Di puncak Gunung Api Terlupakan, Xiao Shao berdiri tegak di tengah reruntuhan altar kuno. Tubuhnya yang bersinar keemasan dikelilingi oleh puing-puing batu yang meleleh akibat panas pertempuran. Leviathan—makhluk bersisik hitam bermata seribu—terengah-engah di hadapannya, luka-lukanya mengeluarkan cairan kegelapan yang menggerogoti tanah.
"Kau... hanyalah satu dari banyak penghalang," desis Leviathan, suaranya menggema seperti gemuruh gempa. "Gerbang Para Leviathan telah terbuka, dan kami akan membanjiri semua dimensi!"
Xiao Shao menguatkan genggamannya pada Pedang Keharmonisan, semburat energi keabadiannya mulai meredup. *Tanpa Ling, kekuatan ini terasa hampa,* pikirnya. Namun, liontin pemberian Ling di sakunya tiba-tiba berpendar hangat, mengalirkan energi murni ke tubuhnya.
"Tidak, aku tidak sendiri," gumam Xiao Shao, matanya berbinar tekad. Dengan teriakan kencang, dia menghujam pedang ke celah dimensi, memaksa portal itu menutup dengan ledakan cahaya. Leviathan menjerit kesakitan sebelum terhisap ke dalam kegelapan.
Xiao Shao terjatuh, lututnya berdarah. *Ini hanya penundaan,* dia menyadari. *Aku harus menemukan sumbernya.*
---
**Di Kota Yuhan, Malam yang Bergejolak**
Ling melompat di antara atap rumah, pedangnya menari membelah tubuh Serigala Kegelapan yang menginvasi kota. Di bawah, warga berlindung di balik barrier kuning yang dipancarkan oleh Sect Pelindung Senyap.
"Jangan biarkan mereka mendekat ke menara pusat!" teriak Master Chen, pemimpin sect itu.
Ling mengacungkan jimatnya—sebuah liontin burung phoenix yang dipenuhi mantra perlindungan. "**Perisai Cahaya!**" serunya. Cahaya keemasan menyebar, membakar puluhan serigala menjadi abu.
Saat pertempuran mereda, Master Chen mendekati Ling. "Kekuatanmu luar biasa, tapi ada kegelapan yang lebih besar di balik serangan ini."
Ling mengangguk, matanya tertuju pada prasasti kuno di pusat kota. Relief naga dan phoenix di sana berpendar lembut, seolah merespons kehadirannya.
---
**Pencarian Sang Dewa Naga**
Xiao Shao terseok-seok memasuki gua tersembunyi di lereng gunung. Di dalamnya, terdapat perpustakaan kuno yang dipenuhi gulungan naskah dari era para dewa. Darahnya menetes ke lantai batu saat ia membuka sebuah kitab bertuliskan, *"Asal Usul Gerbang Antar Dimensi."*
*"Para Leviathan adalah penjaga kegelapan yang terkurung di Dimensi Ketujuh. Hanya dengan menyatukan Lima Permata Kosmos, gerbang mereka dapat ditutup selamanya,"* terbaca.
Tiba-tiba, bayangan Naga Purba muncul. "Permata itu tersebar di lima lokasi suci, dikawal oleh para Penjaga yang telah kehilangan akal. Kau tidak bisa melakukannya sendirian."
Xiao Shao menatap luka di tangannya yang tak kunjung sembuh. "Aku tidak punya pilihan."
---
**Penyingkapan di Kota Yuhan**
Ling menyentuh prasasti itu. Tiba-tiba, vision menerpa—Xiao Shao yang terluka parah bertarung melawan bayangan raksasa di tengah badai energi. Suara ghaib berbisik, *"Phoenix dan Naga harus bersatu saat bayangan Leviathan menyelimuti langit."*
"Tidak... Xiao Shao dalam bahaya," bisik Ling, jantungnya berdebar. Master Chen meletakkan tangan di bahunya.
"Kau selalu tahu jalanmu bukan di sini," katanya lembut. "Pergilah. Dunia membutuhkan kalian berdua."
---
**Pertanda Badai Kosmik**
Xiao Shao berdiri di tebing tinggi, matahari terbit menyinari lima peta hologram di tangannya. Tiba-tiba, liontinnya berpendar merah—sinyal darurat dari Ling. Di kejauhan, langit terbelah, dan ribuan Leviathan mengintai dari balik celah dimensi.
"Ling..." desisnya, merasakan getar ketakutan pertama kali sejak menjadi Dewa Naga.
Sementara itu, di kaki gunung, Ling berlari kencang mengikuti sinar liontinnya. "Tunggu aku, Xiao Shao. Kita pasti bisa menghadapi ini *bersama*."
Langit menggelap di atas Gunung Api Terlupakan. Gerbang dimensi terbuka lebih lebar, dan sosok Leviathan Raksasa—dengan sayap yang menutupi langit—mulai muncul. Xiao Shao menguatkan pedangnya, sementara di kejauhan, titik cahaya merah phoenix milik Ling semakin mendekat.