Chereads / Kehidupanku sebagai Dungeon Master / Chapter 14 - [Bab 2: Menjadi Dungeon Master] melawan Golem

Chapter 14 - [Bab 2: Menjadi Dungeon Master] melawan Golem

Tidak butuh waktu yang lama akhirnya kami sampai di gurun

barat, terlihat tanah berbatu di sepanjang jalan.

Dan beberapa saat kemudian kereta kuda berhenti.

" Silakan turun dan uji coba telah dimulai." Pengawas

berkata setelah kereta kuda berhenti.

Lalu kami para murid yang berada di dalam kereta turun satu

demi satu.

Dimulai dari aku dan Nessa, dan kemudian yang lainya.

 

Setelah turun dari kereta kuda, kami langsung pergi

meninggalkan kereta itu, dan berjalan lebih dalam ke gurun barat.

Tidak ada kereta kuda lain di depan kereta kuda kami, kereta

kuda berpisah saat sudah dekat dengan gurun barat.

Mungkin agar tidak terlalu ramai atau apalah.

Murid seangkatan denganku memiliki jumlah hampir seratus.

Dan dibagi menjadi dua kelas, jadi itu adalah jumlah yang

cukup banyak, lagi pula yang bisa belajar di akademi Vault adalah anak-anak

yang telah membangkitkan pekerjaan tingkat tinggi.

 

Aku dan Nessa terus berjalan, setelah tidak dapat lagi

melihat kereta kuda di belakang, kami perlahan melambat dan berjalan tanpa

tergesa-gesa.

"Hei Glenn, kenapa kita berlari menjauh terlalu cepat?." Dia

memiringkan kepalanya dan sedikit menggerutu.

" hanya tidak ingin, terlalu dekat dengan kelompok yang

lain, lagian dekat dengan mereka bukanlah hal yang baik." Jawabku tanpa menoleh

dan terus menarik Nessa.

" Bukankah kita sudah cukup jauh dari mereka? Bisakah kita

melambat? Dan dan..." dia berkata dengan sedikit ragu di belakang.

Saat aku menoleh untuk melihatnya, dia memiliki penampilan

yang menampilkan rasa malu pada ekspresinya.

Dan kemudian aku sadar, ternyata selama ini aku menariknya

dan memegang tangannya.

Yah, sebenarnya itu bukanlah sesuatu yang memalukan. Jadi

aku tidak tahu apa yang membuatnya malu.

" Eh, ah maaf, aku tidak sadar" aku melepaskan tanganku yang

sedang memegang tangannya dengan cepat setelah aku sadar dan meminta maaf.

Meski aku tidak tahu apa yang membuatnya malu dari aku

memegang tangannya.

Aku tetap bereaksi seperti itu.

Saat aku masih muda dan bersekolah di kehidupanku

sebelumnya, aku biasa memegang tangan lawan jenis, tapi mereka tidak terlihat

begitu malu, atau mungkin saja aku yang tidak sadar.

Dan setelah aku dewasa, aku jarang berinteraksi dan bahkan

hampir tidak pernah dekat dengan lawan jenis lagi. Dan mungkin aku tahu rasa

malunya saat dekat dengan lawan jenisnya.

"E, ah tidak apa-apa." Dengan sedikit gagap dia menjawab

tapi dia sedikit bingung.

" baiklah ayo lanjutkan, kita akan mencari monster dan

mencari tempat yang aman untuk digunakan sebagai markas sementara." Aku berkata

dan mengalihkan topik ke uji coba yang sedang kami lakukan.

" eh, iya , tapi kami mau cari tempat di mana untuk markas

sementara, di sini hanya ada pasir dan batu?" Nessa bertanya setelah melihat

keadaan sekitar yang hanya pasir dan batu. Semak belukar yang sedikit dan pohon

kaktus yang terlihat di kejauhan.

" Tentu saja kita akan mencari sebuah gua untuk markas

sementara kita, dengan gunung berbatu ada dimana-mana, mungkin akan ada gua

yang cukup besar yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan." Aku menjawab

dengan tersenyum sembari mengawasi pemandangan yang ada di depan mata dan juga

mencari tempat yang kiranya ada gua yang cocok untuk dijadikan sebagai markas

sementara.

Kami terus melanjutkan berjalan sembari berbicara.

" Begitu." Kata Nessa dengan sedikit pengertian.

Sepertinya dia jarang bertarung dengan monster ataupun

berpetualang, kecuali saat akademi melakukan pelatihan pertarungan langsung di

alam liar

Kami terus berjalan dan kemudian kami menemui monster yang

menghadang kami.

Dengan gemuruh monster itu bangkit dari tanah, dan setelah

gerakan itu perlahan berhenti, bentuk monster itu terlihat dengan jelas.

Itu adalah Golem batu yang memiliki bentuk seperti manusia,

tingginya sampai tiga meter.

Aku mencabut pedang pendek yang ada di pinggangku.

"Mundurlah sedikit jauh!" perintahku kepada Nessa.

Dan tanpa pikir panjang, aku menyerang Golem itu yang

perlahan berdiri dengan tegap.

Menyalurkan energi sihir pada pedangku, dan juga memperkuat

kakiku, aku bergerak dengan cepat.

Slash.

Dengan tebasan yang aku lakukan aku hanya melukai dia

sedikit, tapi itu tidak terlalu signifikan atau mungkin bahkan tidak berarti

sama sekali bagi Golem itu.

Golem itu mengangkat tangannya, meninju diriku yang telah

menyerangnya.

 

Itu sangat cepat meskipun dia memiliki tubuh yang besar.

Namun gerakan kakinya lambat meski serangan yang ia lancarkan sangat cepat.

" Glenn, apakah kau baik-baik saja!!!?" Nessa berteriak

cemas di belakang saat melihat tempat aku berdiri sebelum terkena pukulan

Golem.

Debu berterbangan dan tentu saja Nessa tidak bisa melihat

sosokku dengan baik.

Aku bergerak dengan cepat dan terus menyerang bertubi-tubi

dia bagian dadanya.

Klang, Klang Klang Klang

Ding Ding Ding Ding Ding

Suara dering dan benturan akunat serangan yang aku lakukan

secara berurutan dan tak henti-hentinya.

Karena Golem itu tidak bisa mengenali dengan tinju dan

serangan lainnya.

Dia kemudian mengangkat kedua tangannya, mengepalkan tangannya.

Kemudian dia menyerang diriku yang ada di hadapannya,

serangan bogem itu sangat cepat dan memiliki kekuatan yang kuat, tekanan yang

diberikan olehnya padaku meningkat.

Aku hanya bisa mundur untuk menghindari serangan yang

dilakukan olehnya.

Boom!!

Ledakan yang cukup besar terjadi, dan deburan debu yang

berterbangan dan gelombang kejut dari akibat serangan itu sangat kuat.

Aku berdiri di depan Nessa untuk menghalau angin dan

gelombang kejut menjatuhkan dia ke belakang.

Dan serpihan-serpihan batu yang hancur juga ikut melayang ke

arah kami, jadi kami hanya bisa bertahan dari akibat serangan yang dilakukan

oleh Golem itu.

Setelah gelombang kejut perlahan mereda, aku langsung

bergerak kedepan dan mulai menyerang lagi, tapi kekuatan yang aku berikan pada

setiap serangan, memiliki kekuatan yang lebih kuat dari sebelumnya.

Tanpa menunggu Golem itu bereaksi aku telah menghancurkan

batu-batu yang ada di bagian dadanya. Kemudian bola yang terlihat seperti kristal

menampakkan dirinya.

Itu adalah inti monster dari Golem.

Dan tanpa pikir panjang aku terus menyerang tepi dari inti

monster itu.

Klang Klang Ding Ding.

Saat semua sisi yang menempel dari inti monster itu terkikis

dan tidak menyatu lagi dengan tubuh Golem itu.

Aku mengulurkan tanganku dan kemudian mengambil inti monster

itu.

Setelah aku mengambilnya, aku pergi menjauh dari Golem itu.

 

Dan saat aku sampai di depan Nessa yang menunggu aku sedikit

lebih jauh dari area pertempuran.

Golem itu telah berhenti bergerak dan kemudian batu yang

menyusun tubuhnya mulai jatuh perlahan.

Dengan gemuruh tubuh Golem itu jatuh ke tanah dan berubah

menjadi gundukan tanah berbatu biasa.

Golem adalah monster bertipe elemen, yang berbeda dengan

monster yang memiliki daging dan darah.

Golem hanya bisa dikalahkan jika inti monsternya di

hancurkan atau dipisahkan dari tubuhnya. Jika tidak dia akan terus memperbaiki

tubuhnya yang rusak dengan menyerap bahan yang ada di dekatnya.

Jika inti monsternya dihancurkan, orang yang menyerang dan

membunuhnya tidak akan mendapatkan apa-apa kecuali pengalaman.

Dan jika aku yang membunuhnya aku tidak akan mendapatkan apapun

dan hanya mendapatkan nilai pembangunan.

Jadi aku membutuhkan beberapa serangan lagi untuk bisa

mengambil inti monster itu dengan mudah.

Meski itu terlihat lambat semua itu terjadi sangat cepat

jika tidak cepat, Golem itu dapat memperbaiki lukanya.

Aku mendapatkan tiga puluh poin nilai pembangunan dari

membunuhnya.

Itu tidak banyak, lagi pula Golem itu mungkin hanya level

lima belas.

Jadi tidak terlalu sulit untuk membunuhnya, lagi pula aku

sekarang memiliki atribut yang setara dengan level 20.

Aku memasukkan inti monster itu yang seukuran bola futsal di

kehidupanku yang sebelumnya ke dalam tas penyimpananku.

Gelombang energi sihir yang cukup kuat terpancar darinya.

"kamu tidak apa-apa Glenn?" Nessa bertanya dengan nada dan

ekspresi khawatir di wajahnya.

"tidak apa-apa, aku baik-baik saja, monster setingkat itu

tidak cukup untuk melukaiku." Aku menggelengkan kepalaku.

" maaf aku tidak bisa membantu" dia berkata dengan

menundukkan kepalanya.

" jangan merasa bersalah, lagi pula pekerjaan milikmu adalah

penyembuh, dan aku tidak terluka, bagaimana kamu akan membantu, Jika kamu memberikan

aku penyembuh saat aku tidak terluka, bukankah itu hanya akan menyia-nyiakan

kekuatan sihirmu." Aku berkata tanpa menyalahkan dirinya dan sedikit memberikan

dorongan dan hiburan agar dia tidak terlalu merasa bersalah karena tidak bisa

membantu dalam pertempuran sebelumnya.

Meski pertempuran itu terlihat cukup lama, tapi itu terjadi

dalam waktu yang singkat, bahkan mungkin tidak sampai satu menit.