Chereads / Kehidupanku sebagai Dungeon Master / Chapter 16 - [Bab 2: Menjadi Dungeon Master] sensor terbuka

Chapter 16 - [Bab 2: Menjadi Dungeon Master] sensor terbuka

Setelah selesai makan dan beristirahat sejenak, aku melakukan

meditasi untuk mempercepat proses pemulihan energiku.

Setelah beberapa sirkulasi dari meditasi, aku merasakan energi

milikku pulih dengan cepat dan juga makanan yang baru saja aku makan tercerna

dengan cepat.

Aku membuka mataku dan bangkit dari meditasi aktif yang aku lakukan.

" Glenn, apakah kau sudah selesai?" Melihat aku membuka

mataku Nessa mendekat dan bertanya.

 

"Ya, bagaimana denganmu?, apakah istirahatmu cukup?" aku menatap

Nessa yang mendekat dan membalas pertanyaannya.

"um, sudah tidak apa-apa, aku juga tidak terlalu lelah."

" baiklah kalau begitu, sekarang kita akan mencoba mengecek

keadaan monster yang ada di daerah sekitar markas kita!"

" lalu Glenn, bagaimana dengan barang-barang kita, apakah

kita akan membawanya?."

" tidak perlu, nanti kita tutup saja pintu guanya agar tidak

ditemukan oleh orang lain maupun ." aku berkata sambil bersiap-siap.

Mengecek keadaan pedang yang aku gunakan, apakah ada

kerusakan atau tidak. Tapi untungnya itu tidak dan masih bisa digunakan dengan

baik.

" ayo berangkat!" aku berkata pada Nessa dan meninggalkan gua.

" Um, ya!" Nessa berjalan keluar dengan hanya membawa

tongkat sihir dan tas kecil yang berisi ramuan saja. Dan meninggalkan barang

bawaan yang lainnya di dalam gua.

Setelah keluar aku kembali menghadap pintu gua.

" wahai roh bumi, dengarkanlah permintaanku dan wujudkanlah

keinginanku, buatlah tembok yang kokoh untuk melindungiku, dinding tanah!" dengan

lantunan mantra sihir, energi sihir berkumpul pada tempat yang aku kehendaki.

Lingkaran sihir muncul perlahan dari tempat itu, dimana

sihirku mengalir.

Dan setelah mantra yang aku ucapkan selesai, gemuruh terjadi

dan sebuah dinding mulai muncul dengan cepat dari tanah.

Itu kemudian menutup pintu masuk gua yang telah kami jadikan

sebagai markas.

Setelah beberapa saat dan memastikan bahwa itu tidak akan

rusak aku pergi, aku telah menambahkan energi sihir pada sihir itu, dinding tanah

itu berubah menjadi lebih keras dan memiliki bentuk dan warna yang tidak

berbeda dari tanah dan batu ya ada di tempat ini.

Jadi orang lain tidak akan melihat ada yang aneh tentang

itu, sehingga tidak akan ada yang mencoba untuk membobolnya saat kami pergi.

Setelah selesai dengan itu, kami pergi mengeksplorasi daerah

sekitar dan tidak lama kemudian kami bertemu dengan monster.

Meskipun itu hanyalah monster yang tidak berbeda jauh dari

monster yang kami temui dalam perjalanan tadi.

Itu menambahkan nilai pembangunan yang cukup banyak dan

tidak akan lama untuk nilai pembangunanku untuk mencapai nilai sepuluh ribu.

Kami berkeliling dengan markas kami sebagai pusatnya.

Tidak ada kejadian yang luar biasa, karena monster yang kami

temui tidak jauh berbeda dari apa yang kami temui sebelumnya.

Kecuali adalah monster kaktus yang sedikit lebih merepotkan.

Awalnya itu terlihat seperti kaktus biasa, tapi setelah aku

melemparkan sebuah batu padanya, batu itu langsung hancur saat akan mengenainya.

Lagi pula lemparanku tidak lemah, dan sepertinya dia merasakan

bahaya dari batu yang aku lempar.

Itu melindunginya tapi juga mengekspos bahwa dirinya adalah

monster.

Dan dengan begitu kami bertarung cukup lama, serangan durinya

membuat aku sulit untuk mendekatinya.

Aku tidak bisa menggunakan pedangku seperti biasanya dan aku

hanya bisa menyerangnya dengan sihir dasar yang telah aku pelajari, baik itu

bola api atau peluru batu.

Aku jarang bertarung menggunakan sihir, jadi butuh waktu

yang sedikit lebih lama untuk mengalahkannya.

Saat ini kami telah tiba di depan pintu gua, dengan gemuruh

dinding yang menghalangi pintu masuk gua perlak terbuka.

" Waaa, cepat lari, mereka akan mengejar jika kita tidak

berlari dengan cepat!"

Sebuah suara keras dan diikuti dengan gemuruh dan hentakan

kaki yang banyak terdengar sebelum aku sepenuhnya masuk kedalam markas.

Aku kemudian melihat ke arah kejauhan, itu adalah sekelompok

anak-anak yang sama dengan kami berdua, itu adalah murid dari akademi yang

sedang melakukan uji coba.

Dan di belakang mereka adalah sekelompok semut yang besar sekitar

setengah meter tingginya dan panjang tubuhnya satu meter.

" Nessa cepat masuk, aku akan memblokir pintu guanya!" Aku menyuruh

Nessa masuk dengan cepat.

" Baik!" meski dia tidak begitu mengerti apa yang sedang

terjadi, Nessa tetap masuk kedalam gua dengan cepat.

Setelah Nessa masuk, aku kemudian membaca mantra dengan

sedikit lebih cepat daripada yang seharusnya.

Dan dengan gemuruh dinding tanah bangkit dari tanah dan

mulai menutupi pintu masuk gua.

Tapi sebelum pintu gua sepenuhnya tertutup, salah satu dari

anak-anak itu melihat kearah kami.

Mungkin suara yang sedikit keras memberikan petunjuk untuk

mereka.

Tapi aku tidak peduli, dan akhirnya pintu masuk gua itu

sepenuhnya tertutup.

Jantungku masih berdegup kencang, bukannya aku tidak

memiliki perasaan yang baik, tapi aku tidak begitu mengenal mereka.

Kekuatanku juga tidak kuat dan seharusnya lebih lemah dari

mereka yang sedang di kejar oleh sekelompok semut besar.

Meski aku tidak melihat dengan jelas karena itu cukup jauh,

aku bisa memastikan bahwa kelompok semut itu adalah semut batu.

Semut yang memiliki cangkang yang sekeras batu, sebenarnya

itu tidak jauh berbeda dengan Golem kecil yang seperti bola yang telah aku

kalahkan dalam segi kekerasan kulit saja.

Yang membuat mereka sulit untuk dikalahkan adalah mereka

adalah monster yang hidup secara berkelompok.

Dan jika salah satu dari mereka mati, mayat yang telah

terbunuh akan mengeluarkan zat yang akan membuat teman-temannya menyadari

kematiannya dan kemudian mengundang mereka untuk datang.

Sehingga butuh kekuatan yang luar biasa untuk mengalahkan

mereka.

" Glenn, apa yang sebenarnya terjadi?"

"huh, itu adalah kelompok lain yang sedang dikejar oleh

sekelompok semut batu" aku menjawab dengan jantungku masih berdegup kencang.

" Eh, bukankah kita harus menolongnya jika begitu?"

sepertinya dia adalah anak yang baik.

Berbeda denganku yang memiliki jiwa orang dewasa dan

memiliki banyak pengalaman dalam membaca novel atau komik.

Aku tidak akan mudah menolong orang lain, karena aku tidak

begitu mempercayai orang lain.

" Kita tidak memiliki kekuatan untuk menolong mereka, kita

adalah murid terlemah seangkatan, bagaimana mungkin kita akan menolong mereka,

yang ada mungkin nyawa kita juga akan terancam."

" uh um, kamu benar" dia memasang ekspresi tidak nyaman

dalam ucapannya.

Boom boom boom!!

Tiba-tiba suara ledakan terdengar dan dinding tanah yang aku

pasang bergetar dan mulai muncul retakan padanya.

" itu tidak hancur, berkabut beberapa dengan lagi, jika itu

hancur itu bisa membuat mereka mengulur waktu buat kami untuk melarikan diri!!"

Setelah beberapa ledakan yang mengguncang dinding tanah yang

aku pasang, sebuah suara lain terdengar.

Itu adalah perintah yang dikeluarkan oleh seseorang untuk

menyerang dinding tanah yang menghalangi pintu masuk gua kami.

"baik!" suara lain terdengar dan kemudian sebuah serangan

mengenai dinding yang aku pasang.

" sialan mereka!" aku mengumpat dengan keras.

" bagaimana mereka bisa..." Nessa berkata dengan tidak

percaya.

" begitulah manusia, mereka bisa mengorbankan orang lain

untuk keselamatan mereka sendiri, jadi jangan terlalu mudah percaya dan baik

kepada orang lain!" aku berkata kepada Nessa dengan nada yang cukup tinggi.

" jika mereka tidak melihat kami tadi, mereka tidak akan

menggunakan kami sebagai umpan, tapi mungkin seseorang dari kelompok mereka

yang akan dijadikan umpan agar yang lainnya bisa kabur" aku berkata sembari

menggelengkan kepalaku.

" Jahatnya mereka..." Nessa masih memiliki perasaan tak

percaya.

Boom!!

Dengan ledakan lainya, dinding tanah milikku hancur

setengahnya.

" kami berhasil, itu sudah hancur setengahnya" suara lain datang

setelah setengah dari dinding tanah yang menutupi pintu masuk gua hancur.

" Sialan!!" aku mengumpat dalam hatiku.

" Cepat persiapan diri untuk bertarung!" perintahku pada Nessa

yang ada di belakangku, dia masih memiliki perasaan tidak nyaman dalam ekspresinya.

Tapi dia masih menjawab dengan sigap.

" baik!"

Kemudian suara langkah kaki yang padat terdengar, kemudian.

Sekelompok semut batu terlihat, banyak dari mereka yang masih mengejar kelompok

sebelumnya yang menghancurkan dinding tanah kami.

Dan sebagian kecil masuk melalui lubang yang telah dibuat

oleh kelompok tadi dan menyerang kami.

Karena pintu masuk gua sangat sempit dan hanya bisa muat

satu semut batu saja, aku dengan mudah membunuhnya.

 

Tapi dengan begitu, itu mengundang semut lainnya untuk

datang.

Tapi karena mereka tidak bisa menyerang bersama, aku masih

dengan mudah membunuh yang lainnya.

Dan itu terus terjadi, dan dengan begitu aku mendapatkan nilai

pembangunan dengan cepat karena semut batu itu terus berdatangan setelah aku

membunuh semut batu yang ada di depanku.

Tidak tahu berapa banyak waktu yang berlalu, dengan setiap

pembunuhan nilai pembangunan yang aku dapatkan semakin banyak.

Tapi juga dengan waktu yang tidak diketahui, para semut batu

lainya menggerogoti dinding batu lainya dan memperlebar pintu masuk gua.

Aku tidak tahu bagaimana aku akan menyelesaikan ini.

Tapi aku menyerang semut batu dengan pedang dan sihir.

Aku menggunakan sihir diri batu, kemudian batu-batu di tanah

naik ke atas seperti duri dan menyerang semut yang sedang menggerogoti pintu

masuk gua.

Nilai pembangunan milikku naik dengan cepat setiap kali aku

membunuh semut batu yang datang.

Tapi kemampuan satu orang pasti memiliki batas, apalagi aku

tidak bisa meningkatkan levelku dengan membunuh monster, dan Nessa hanyalah penyembuh

amatir, dan tidak memiliki banyak pengalaman dan masih di level yang rendah.

Jika dia mengetahui sedikit sihir serangan mungkin dia bisa

membantuku sedikit lebih banyak, tapi dia tidak.

Dia hanya bisa memulihkan energiku dan keadaan diriku yang

lemah.

Tapi itu tidak akan bertahan terlalu lama.

Dan akhirnya aku tumbang, aku berlutut dan memegang pedangku

yang aku tancapkan ke dalam tanah untuk menopang tubuhku agar tidak jatuh

terkapar di tanah.

Nafasku sangat berat, aku kehabisan energi, aku tidak bisa melanjutkan

untuk menyerang dan membunuh semut-semut yang datang.

" Apakah kamu baik-baik saja Glenn??" Nessa mendatangiku dan

bertanya dengan khawatir.

 

Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban.

Dan kemudian dengan sedikit energi yang tersisa aku berkata

padanya.

 

" Mungkin kita akan mati di sini"

" Maaf aku tidak bisa membantumu dalam pertarungan" dia memasang

ekspresi yang bersalah.

" tidak apa-apa" aku menepuk bahunya dan menggelengkan

kepala.

Aku bangkit dengan sedikit energiku yang pulih kembali dari

hasil meditasi yang sekarang telah menjadi keterampilan pasif.

Itu bisa mengembalikan energi sihirku meski tidak secepat

jika dilakukan secara aktif.

Aku kemudian menebas semut batu yang datang.

" Ding, anda telah membunuh semut batu, anda mendapatkan

lima belas nilai pembangunan"

" Ding, nilai pembangunan melebihi sepuluh ribu, pekerjaan

terbuka. Master Dungeon, apakah akan menghabiskan nilai pembangunan untuk

membangun sebuah Dungeon?"

Tiba-tiba suara pemberitahuan dari papan informasi datang

padaku, dan memberitahuku bahwa nilai pembangunan milikku telah melebihi

sepuluh ribu poin.

Dan nama pekerjaanku akhirnya terungkap.

Dan tombol Ya dan Tidak muncul di bagian bawah pemberitahuan

itu.