Chereads / The Nameless Immortal: From Cultivator to God / Chapter 3 - Bab 3 – Dua Tahun dalam Kesendirian

Chapter 3 - Bab 3 – Dua Tahun dalam Kesendirian

Pegunungan tempat Liu tinggal tetap sunyi seperti biasa, hanya disertai suara hembusan angin dan gemericik air sungai yang mengalir. Dua tahun telah berlalu sejak ia pertama kali datang ke tempat ini—dua tahun penuh dengan kesulitan, kesendirian, dan perjuangan tanpa henti.

Selama dua tahun itu, Liu tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga terus mencoba memahami dunia kultivasi. Setiap malam, ia duduk bersila, mencoba merasakan energi spiritual di sekelilingnya.

Awalnya, usahanya sia-sia.

Ia tidak bisa merasakan apa pun.

Namun, seiring waktu berlalu, tubuhnya mulai terbiasa dengan energi spiritual di sekitarnya. Ia bisa merasakan getaran samar yang mengalir di udara, seolah-olah ada sesuatu yang tak kasat mata, menunggu untuk disentuh.

Hingga akhirnya, setelah dua tahun penuh usaha tanpa henti, sesuatu berubah.

Liu duduk di bawah pohon besar, matanya terpejam, napasnya tenang. Udara di sekelilingnya terasa lebih hidup, lebih dekat dengannya daripada sebelumnya.

Tiba-tiba, ia merasakan sesuatu yang berbeda.

Energi hangat mulai mengalir perlahan ke dalam tubuhnya, meresap ke dalam daging dan tulangnya. Sensasi itu aneh, tetapi juga menyegarkan.

Matanya terbuka.

"Ini... energi spiritual?"

Tangannya mengepal, merasakan kekuatan kecil yang mengalir dalam tubuhnya. Meskipun jumlahnya sedikit, itu adalah pencapaian besar baginya. Setelah dua tahun perjuangan, ia akhirnya berhasil memasuki tahap Qi Foundation Awal.

Itu masih tahap paling dasar dalam dunia kultivasi.

Namun, bagi Liu, ini adalah langkah pertama menuju jalan yang lebih besar.

Sekarang setelah ia bisa merasakan energi spiritual, Liu sadar bahwa hanya berkultivasi di pegunungan tidaklah cukup.

Ia butuh sesuatu yang bisa mempercepat pertumbuhannya—harta spiritual, teknik kultivasi yang lebih baik, atau bahkan sekadar informasi tentang dunia ini.

Satu-satunya tempat untuk mendapatkan semua itu adalah kota-kota kultivator.

Dengan tekad bulat, Liu meninggalkan pegunungan untuk pertama kalinya dalam dua tahun.

Ia berjalan menuruni lembah, melewati sungai dan hutan, hingga akhirnya tiba di jalan utama yang menuju ke kota.

Setelah beberapa hari perjalanan, Liu akhirnya melihat bangunan-bangunan megah di kejauhan. Kota itu dikelilingi tembok besar, dengan gerbang masuk yang dijaga oleh beberapa kultivator bersenjata.

Begitu ia masuk ke dalam kota, suasana ramai langsung menyambutnya.

Para pedagang menjajakan barang-barang langka di sepanjang jalan. Beberapa kultivator terlihat berdiri di depan toko senjata, membahas pedang spiritual yang mereka incar.

Liu mengamati sekeliling dengan kagum.

"Jadi ini kota kultivator..."

Namun, kekagumannya tak berlangsung lama.

Saat ia berjalan melewati sekumpulan kultivator muda, salah seorang dari mereka tiba-tiba menertawakannya.

"Hei, lihat anak itu! Energi spiritualnya sangat lemah!"

"Hahaha! Dia masih di tahap awal Qi Foundation!"

"Apakah dia baru mulai berkultivasi? Menyedihkan!"

Liu menegang.

Orang-orang ini bisa langsung mengetahui tingkat kultivasinya hanya dengan sekali pandang.

Ia ingin mengabaikan mereka, tetapi suara mereka semakin keras.

"Kau ingin mencari harta spiritual? Untuk apa? Dengan kekuatan seperti itu, kau hanya akan membuang-buang sumber daya!"

"Benar! Seharusnya dia kembali saja ke kampung halamannya dan menjadi petani!"

Tawa mereka semakin menjadi-jadi.

Liu mengepalkan tangannya, tetapi ia tetap diam.

Ia tidak ingin mencari masalah.

Tidak ada gunanya membalas hinaan mereka.

Namun, di dalam hatinya, ia bersumpah.

"Suatu hari nanti, aku akan berdiri lebih tinggi dari mereka."

Dengan tekad itu, Liu terus berjalan, mengabaikan cemoohan di sekelilingnya.

Liu berjalan melewati berbagai toko dan pasar, mencari sesuatu yang bisa membantunya berkultivasi lebih cepat.

Namun, ia segera menyadari sebuah masalah besar.

Harta spiritual sangatlah mahal.

Satu pil peningkat energi spiritual saja bisa berharga lebih dari ratusan koin emas—sesuatu yang tidak mungkin ia beli.

Liu menghela napas.

"Jika aku tidak bisa membelinya... maka aku harus menemukannya sendiri."

Di antara percakapan para pedagang dan pembeli, ia mendengar rumor tentang sebuah gua kuno di luar kota.

Menurut cerita, gua itu dulunya adalah tempat seorang kultivator hebat berkultivasi. Meskipun sekarang telah lama ditinggalkan, konon masih ada sisa energi spiritual di dalamnya.

Banyak kultivator telah mencoba menjelajahinya, tetapi gua itu dipenuhi oleh binatang roh dan perangkap berbahaya.

Namun, Liu tidak gentar.

Jika ada kesempatan untuk mendapatkan sesuatu yang bisa mempercepat kultivasinya, maka ia harus mencobanya.

Tanpa ragu, ia meninggalkan kota dan mulai menuju ke gua itu.

Perjalanannya masih panjang.

Dan dunia ini... belum siap untuk melihat kebangkitannya.