Saat Kael melangkah ke lantai 3, pemandangan yang berbeda dari sebelumnya menyambutnya.
Sebuah lorong panjang dan gelap membentang di hadapannya. Tidak ada bau racun seperti di lantai pertama, tetapi suasana lorong ini lebih mencekam.
Di sepanjang dinding, terdapat banyak sekali boneka kayu berbentuk manusia. Sebagian tampak usang dan berdebu, tetapi beberapa terlihat baru, seolah-olah belum pernah digunakan.
Kael mulai menyadari sesuatu.
"Tantangan kali ini pasti bertarung melawan boneka-boneka ini."
---
Persiapan Sebelum Masuk
Alih-alih langsung masuk, Kael memilih duduk di depan pintu lorong.
> "Aku perlu mempersiapkan diri lebih baik."
Ia menutup matanya, mengingat kembali Kitab Petir Surgawi yang pernah ia hafalkan.
Kitab itu bukan hanya tentang teknik pernapasan atau langkah ringan, tetapi juga memiliki berbagai teknik bela diri.
Namun, ada satu masalah besar: Teknik utama dalam kitab itu berpusat pada energi petir.
Kael bukan pengguna mana sejati, dan ia tidak bisa menggunakan teknik yang membutuhkan afinitas petir.
---
Menemukan Teknik yang Cocok
> "Aku butuh teknik yang cocok dengan tubuhku saat ini."
Kael mulai menganalisis kemampuannya:
1. Teknik Pernapasan Mana Bulan Darah → Memungkinkan penyimpanan mana dalam aliran darah.
2. Indra yang Ditingkatkan → Bisa merasakan getaran, aliran udara, bahkan kelemahan kecil dalam objek.
3. Pengetahuan Tabib → Memahami kelemahan tubuh manusia dengan baik.
> "Jika aku tidak bisa menggunakan teknik petir, maka aku harus mencari teknik yang sesuai dengan aliran darah dan indraku."
Kael terus mengingat isi kitab dan akhirnya menemukan satu teknik yang cocok:
[Serangan Titik Vital: Gema Darah] → Berganti Nama Menjadi "Langkah Gema Darah"
Teknik ini bukan teknik petir, tetapi merupakan teknik bela diri yang memanfaatkan teknik pernapasan dan kepekaan indra.
Teknik ini bekerja dengan menyerang titik-titik vital tertentu, menyebabkan guncangan kecil dalam tubuh target, yang bisa melumpuhkan atau melemahkan mereka.
Keunggulan teknik ini:
✅ Tidak membutuhkan afinitas petir
✅ Memanfaatkan kepekaan indra Kael
✅ Selaras dengan teknik pernapasan mana bulan darah
✅ Cocok dengan pengetahuannya sebagai tabib
> "Dengan indraku yang ditingkatkan, aku bisa mendeteksi bagian lemah boneka-boneka itu dan menyerangnya langsung."
---
Cara Berlatih Baru: Teknik Visualisasi
Ketika Kael mulai mencoba memahami Langkah Gema Darah, ia menemukan sesuatu yang unik.
Saat ia duduk diam dan menutup mata, ia bisa membayangkan dirinya sendiri sedang berlatih teknik itu.
Dalam pikirannya, ia bisa melihat bayangan dirinya bergerak, menyerang titik-titik vital dengan presisi.
Tapi yang mengejutkan, meskipun ia hanya membayangkannya, tubuhnya merasakan sensasi seperti benar-benar melakukannya.
> "Jadi… aku bisa melatih teknik ini hanya dengan membayangkannya?"
Kael mencoba lagi.
Dalam pikirannya, ia membayangkan dirinya bergerak cepat, menghindari serangan musuh, dan menusukkan serangan ke titik-titik vital lawan.
Semakin sering ia melakukan ini, semakin jelas gerakan yang ia rasakan dalam tubuhnya.
> "Menarik. Meskipun aku tidak benar-benar bergerak, pikiranku seolah membangun refleks untuk teknik ini."
Ia menyadari bahwa dengan cara ini, ia bisa berlatih lebih cepat tanpa harus menghabiskan terlalu banyak tenaga.
Teknik ini bukan hanya tentang melatih tubuh, tetapi juga melatih pikiran untuk memahami pergerakan tubuh secara naluriah.
Hari-hari berlalu, dan selama tujuh hari penuh, ia menghabiskan waktunya untuk memahami teknik ini dengan metode uniknya—visualisasi.
---
Hari Pertama - Pemahaman Dasar
Kael duduk bersila di depan pintu lorong, memejamkan mata, dan mulai membayangkan dirinya berlatih.
Di dalam pikirannya, ia melihat bayangan dirinya bergerak, menyerang titik-titik vital lawan dengan presisi.
Meskipun hanya membayangkan, tubuhnya terasa seperti merasakan dampaknya secara langsung.
> "Menarik... tubuhku seolah sudah belajar meskipun aku tidak bergerak sama sekali."
Hari pertama ia habiskan untuk memahami teori dasar teknik ini.
---
Hari Kedua - Sinkronisasi dengan Pernapasan Mana Bulan Darah
Pada hari kedua, ia mencoba menggabungkan teknik ini dengan Teknik Pernapasan Mana Bulan Darah.
Ia mulai menarik napas dengan pola yang sudah ia latih sebelumnya, mengarahkan aliran mana ke dalam jalur darahnya, lalu membayangkan serangan yang lebih cepat dan kuat.
Efeknya?
> TUBUHNYA TERASA LEBIH RINGAN.
Meskipun belum bisa menggunakannya secara nyata, ia merasa pergerakannya semakin alami dalam visualisasi.
---
Hari Ketiga - Percobaan Gerakan Nyata
Di hari ketiga, Kael mulai mencoba menggerakkan tubuhnya mengikuti visualisasi.
> WHOOSH!
Tangannya bergerak cepat, menusuk udara dengan presisi.
> DUAGH!
Ia menekan titik tertentu di dinding batu di sebelahnya. Retakan kecil muncul, tepat di titik yang ia serang.
> "Bagus, tapi masih terlalu lemah. Aku harus bisa menyalurkan mana dengan lebih stabil."
Ia menyadari bahwa tanpa aliran mana yang terkontrol, teknik ini kurang efektif.
---
Hari Keempat & Kelima - Penyesuaian Mana dan Indra
Di hari keempat dan kelima, ia mulai lebih fokus pada sinkronisasi teknik dengan indranya yang meningkat.
Dengan penglihatannya yang tajam dan kepekaannya terhadap getaran, ia bisa merasakan titik lemah objek di sekitarnya.
Ia mulai memukul batu kecil, merasakan titik lemahnya, dan memecahkannya hanya dengan satu sentuhan tepat.
> "Kalau teknik ini bisa digunakan dengan cepat, aku bisa mengalahkan musuh sebelum mereka sempat bereaksi."
---
Hari Keenam - Uji Coba Kombinasi Teknik
Pada hari keenam, ia menguji Langkah Gema Darah dengan Langkah Ringan.
Dengan mengalirkan mana ke tubuhnya, ia bisa bergerak lebih cepat sambil menyerang titik vital.
Ia mencoba berlari ke arah sebuah dinding, melompat, dan menekan titik tertentu dengan dua jari.
> CRACK!
Dinding itu retak dengan pola unik, seperti resonansi getaran yang menghancurkannya dari dalam.
> "Teknik ini benar-benar bisa menjadi senjata rahasia jika aku menggunakannya dengan tepat."
---
Hari Ketujuh - Penyempurnaan dan Persiapan Pertarungan
Hari terakhir ia gunakan untuk menyempurnakan tekniknya.
Kael mulai berlatih dengan cepat, menggabungkan serangan, pergerakan, dan pemanfaatan indra dalam satu aliran yang mulus.
Di akhir latihan, ia merasa tubuhnya jauh lebih ringan dan siap menghadapi tantangan berikutnya.
> "Baiklah... ini saatnya."
Setelah tujuh hari penuh latihan, Kael akhirnya berdiri di depan lorong dengan keyakinan penuh.
Dengan napas mantap dan mata tajam, ia melangkah ke dalam kegelapan.
Tantangan lantai tiga akhirnya dimulai!