Tidak butuh waktu yang lama akhirnya kami sampai di gurun
barat, terlihat tanah berbatu di sepanjang jalan.
Dan beberapa saat kemudian kereta kuda berhenti.
" Silakan turun dan uji coba telah dimulai." Pengawas
berkata setelah kereta kuda berhenti.
Lalu kami para murid yang berada di dalam kereta turun satu
demi satu.
Dimulai dari aku dan Nessa, dan kemudian yang lainya.
Setelah turun dari kereta kuda, kami langsung pergi
meninggalkan kereta itu, dan berjalan lebih dalam ke gurun barat.
Tidak ada kereta kuda lain di depan kereta kuda kami, kereta
kuda berpisah saat sudah dekat dengan gurun barat.
Mungkin agar tidak terlalu ramai atau apalah.
Murid seangkatan denganku memiliki jumlah hampir seratus.
Dan dibagi menjadi dua kelas, jadi itu adalah jumlah yang
cukup banyak, lagi pula yang bisa belajar di akademi Vault adalah anak-anak
yang telah membangkitkan pekerjaan tingkat tinggi.
Aku dan Nessa terus berjalan, setelah tidak dapat lagi
melihat kereta kuda di belakang, kami perlahan melambat dan berjalan tanpa
tergesa-gesa.
"Hei Glenn, kenapa kita berlari menjauh terlalu cepat?." Dia
memiringkan kepalanya dan sedikit menggerutu.
" hanya tidak ingin, terlalu dekat dengan kelompok yang
lain, lagian dekat dengan mereka bukanlah hal yang baik." Jawabku tanpa menoleh
dan terus menarik Nessa.
" Bukankah kita sudah cukup jauh dari mereka? Bisakah kita
melambat? Dan dan..." dia berkata dengan sedikit ragu di belakang.
Saat aku menoleh untuk melihatnya, dia memiliki penampilan
yang menampilkan rasa malu pada ekspresinya.
Dan kemudian aku sadar, ternyata selama ini aku menariknya
dan memegang tangannya.
Yah, sebenarnya itu bukanlah sesuatu yang memalukan. Jadi
aku tidak tahu apa yang membuatnya malu.
" Eh, ah maaf, aku tidak sadar" aku melepaskan tanganku yang
sedang memegang tangannya dengan cepat setelah aku sadar dan meminta maaf.
Meski aku tidak tahu apa yang membuatnya malu dari aku
memegang tangannya.
Aku tetap bereaksi seperti itu.
Saat aku masih muda dan bersekolah di kehidupanku
sebelumnya, aku biasa memegang tangan lawan jenis, tapi mereka tidak terlihat
begitu malu, atau mungkin saja aku yang tidak sadar.
Dan setelah aku dewasa, aku jarang berinteraksi dan bahkan
hampir tidak pernah dekat dengan lawan jenis lagi. Dan mungkin aku tahu rasa
malunya saat dekat dengan lawan jenisnya.
"E, ah tidak apa-apa." Dengan sedikit gagap dia menjawab
tapi dia sedikit bingung.
" baiklah ayo lanjutkan, kita akan mencari monster dan
mencari tempat yang aman untuk digunakan sebagai markas sementara." Aku berkata
dan mengalihkan topik ke uji coba yang sedang kami lakukan.
" eh, iya , tapi kami mau cari tempat di mana untuk markas
sementara, di sini hanya ada pasir dan batu?" Nessa bertanya setelah melihat
keadaan sekitar yang hanya pasir dan batu. Semak belukar yang sedikit dan pohon
kaktus yang terlihat di kejauhan.
" Tentu saja kita akan mencari sebuah gua untuk markas
sementara kita, dengan gunung berbatu ada dimana-mana, mungkin akan ada gua
yang cukup besar yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan." Aku menjawab
dengan tersenyum sembari mengawasi pemandangan yang ada di depan mata dan juga
mencari tempat yang kiranya ada gua yang cocok untuk dijadikan sebagai markas
sementara.
Kami terus melanjutkan berjalan sembari berbicara.
" Begitu." Kata Nessa dengan sedikit pengertian.
Sepertinya dia jarang bertarung dengan monster ataupun
berpetualang, kecuali saat akademi melakukan pelatihan pertarungan langsung di
alam liar
Kami terus berjalan dan kemudian kami menemui monster yang
menghadang kami.
Dengan gemuruh monster itu bangkit dari tanah, dan setelah
gerakan itu perlahan berhenti, bentuk monster itu terlihat dengan jelas.
Itu adalah Golem batu yang memiliki bentuk seperti manusia,
tingginya sampai tiga meter.
Aku mencabut pedang pendek yang ada di pinggangku.
"Mundurlah sedikit jauh!" perintahku kepada Nessa.
Dan tanpa pikir panjang, aku menyerang Golem itu yang
perlahan berdiri dengan tegap.
Menyalurkan energi sihir pada pedangku, dan juga memperkuat
kakiku, aku bergerak dengan cepat.
Slash.
Dengan tebasan yang aku lakukan aku hanya melukai dia
sedikit, tapi itu tidak terlalu signifikan atau mungkin bahkan tidak berarti
sama sekali bagi Golem itu.
Golem itu mengangkat tangannya, meninju diriku yang telah
menyerangnya.
Itu sangat cepat meskipun dia memiliki tubuh yang besar.
Namun gerakan kakinya lambat meski serangan yang ia lancarkan sangat cepat.
" Glenn, apakah kau baik-baik saja!!!?" Nessa berteriak
cemas di belakang saat melihat tempat aku berdiri sebelum terkena pukulan
Golem.
Debu berterbangan dan tentu saja Nessa tidak bisa melihat
sosokku dengan baik.
Aku bergerak dengan cepat dan terus menyerang bertubi-tubi
dia bagian dadanya.
Klang, Klang Klang Klang
Ding Ding Ding Ding Ding
Suara dering dan benturan akunat serangan yang aku lakukan
secara berurutan dan tak henti-hentinya.
Karena Golem itu tidak bisa mengenali dengan tinju dan
serangan lainnya.
Dia kemudian mengangkat kedua tangannya, mengepalkan tangannya.
Kemudian dia menyerang diriku yang ada di hadapannya,
serangan bogem itu sangat cepat dan memiliki kekuatan yang kuat, tekanan yang
diberikan olehnya padaku meningkat.
Aku hanya bisa mundur untuk menghindari serangan yang
dilakukan olehnya.
Boom!!
Ledakan yang cukup besar terjadi, dan deburan debu yang
berterbangan dan gelombang kejut dari akibat serangan itu sangat kuat.
Aku berdiri di depan Nessa untuk menghalau angin dan
gelombang kejut menjatuhkan dia ke belakang.
Dan serpihan-serpihan batu yang hancur juga ikut melayang ke
arah kami, jadi kami hanya bisa bertahan dari akibat serangan yang dilakukan
oleh Golem itu.
Setelah gelombang kejut perlahan mereda, aku langsung
bergerak kedepan dan mulai menyerang lagi, tapi kekuatan yang aku berikan pada
setiap serangan, memiliki kekuatan yang lebih kuat dari sebelumnya.
Tanpa menunggu Golem itu bereaksi aku telah menghancurkan
batu-batu yang ada di bagian dadanya. Kemudian bola yang terlihat seperti kristal
menampakkan dirinya.
Itu adalah inti monster dari Golem.
Dan tanpa pikir panjang aku terus menyerang tepi dari inti
monster itu.
Klang Klang Ding Ding.
Saat semua sisi yang menempel dari inti monster itu terkikis
dan tidak menyatu lagi dengan tubuh Golem itu.
Aku mengulurkan tanganku dan kemudian mengambil inti monster
itu.
Setelah aku mengambilnya, aku pergi menjauh dari Golem itu.
Dan saat aku sampai di depan Nessa yang menunggu aku sedikit
lebih jauh dari area pertempuran.
Golem itu telah berhenti bergerak dan kemudian batu yang
menyusun tubuhnya mulai jatuh perlahan.
Dengan gemuruh tubuh Golem itu jatuh ke tanah dan berubah
menjadi gundukan tanah berbatu biasa.
Golem adalah monster bertipe elemen, yang berbeda dengan
monster yang memiliki daging dan darah.
Golem hanya bisa dikalahkan jika inti monsternya di
hancurkan atau dipisahkan dari tubuhnya. Jika tidak dia akan terus memperbaiki
tubuhnya yang rusak dengan menyerap bahan yang ada di dekatnya.
Jika inti monsternya dihancurkan, orang yang menyerang dan
membunuhnya tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali pengalaman.
Dan jika aku yang membunuhnya aku tidak akan mendapatkan apapun
dan hanya mendapatkan nilai pembangunan.
Jadi aku membutuhkan beberapa serangan lagi untuk bisa
mengambil inti monster itu dengan mudah.
Meski itu terlihat lambat semua itu terjadi sangat cepat
jika tidak cepat, Golem itu dapat memperbaiki lukanya.
Aku mendapatkan tiga puluh poin nilai pembangunan dari
membunuhnya.
Itu tidak banyak, lagi pula Golem itu mungkin hanya level
lima belas.
Jadi tidak terlalu sulit untuk membunuhnya, lagi pula aku
sekarang memiliki atribut yang setara dengan level 20.
Aku memasukkan inti monster itu yang seukuran bola futsal di
kehidupanku yang sebelumnya ke dalam tas penyimpananku.
Gelombang energi sihir yang cukup kuat terpancar darinya.
"kamu tidak apa-apa Glenn?" Nessa bertanya dengan nada dan
ekspresi khawatir di wajahnya.
"tidak apa-apa, aku baik-baik saja, monster setingkat itu
tidak cukup untuk melukaiku." Aku menggelengkan kepalaku.
" maaf aku tidak bisa membantu" dia berkata dengan
menundukkan kepalanya.
" jangan merasa bersalah, lagi pula pekerjaan milikmu adalah
penyembuh, dan aku tidak terluka, bagaimana kamu akan membantu, Jika kamu memberikan
aku penyembuh saat aku tidak terluka, bukankah itu hanya akan menyia-nyiakan
kekuatan sihirmu." Aku berkata tanpa menyalahkan dirinya dan sedikit memberikan
dorongan dan hiburan agar dia tidak terlalu merasa bersalah karena tidak bisa
membantu dalam pertempuran sebelumnya.
Meski pertempuran itu terlihat cukup lama, tapi itu terjadi
dalam waktu yang singkat, bahkan mungkin tidak sampai satu menit.