untuk menghadapi jebakan… tapi aku bisa mengatasi racun jika aku berhati-hati."
Dia mengeluarkan botol kecil dari tasnya—salah satu ramuan sederhana yang bisa memperlambat efek racun. Dia tidak punya cukup ramuan untuk bertahan selamanya, tapi itu cukup untuk memberikan sedikit keunggulan.
"Aku pilih Ujian Jalan Beracun," gumamnya, sebelum mendorong pintu itu terbuka dan melangkah masuk.
Begitu Kael memilih Ujian Jalan Beracun dan melangkah masuk, pintu di belakangnya tertutup dengan suara berat.
Udara di dalam lorong terasa berat—kabut kehijauan menyelimuti ruang, dan genangan air berkilauan aneh di sepanjang jalur. Aroma belerang yang menyengat membuat tenggorokannya terasa terbakar.
> [Sistem Menara]: "Ujian dimulai. Bertahanlah hingga mencapai pintu keluar."
Kael buru-buru menarik sebuah botol kecil dari ikat pinggangnya. Di dalamnya, cairan biru tua berkilauan di bawah cahaya samar.
> "Ramuan Penetral Racun, efek sedang."
Kael telah menyiapkannya sejak sebelum memasuki menara, karena tahu bahwa kemampuannya sebagai tabib tidak hanya bergantung pada pengetahuan, tetapi juga pada persiapan yang matang.
Tanpa ragu, dia membuka botol dan meneguk setengah isinya.
Begitu cairan mengalir ke tenggorokannya, tubuhnya terasa lebih ringan. Efek racun yang mulai menyebar di paru-parunya melambat drastis, dan pikirannya menjadi lebih jernih.
Namun—
Sesuatu di dalam dirinya mulai bergema.
Saat kaki Kael menyentuh lantai berbatu, sebuah getaran halus merambat dari permukaan kulitnya. Dadanya terasa panas, bukan karena racun, tetapi karena sesuatu yang lain—seolah ada frekuensi tak terlihat yang mulai menyelaraskan dirinya dengan menara.
> [Resonansi Menara Terpicu]
Kesadaran tubuh meningkat.
Indra pendengaran, penglihatan, dan penciuman diperkuat sementara.
Mata Kael melebar. Tiba-tiba, kabut hijau yang tadinya tampak samar kini terlihat lebih terdefinisi—dia bisa melihat partikel-partikel kecil bercampur di dalamnya, mengalir seperti aliran udara beracun.
Dia bisa mendengar suara gemericik cairan dari dinding yang jauh di depan, seolah lorong ini sendiri berbisik padanya.
Kael mengangkat tangannya, merasakan bagaimana suhu udara berubah di setiap sudut ruangan. Bahkan gerakan kecil dari racun di udara kini terasa jelas bagi kulitnya.
"Apa ini…?"
Kael menggertakkan giginya. Tidak ada waktu untuk kebingungan—dia harus memanfaatkan ini.
Dengan indra yang kini lebih tajam, dia kembali melihat dua jalur yang bercabang di depannya:
1. Jalur Kering, lebih panjang dan memiliki simbol kuno di dinding.
2. Jalur Pendek, lebih cepat tetapi memiliki lebih banyak genangan air beracun.
Sekarang, dengan indranya yang diperkuat, Kael bisa merasakan pergerakan halus dari energi di sekitar simbol-simbol jalur kering. Itu berarti ada sihir terpicu di sana.
Di sisi lain, dengan pendengarannya yang lebih tajam, dia mendengar gelembung kecil meletus secara teratur dari genangan air di jalur pendek—tanda bahwa racun dalam cairan itu bereaksi dengan udara.
Kael menarik napas dalam, pikirannya semakin tajam.