Chereads / Kehidupanku sebagai Dungeon Master / Chapter 22 - [Bab 2: Menjadi Dungeon Master] perjanjian

Chapter 22 - [Bab 2: Menjadi Dungeon Master] perjanjian

Gelombang kekuatan datang dari tubuhku.

" Pembangunan lantai dua telah selesai"

" Level anda telah meningkat, level anda sekarang adalah level

2."

" Semua atribut meningkat 20"

Pemberitahuan datang dari papan informasi yang ada di dalam kesadaranku.

Setelah semua itu selesai, aku membuka mataku dan bangkit

dari bak mandi.

Membuang sisa air bekas berendam.

Aku membersihkan tubuhku dari sisa air dengan sihir bersih.

Aku datang ke tempat tidur dan kemudian berbaring.

Aku berbaring tanpa memakai pakaian, memeluk Nessa dan

kemudian mengambil selimut untuk menutupi kami.

Malam berlalu dengan cepat dan tak terasa, aku sudah cukup

tidur. Namun aku tidak bangun secara alami.

Aku dibangunkan oleh teriakan Nessa.

Dia menarik selimut yang kami gunakan untuk menutupi dirinya

yang telanjang bulat.

Menggosok mataku, aku perlahan bangkit dari posisi baring.

" ada apa, kenapa berteriak?" aku yang pikiranku belum

benar-benar jernih bertanya dengan nada yang datar.

" Ka ka kamu, apa yang kamu lakukan padaku?" dia bertanya

dengan panik sembari menunjuk diriku. Tubuhnya pun ikut gemetaran dengan tangan

kirinya memegang selimut untuk menutupinya.

Dia menggerakkan tubuhnya agak sedikit menjauh dariku, tapi

masih belum meninggalkan ranjang.

"Aku tidak melakukan apapun padamu, hanya bermain-main

sedikit" aku berkata dengan sedikit menyembunyikan perasaanku.

" Tapi, kenapa aku telanjang?" dia berkata dengan bingung.

"eh, apakah kamu tidak ingat apa yang terjadi tadi malam?"

aku bingung dengan apa yang dia katakan.

"eh!" kemudian dia menutupi wajahnya yang memerah karena

malu.

Sepertinya dia telah mengingat apa yang terjadi tadi malam.

" Dasar Glenn mesum, penjahat, penjahat, tidak berperasaan!"

dia marah dan juga menggunakan bantal yang ada di dekatnya untuk memukuli

diriku bertubi-tubi.

Aku tidak merasa banyak dari itu, karena tidak merasakan

sakit sedikitpun.

Karena levelku sudah sedikit meningkat, aku sekarang

memiliki daya tahan sebanyak 80 poin lebih.

Jadi apa yang dia lakukan tidak memberikan rasa sakit

padaku.

Aku bergerak dengan cepat dan kemudian aku mendatanginya.

Melingkari tubuhnya dengan tanganku, aku menariknya dalam pelukanku.

" Kenapa kamu begitu marah?" aku bertanya dengan lembut di

sisi telinganya.

" Siapa yang tidak marah jika diperlakukan seperti itu!"

kata dia dengan kasar dan sedikit berjuang.

" dan setelah apa yang kamu lakukan, aku sekarang tidak bisa

menikah." Dia berkata dengan sedikit Isak tangis menyertai, dia tidak lagi

berjuang untuk lepas dari pelukanku, tangannya menutupi wajahnya yang sedikit

sembab.

"uhh, kenapa kamu tidak bisa menikah? Apakah kamu punya orang

yang kamu sukai?, itu sungguh

menyakitiku kau tahu, sekarang kamu adalah milikku dan aku tidak akan

menyerahkan kepada orang lain!"

Aku kemudian memeluknya lebih erat dan akupun mengarahkan

wajahku tepat di depan wajahnya.

Perlahan aku menciumi bibirnya yang lembut itu.

Aku tidak melepaskan ciuman itu untuk waktu yang cukup lama.

Setelah aku selesai menciumnya, aku melihat matanya yang

terkejut dan tidak banyak reaksi darinya.

" dan siapa bilang kamu tidak bisa menikah lagi, bukankah

masih bisa menikah denganku?" Aku tersenyum dan kemudian mencium dia lagi.

Bibirnya terlalu menggoda meski dia masih anak-anak.

Melihat dia yang diam saja, dan kulit kami yang bersentuhan

setelah selimut yang menutupi dirinya jatuh, perasaan panah yang tak terbendung

perlahan datang padaku.

Ugh, benar-benar, reaksi tubuh ini begitu jujur.

Aku mengangkat dirinya yang masih bengong, aku mengangkat

dirinya dengan ala tuan putri.

 

" Eh, apa yang kamu lakukan?" dia terkejut setelah sadar dan

berusaha melepaskan diri.

Aku hanya tersenyum melihat reaksinya.

Aku membawa dia ke kamar mandi.

Menutup kamar mandi aku menyalakan shower, air dingin

membasahi kami berdua.

Aku memeluknya dari belakang, sembari mengguyur tubuhku, aku

juga menghidupkan keran air yang ada di bak mandi.

Dan setelah beberapa saat bak itu penuh dengan air, dan itu

memiliki suhu yang hangat.

Dia masih tidak mengatakan apapun.

Hup.

Aku mengangkat dirinya kedalam bak mandi, aku juga mengikuti

dan masuk kedalam bak mandi.

Aku menempatkan dia seperti yang aku lakukan tadi malam.

" bukankah hangat?" aku bertanya dengan berbisik di sisi

telinganya.

" Eh, apakah ada tempat mandi, bukankah ini hanya bisa

dimiliki oleh para bangsawan?" dia bertanya dengan bingung.

" kenapa tidak?, aku bisa membuatnya dengan mudah."

Dia tidak menjawab.

" apakah kamu sudah tidak marah?" aku bertanya pelan.

" um, sedikit"

" kalau begitu syukurlah" aku bersenandung dengan sedikit

bahagia.

Tanpa sadar aku menyentuh area payudara miliknya, dan itu

secara tidak langsung merangsang tubuhku.

Perasaan sentuhan itu terasa lembut dan kenyal, sangat

nyaman dan membuat ketagihan.

Dan kemudian aku mulai menguleni dan memainkan puncak gunung

yang masih dalam keadaan berkembang.

" Um, ahh, ah" tanpa sadar dia mengeluarkan desahan yang

semakin menggoda diriku.

Dia menggunakan satu tangan untuk menutupi mulutnya dan

tangan lain mencoba menghalau tanganku yang menguleni payudara miliknya.

...

Sarapan telah selesai dan wajah Nessa masih memerah akibat

apa yang aku lakukan padanya saat mandi tadi.

Aku menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan ingatan itu.

" Jadi, Nessa, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" aku

bertanya setelah membereskan alat makan kami.

" Kita tidak akan melakukannya!" dia menjawab dengan tegas.

"Eh, apa yang kamu pikirkan, yang aku tanyakan adalah apakah

kita akan tetap di atau kita akan keluar dan mencoba kembali?"

" eh, ah, i itu..."

" Kamu pasti sedang memikirkan yang tidak-tidak ya" aku

berkata dengan sedikit menggodanya.

" Ti tidak" dia mengalihkan wajahnya dan sesaat kemudian

wajahnya memerah. Dia terlihat mudah di tebak.

" Uhum, jadi bagaimana, apakah kita akan terus di sini atau

keluar? Mengubah suasana, aku melanjutkan bertanya.

" Aku ingin keluar!" dia berkata dengan semangat dan

langsung berdiri dari tempat duduknya.

" Tapi, aku akan memberikan kontrak padamu, apa kamu

bersedia?" aku menyetujuinya tapi dengan syarat.

" Eh, apakah kamu masih tidak percaya padaku, meskipun kamu

telah melakukan itu padaku dan juga kamu telah berjanji untuk menikah denganku?"

dia memasang ekspresi marah yang jelas, menaikkan kedua tangannya di atas

pinggulnya.

" bukanya aku tidak percaya, hanya untuk berjaga-jaga, dan

yang pastinya aku tidak ingin kamu pergi meninggalkan aku setelah kita keluar"

Aku memeluknya saat aku berbicara.

" Aku tidak ingin kamu pergi dariku" aku berkata manis dengan

berbisik di telinganya.

Dan kemudian aku mencium pipinya yang merona.

" Baiklah kalau begitu" kemudian dia menyetujui apa yang aku

usulkan dengan senyuman di bibirnya yang tanpa sadar dia keluarkan. Dia

senyum-senyum sendiri.

Jika orang lain melihatnya, mungkin orang lain akan

mengatakan bahwa dia adalah orang dalam gangguan jiwa.

Melihat dia yang seperti itu, aku tidak melakukan apapun

yang mengganggunya, aku hanya terus

memeluknya.

Beberapa saat kemudian dia tersadar dengan rasa malu di

wajahnya.

Aku melihatnya dengan tersenyum.

" apa yang kamu lihat?!" dia berkata dengan sedikit kasar

untuk menutupi rasa malunya.

" uhum, mari kita mulai kontraknya?"

" um" dia menjawab dengan singkat.

Kemudian aku mengulurkan tanganku ke arahnya.

Melantunkan mantra yang menyertai keterampilan kontrak

budak.

Kemudian lingkaran sihir muncul di bawah kaki Nessa, energi

sihir milikku tertuang pada lingkaran sihir itu.

Dan beberapa saat kemudian seberkas cahaya muncul darinya

dan menutupi seluruh tubuhnya.

Kemudian surut setelah beberapa waktu, dan kemudian aku

merasakan sebuah hubungan yang menghubungkan kami berdua.

Kemudian Nessa membuka matanya yang tadi tertutup.

Aku melihatnya, dan aku tidak menemukan tanda yang terlihat

karena kontrak budak.

Memang, tanda budak akan muncul di tempat yang di kehendaki

oleh pemasang kontrak.

Tentu aku tahu di mana tanda kontrak itu.

" Hei, Nessa,

bolehkah aku melihat tanda kontaknya?" aku bertanya pada Nessa yang baru saja

membuka matanya.

" Baik, tapi itu dimana?"

Aku tidak menjawabnya tapi hanya memberikan senyum

misterius.

Kemudian aku membawa Nessa ke ranjang.

Aku melucuti semua pakaian yang dia kenakan.

" Hei, Glenn, kenapa kamu melepaskan bajuku, saat kamu mau

melihat tanda kontaknya?" dia bertanya dengan kesal.

" Tentu saja untuk melihat tanda kontraknya, tapi aku

menaruh tanda kontaknya di bagian yang tertutup oleh pakainmu" aku memberikan

sedikit penjelasan padanya.

Setelah semua pakaian milik Nessa terlepas, aku akhirnya

bisa melihat tanda kontaknya yang berada tepat dia atas bagian pribadi

miliknya.

Tanda itu memiliki pola seperti lambang cinta dengan sayap

di tepinya dan juga ada rantai yang mengikat sayap itu.

Dan di tengah lambang cinta terdapat pola lubang kunci.

Itu terlihat indah.

Aku perlahan menyentuh bagian itu, dan setelah beberapa saat

mengusap itu, Nessa mengerang sedikit, mungkin terasa geli.

Tapi suaranya membangkitkan gairahku. Aku masih muda kenapa

aku harus menghadapi cobaan ini.

Dan setelah itu tanganku mulai turun dan kemudian menggosok tanganku

pada bagian intimnya.

Dan aku perlahan memainkannya.

Erangan yang di keluarkan Nessa makin banyak dan keras.

Dan itu mendorongku untuk terus melakukannya.