Setelah selesai makan dan beristirahat sejenak, aku melakukan
meditasi untuk mempercepat proses pemulihan energiku.
Setelah beberapa sirkulasi dari meditasi, aku merasakan energi
milikku pulih dengan cepat dan juga makanan yang baru saja aku makan tercerna
dengan cepat.
Aku membuka mataku dan bangkit dari meditasi aktif yang aku lakukan.
" Glenn, apakah kau sudah selesai?" Melihat aku membuka
mataku Nessa mendekat dan bertanya.
"Ya, bagaimana denganmu?, apakah istirahatmu cukup?" aku menatap
Nessa yang mendekat dan membalas pertanyaannya.
"um, sudah tidak apa-apa, aku juga tidak terlalu lelah."
" baiklah kalau begitu, sekarang kita akan mencoba mengecek
keadaan monster yang ada di daerah sekitar markas kita!"
" lalu Glenn, bagaimana dengan barang-barang kita, apakah
kita akan membawanya?."
" tidak perlu, nanti kita tutup saja pintu guanya agar tidak
ditemukan oleh orang lain maupun ." aku berkata sambil bersiap-siap.
Mengecek keadaan pedang yang aku gunakan, apakah ada
kerusakan atau tidak. Tapi untungnya itu tidak dan masih bisa digunakan dengan
baik.
" ayo berangkat!" aku berkata pada Nessa dan meninggalkan gua.
" Um, ya!" Nessa berjalan keluar dengan hanya membawa
tongkat sihir dan tas kecil yang berisi ramuan saja. Dan meninggalkan barang
bawaan yang lainnya di dalam gua.
Setelah keluar aku kembali menghadap pintu gua.
" wahai roh bumi, dengarkanlah permintaanku dan wujudkanlah
keinginanku, buatlah tembok yang kokoh untuk melindungiku, dinding tanah!" dengan
lantunan mantra sihir, energi sihir berkumpul pada tempat yang aku kehendaki.
Lingkaran sihir muncul perlahan dari tempat itu, dimana
sihirku mengalir.
Dan setelah mantra yang aku ucapkan selesai, gemuruh terjadi
dan sebuah dinding mulai muncul dengan cepat dari tanah.
Itu kemudian menutup pintu masuk gua yang telah kami jadikan
sebagai markas.
Setelah beberapa saat dan memastikan bahwa itu tidak akan
rusak aku pergi, aku telah menambahkan energi sihir pada sihir itu, dinding tanah
itu berubah menjadi lebih keras dan memiliki bentuk dan warna yang tidak
berbeda dari tanah dan batu ya ada di tempat ini.
Jadi orang lain tidak akan melihat ada yang aneh tentang
itu, sehingga tidak akan ada yang mencoba untuk membobolnya saat kami pergi.
Setelah selesai dengan itu, kami pergi mengeksplorasi daerah
sekitar dan tidak lama kemudian kami bertemu dengan monster.
Meskipun itu hanyalah monster yang tidak berbeda jauh dari
monster yang kami temui dalam perjalanan tadi.
Itu menambahkan nilai pembangunan yang cukup banyak dan
tidak akan lama untuk nilai pembangunanku untuk mencapai nilai sepuluh ribu.
Kami berkeliling dengan markas kami sebagai pusatnya.
Tidak ada kejadian yang luar biasa, karena monster yang kami
temui tidak jauh berbeda dari apa yang kami temui sebelumnya.
Kecuali adalah monster kaktus yang sedikit lebih merepotkan.
Awalnya itu terlihat seperti kaktus biasa, tapi setelah aku
melemparkan sebuah batu padanya, batu itu langsung hancur saat akan mengenainya.
Lagi pula lemparanku tidak lemah, dan sepertinya dia merasakan
bahaya dari batu yang aku lempar.
Itu melindunginya tapi juga mengekspos bahwa dirinya adalah
monster.
Dan dengan begitu kami bertarung cukup lama, serangan durinya
membuat aku sulit untuk mendekatinya.
Aku tidak bisa menggunakan pedangku seperti biasanya dan aku
hanya bisa menyerangnya dengan sihir dasar yang telah aku pelajari, baik itu
bola api atau peluru batu.
Aku jarang bertarung menggunakan sihir, jadi butuh waktu
yang sedikit lebih lama untuk mengalahkannya.
Saat ini kami telah tiba di depan pintu gua, dengan gemuruh
dinding yang menghalangi pintu masuk gua perlak terbuka.
" Waaa, cepat lari, mereka akan mengejar jika kita tidak
berlari dengan cepat!"
Sebuah suara keras dan diikuti dengan gemuruh dan hentakan
kaki yang banyak terdengar sebelum aku sepenuhnya masuk kedalam markas.
Aku kemudian melihat ke arah kejauhan, itu adalah sekelompok
anak-anak yang sama dengan kami berdua, itu adalah murid dari akademi yang
sedang melakukan uji coba.
Dan di belakang mereka adalah sekelompok semut yang besar sekitar
setengah meter tingginya dan panjang tubuhnya satu meter.
" Nessa cepat masuk, aku akan memblokir pintu guanya!" Aku menyuruh
Nessa masuk dengan cepat.
" Baik!" meski dia tidak begitu mengerti apa yang sedang
terjadi, Nessa tetap masuk kedalam gua dengan cepat.
Setelah Nessa masuk, aku kemudian membaca mantra dengan
sedikit lebih cepat daripada yang seharusnya.
Dan dengan gemuruh dinding tanah bangkit dari tanah dan
mulai menutupi pintu masuk gua.
Tapi sebelum pintu gua sepenuhnya tertutup, salah satu dari
anak-anak itu melihat kearah kami.
Mungkin suara yang sedikit keras memberikan petunjuk untuk
mereka.
Tapi aku tidak peduli, dan akhirnya pintu masuk gua itu
sepenuhnya tertutup.
Jantungku masih berdegup kencang, bukannya aku tidak
memiliki perasaan yang baik, tapi aku tidak begitu mengenal mereka.
Kekuatanku juga tidak kuat dan seharusnya lebih lemah dari
mereka yang sedang di kejar oleh sekelompok semut besar.
Meski aku tidak melihat dengan jelas karena itu cukup jauh,
aku bisa memastikan bahwa kelompok semut itu adalah semut batu.
Semut yang memiliki cangkang yang sekeras batu, sebenarnya
itu tidak jauh berbeda dengan Golem kecil yang seperti bola yang telah aku
kalahkan dalam segi kekerasan kulit saja.
Yang membuat mereka sulit untuk dikalahkan adalah mereka
adalah monster yang hidup secara berkelompok.
Dan jika salah satu dari mereka mati, mayat yang telah
terbunuh akan mengeluarkan zat yang akan membuat teman-temannya menyadari
kematiannya dan kemudian mengundang mereka untuk datang.
Sehingga butuh kekuatan yang luar biasa untuk mengalahkan
mereka.
" Glenn, apa yang sebenarnya terjadi?"
"huh, itu adalah kelompok lain yang sedang dikejar oleh
sekelompok semut batu" aku menjawab dengan jantungku masih berdegup kencang.
" Eh, bukankah kita harus menolongnya jika begitu?"
sepertinya dia adalah anak yang baik.
Berbeda denganku yang memiliki jiwa orang dewasa dan
memiliki banyak pengalaman dalam membaca novel atau komik.
Aku tidak akan mudah menolong orang lain, karena aku tidak
begitu mempercayai orang lain.
" Kita tidak memiliki kekuatan untuk menolong mereka, kita
adalah murid terlemah seangkatan, bagaimana mungkin kita akan menolong mereka,
yang ada mungkin nyawa kita juga akan terancam."
" uh um, kamu benar" dia memasang ekspresi tidak nyaman
dalam ucapannya.
Boom boom boom!!
Tiba-tiba suara ledakan terdengar dan dinding tanah yang aku
pasang bergetar dan mulai muncul retakan padanya.
" itu tidak hancur, berkabut beberapa dengan lagi, jika itu
hancur itu bisa membuat mereka mengulur waktu buat kami untuk melarikan diri!!"
Setelah beberapa ledakan yang mengguncang dinding tanah yang
aku pasang, sebuah suara lain terdengar.
Itu adalah perintah yang dikeluarkan oleh seseorang untuk
menyerang dinding tanah yang menghalangi pintu masuk gua kami.
"baik!" suara lain terdengar dan kemudian sebuah serangan
mengenai dinding yang aku pasang.
" sialan mereka!" aku mengumpat dengan keras.
" bagaimana mereka bisa..." Nessa berkata dengan tidak
percaya.
" begitulah manusia, mereka bisa mengorbankan orang lain
untuk keselamatan mereka sendiri, jadi jangan terlalu mudah percaya dan baik
kepada orang lain!" aku berkata kepada Nessa dengan nada yang cukup tinggi.
" jika mereka tidak melihat kami tadi, mereka tidak akan
menggunakan kami sebagai umpan, tapi mungkin seseorang dari kelompok mereka
yang akan dijadikan umpan agar yang lainnya bisa kabur" aku berkata sembari
menggelengkan kepalaku.
" Jahatnya mereka..." Nessa masih memiliki perasaan tak
percaya.
Boom!!
Dengan ledakan lainya, dinding tanah milikku hancur
setengahnya.
" kami berhasil, itu sudah hancur setengahnya" suara lain datang
setelah setengah dari dinding tanah yang menutupi pintu masuk gua hancur.
" Sialan!!" aku mengumpat dalam hatiku.
" Cepat persiapan diri untuk bertarung!" perintahku pada Nessa
yang ada di belakangku, dia masih memiliki perasaan tidak nyaman dalam ekspresinya.
Tapi dia masih menjawab dengan sigap.
" baik!"
Kemudian suara langkah kaki yang padat terdengar, kemudian.
Sekelompok semut batu terlihat, banyak dari mereka yang masih mengejar kelompok
sebelumnya yang menghancurkan dinding tanah kami.
Dan sebagian kecil masuk melalui lubang yang telah dibuat
oleh kelompok tadi dan menyerang kami.
Karena pintu masuk gua sangat sempit dan hanya bisa muat
satu semut batu saja, aku dengan mudah membunuhnya.
Tapi dengan begitu, itu mengundang semut lainnya untuk
datang.
Tapi karena mereka tidak bisa menyerang bersama, aku masih
dengan mudah membunuh yang lainnya.
Dan itu terus terjadi, dan dengan begitu aku mendapatkan nilai
pembangunan dengan cepat karena semut batu itu terus berdatangan setelah aku
membunuh semut batu yang ada di depanku.
Tidak tahu berapa banyak waktu yang berlalu, dengan setiap
pembunuhan nilai pembangunan yang aku dapatkan semakin banyak.
Tapi juga dengan waktu yang tidak diketahui, para semut batu
lainya menggerogoti dinding batu lainya dan memperlebar pintu masuk gua.
Aku tidak tahu bagaimana aku akan menyelesaikan ini.
Tapi aku menyerang semut batu dengan pedang dan sihir.
Aku menggunakan sihir diri batu, kemudian batu-batu di tanah
naik ke atas seperti duri dan menyerang semut yang sedang menggerogoti pintu
masuk gua.
Nilai pembangunan milikku naik dengan cepat setiap kali aku
membunuh semut batu yang datang.
Tapi kemampuan satu orang pasti memiliki batas, apalagi aku
tidak bisa meningkatkan levelku dengan membunuh monster, dan Nessa hanyalah penyembuh
amatir, dan tidak memiliki banyak pengalaman dan masih di level yang rendah.
Jika dia mengetahui sedikit sihir serangan mungkin dia bisa
membantuku sedikit lebih banyak, tapi dia tidak.
Dia hanya bisa memulihkan energiku dan keadaan diriku yang
lemah.
Tapi itu tidak akan bertahan terlalu lama.
Dan akhirnya aku tumbang, aku berlutut dan memegang pedangku
yang aku tancapkan ke dalam tanah untuk menopang tubuhku agar tidak jatuh
terkapar di tanah.
Nafasku sangat berat, aku kehabisan energi, aku tidak bisa melanjutkan
untuk menyerang dan membunuh semut-semut yang datang.
" Apakah kamu baik-baik saja Glenn??" Nessa mendatangiku dan
bertanya dengan khawatir.
Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawaban.
Dan kemudian dengan sedikit energi yang tersisa aku berkata
padanya.
" Mungkin kita akan mati di sini"
" Maaf aku tidak bisa membantumu dalam pertarungan" dia memasang
ekspresi yang bersalah.
" tidak apa-apa" aku menepuk bahunya dan menggelengkan
kepala.
Aku bangkit dengan sedikit energiku yang pulih kembali dari
hasil meditasi yang sekarang telah menjadi keterampilan pasif.
Itu bisa mengembalikan energi sihirku meski tidak secepat
jika dilakukan secara aktif.
Aku kemudian menebas semut batu yang datang.
" Ding, anda telah membunuh semut batu, anda mendapatkan
lima belas nilai pembangunan"
" Ding, nilai pembangunan melebihi sepuluh ribu, pekerjaan
terbuka. Master Dungeon, apakah akan menghabiskan nilai pembangunan untuk
membangun sebuah Dungeon?"
Tiba-tiba suara pemberitahuan dari papan informasi datang
padaku, dan memberitahuku bahwa nilai pembangunan milikku telah melebihi
sepuluh ribu poin.
Dan nama pekerjaanku akhirnya terungkap.
Dan tombol Ya dan Tidak muncul di bagian bawah pemberitahuan
itu.