Chereads / Kehidupanku sebagai Dungeon Master / Chapter 21 - [Bab 2: Menjadi Dungeon Master] lantai dua

Chapter 21 - [Bab 2: Menjadi Dungeon Master] lantai dua

Aku berhenti saat dia pingsan karena keluar, cairan cintanya

membasahi kasur.

Aku menjilati bagian intimnya, sebelum dia dapat keluar.

Setelah itu aku tidak melakukan apapun lagi.

Dan tentu saja bagian utama dari hal-hal yang buruk itu.

Bangkit untuk membersihkan diri, tapi aku melihat bahwa aku

belum membangun kamar mandi untuk membersihkan diri.

Meskipun bisa membersihkan diri dengan sihir 'bersih' itu

hanya akan menghilangkan kotoran yang menempel pada pakaian dan tubuh.

Dan tidak dapat menetralkan perasaan panas pada tubuh akibat

terangsang.

Aku kemudian melihat berapa banyak nilai pembangunan yang

dikonsumsi jika aku membangun sebuah kamar mandi.

Nilai pembangunan yang dibutuhkan adalah lima ratus poin.

Aku kemudian membangun kamar mandi setelah menyetujui hal

itu.

Kamar mandinya aku buat di samping toilet.

Dan dalam sekejap. Sebuah pintu lagi tertanam di dinding

ruang kontrol.

Aku masuk kedalamnya, itu adalah kamar mandi dengan bak

untuk berendam dan juga shower.

Ada pula alat pengatur suhu di bagian keran airnya. Satu

berwarna merah dan yang lainnya berwarna biru.

Itu untuk menunjukkan suhu airnya, baik panas maupun dingin.

Sebagai orang Indonesia, apalagi di desa, sebenarnya toilet

saja sudah cukup, dan ada baik air didalamnya. itu sudah mencukupi kebutuhan.

Tapi, karena aku bisa membangun kamar mandi secara terpisah

aku tentu saja akan membangunnya.

Selain itu, dari dulu juga, jauh hari sebelum aku pergi

kedunia ini.

Aku ingin kamar mandi yang dimana aku bisa berendam dengan

air hangat.

Itu juga untuk memuaskan beberapa keinginanku yang belum

tergapai.

Aku menyalakan keran air dingin, dan setelah menunggu

sekitar sepuluh menit, air dingin itu telah sepenuhnya memenuhi setengah bak

mandi.

Aku tidak menyalakan secara penuh, karena aku juga membilas

tubuhku yang kotor akibat terkena muncratan jus cinta.

Melihat bahwa airnya sudah sampai setengahnya, kemudian aku

membuka keran air berwarna merah setelah menutup yang berwarna biru.

Memasukkan tanganku ke dalam bak mandi, itu aku lakukan

untuk menentukan suhu yang tepat dan nyaman untuk berendam.

Karena itu masih awal, aku mengambil kembali tanganku dan

aku keluar dari kamar mandi, tentu saja aku tidak mengenakan pakaian apapun.

Aku mengangkat Nessa yang tak sadarkan diri ke dalam kamar

mandi.

Aku kemudian membasuhnya menggunakan shower setelah mengecek

air di bak mandi sudah memiliki suhu yang pas atau belum.

Kemudian aku meletakkan Nessa yang tidak sadarkan diri di

dalam bak mandi yang telah memiliki suhu air yang hangat dan cocok untuk

berendam.

Aku kemudian menyusul untuk masuk, meletakkan Nessa di atas

pangkuanku.

" ah, nyamannya, berendam di air hangat memang nyaman" aku

berkata pada diriku sendiri setelah merasakan rasa nyaman dari berendam di air

hangat.

Tanganku memeluk Nessa yang masih tak sadarkan diri agar dia

tidak jatuh ke dalam air.

Tapi tidak butuh waktu yang lama, tanganku tidak dapat

menahan diri untuk tidak meraba payudara miliknya.

Aku mulai memainkannya, tapi aku tidak melakukan hal yang

berlebihan dari pada itu.

Hanya meletakkan alat pribadiku di antara selangkangan

miliknya, dan itu menyentuh bagian pribadi miliknya.

Tanpa sadar itu berdiri dengan sendirinya, itu memberikan

sensasi yang berbeda.

Ugh.

Aku mungkin tidak tahan jika terus seperti ini.

Jadi aku bangkit dari bak mandi dan membawa Nessa kembali ke

tempat tidur, sebelumnya aku meletakkan di atas tempat tidur.

Aku menggunakan sihir 'bersih' untuk membersihkan tempat

tidur yang kotor akibat apa yang aku lakukan pada Nessa.

Gelombang energi sihir menyapu tempat tidur dan kemudian

tempat tidur yang basah dan kotor kembali kering dan bersih dalam sapuan energi

sihir.

Sebelum aku membaringkan tubuh Nessa di tempat tidur, aku

juga memberikan sihir 'bersih' padanya untuk mengeringkan tubuhnya.

Setelah semua itu selesai.

Aku kembali ke kamar mandi dan mengguyur tubuhku dengan air

dingin.

Setelah tubuhku kembali dalam suhu yang normal, aku kembali

berendam.

Bersantai dengan keadaan pikiran yang melayang, aku tidak

bisa berhenti menghela nafas atas apa yang aku lakukan barusan.

Jika aku tidak terlalu muda sekarang, mungkin aku telah

melakukan hal itu karena tidak bisa menahan diriku.

Dorongan seksualku masih kuat meski aku telah bereinkarnasi,

mungkin itu juga karena pengaruh ingatan dari kehidupanku yang sebelumnya.

Hal-hal buruk tidak hilang dan hal yang baik tidak datang.

Huh, apa yang bisa aku lakukan.

Aku mencuci mukaku dengan air yang ada di depanku.

Seakan ingin membasuh semua pikiran kotor yang mengganggu

pemikiranku.

Aku kembali menatap kosong dengan kesadaranku memasuki papan

informasi.

Tidak ada perubahan, tapi yang pasti adalah nilai

pembangunan milikku telah mencapai lebih dari sepuluh ribu, meski aku sudah

menghabiskan lima ratus poin untuk membangun kamar mandi.

Setelah membangun dungeon, aku mengumpulkan nilai

pembangunan dengan lebih cepat.

Dan selain itu, nilai sihirku meningkat satu poin dan

sekarang nilai sihirku adalah 71.

 

Tidak banyak tapi itu meningkat dengan pasti, dan atribut

lainnya tidak meningkat karena aku tidak melakukan latihan fisik.

Meski begitu, meski aku menghabiskan waktu yang banyak untuk

bermeditasi, nilai sihirku lambat dalam peningkatan.

Tapi, aku masih berharap bahwa aku bisa meningkatkan nilai

sihirku lebih banyak lagi, dan tidak akan berhenti bertambah di kemudian hari.

Karena nilai pembangunan yang aku punya sekarang sudah

melebihi sepuluh ribu, aku bisa membangun lantai kedua dari dungeonku.

Tapi aku tidak tahu, struktur seperti apa yang ingin aku

bangun.

Aku tidak memiliki ilmu maupun pengalaman dalam pembangunan

sebuah gedung atau yang lainnya.

Bahkan jika aku mendesain sebuah bangunan, itu hanya akan

menjadi hal yang baik biasa, dan tidak akan menjadi sesuatu yang menakjubkan.

Tapi sebelum itu, sebelum aku memutuskan untuk membuat

lantai dua menjadi seperti apa, aku memutuskan untuk melihat monster apa yang

akan aku munculkan di lantai dua nanti.

Aku kemudian melihat deretan gambar monster.

Aku bisa mengontrol pemilihan monster di kepalaku, meskipun

aku tidak menggunakan layar pada ruang kontrol.

Itu adalah hal yang baik.

Setelah aku melihatnya lagi dengan teliti, ternyata aku bisa

menambahkan sesuatu pada monster yang muncul dengan menghabiskan beberapa nilai

pembangunan.

Aku melihat pada gambar goblin, aku menyentuhnya dan

kemudian aku menambahkan elemen lainnya pada gambar itu.

Karena lokasi dimana aku membangun dungeon adalah daerah

gurun dan tanah gersang berbatu yang rata-rata monster yang ada adalah monster

berelemen tanah.

Aku menambahkan elemen tanah pada goblin itu.

Dan kemudian nama pada gambar itu berubah menjadi goblin

tanah.

Goblin tanah.

Goblin yang tinggal di bawah tanah dengan afinitas pada

elemen tanah yang lebih baik daripada goblin pada umumnya, dan mereka sering

memiliki penyihir yang muncul pada suku mereka karena afinitas mereka pada

elemen tanah, dan kebanyakan penyihir suku mereka adalah penyihir tanah.

" ini dia!!" aku berteriak dalam pikiranku.

Aku memutuskan bahwa goblin tanah yang akan menjadi penjaga

lantai dua dungeonku.

Maka dari itu aku kemudian bisa memutuskan struktur seperti

apa yang akan aku bangun untuk lantai dua.

Aku berpikir bahwa goblin tanah adalah goblin yang memiliki

kecocokan cukup tinggi dengan tanah, dan ada penyihir tanah padanya, lebih baik

membuat lantai dua dengan tanah, tidak seperti lantai satu yang terbuat dari

batu.

Dan untuk denah dan lainnya aku tidak terlalu paham akan hal

itu.

Jadi aku menggunakan template yang sudah ada tapi berbeda

dengan yang ada di lantai satu.

Lalu aku menghabiskan sepuluh ribu nilai pembangunan untuk

membangun lantai dua.

Energi sihir bergerak dari kristal prisma segitiga yang ada

di ruang kontrol.

Meskipun aku tidak melihatnya secara langsung aku masih bisa

merasakan pergerakan itu.

Dan setelah beberapa saat kemudian, lantai dua berhasil di

bangun.

Dan tangga yang menghubungkan kedua lantai itu aku buat spiral,

agar tidak terlihat mudah di tebak di bagian bawah dari dungeon ini.

Karena mungkin ada orang yang sangat kuat bisa menghancurkan

lantai dungeon dengan mudah, atau bahkan beberapa lantai sekaligus dengan

sekali serang jika aku membuatnya seperti tumpukan.

Setelah dungeon lantai dua berhasil dibangun, aku mengklik

pada gambar goblin tanah dan menarih di bagian lantai dua.

Setelah itu beberapa goblin mulai muncul di lantai dua.