Langit di atas Gunung Api Terlupakan terkoyak oleh celah dimensi selebar ribuan meter. Dari dalamnya, ribuan Leviathan—makhluk bersisik hitam bermata merah—berhamburan seperti hujan meteor, sementara sosok raksasa setinggi gunung merangkak keluar perlahan. Tubuhnya tertutup sisik yang memantulkan kegelapan murni, enam sayap berdarah mengembang, dan ribuan mata di sekujur tubuhnya mengarah ke Xiao Shao.
**Leviathan Raksasa** mengaum, suaranya menghancurkan puncak gunung di sekitarnya.
**"Dewa Naga... kau hanya debu di hadapan kami!"**
Xiao Shao menguatkan barrier keemasannya, darah menetes dari luka di pelipis. Pedang Keharmonisannya retak, tapi tekadnya tidak. *Liontin Ling masih hangat di sakunya.*
**"Aku tidak perlu menjadi dewa... aku hanya perlu menjadi penghalang!"** teriaknya, melesat ke udara dan menebaskan pedang ke arah ribuan mata Leviathan.
---
**Kedatangan Sang Phoenix**
Di tengah badai energi, semburan cahaya merah menyala dari kejauhan. Ling meluncur di atas sayap phoenix api yang terbentuk dari jimatnya, pedang baru berhias mantra perlindungan di tangan.
**"Xiao Shao! Aku di sini!"** teriaknya, membelah kerumunan Leviathan dengan gelombang api suci.
Xiao Shao tersenyum pahit. **"Kau seharusnya tidak datang...!"**
**"Diam! Kita *selalu* menghadapi ini bersama!"** sahut Ling, mendarat di sampingnya dengan ledakan api yang mengusir Leviathan-Leviathan kecil.
---
**Strategi Pertempuran**
Leviathan Raksasa tertawa, suaranya mengguncang daratan. **"Dua manusia melawan Gelombang Kegelapan? Naif!"**
Dari tubuhnya, ribuan mata melepaskan sinar hitam yang menghancurkan segala sesuatu yang disentuh. Xiao Shao dan Ling terpisah, menghindar dengan manuver akrobatik.
**"Kita harus serang mata utamanya—di tengah dahinya!"** teriak Ling, membaca pola serangan dari prasasti kuno yang pernah ia lihat.
**"Aku akan mengalihkan perhatiannya. Kau siapkan jurus terakhirmu!"** perintah Xiao Shao, mengerahkan sisa kekuatan dewa naganya untuk menciptakan klon-klon energi yang menyerbu Leviathan.
---
**Pengorbanan dan Kesempatan**
Leviathan Raksasa mengamuk, menghancurkan klon-klon Xiao Shao satu per satu. Sementara itu, Ling memanjat tubuh monster itu dengan lincah, menghindari semburan lendir asam yang mencairkan batu.
**"Sedikit lagi..."** bisiknya, pedangnya menusuk mata-mata kecil di jalur pendakian.
Tiba-tiba, salah satu sayap Leviathan menghantam tubuh Ling. **"LING!"** teriak Xiao Shao, tapi sebelum sang monster bisa menghancurkannya, Ling mengacungkan liontin phoenixnya.
**"*Mantra Perlindungan Abadi!*"**
Cahaya merah menyelubunginya, memantulkan serangan itu.
---
**Serangan Balik**
Xiao Shao memanfaatkan momentum. Dengan teriakan kencang, ia menusukkan Pedang Keharmonisan yang retak ke tanah, memanggil **Lima Permata Kosmos** yang tersembunyi di balik dimensi.
**"Bangkit! **Permata Langit, Bumi, Api, Air, dan Jiwa!**"**
Lima kristal raksasa muncul, mengunci Leviathan Raksasa dalam sangkar energi.
**"Sekarang, Ling!"**
Ling melompat dari puncak kepala Leviathan, pedangnya menyala dengan api phoenix dan energi naga dari liontin Xiao Shao.
**"*Phoenix Terbang Menggapai Naga!*"**
Pedangnya menembus mata utama di dahi Leviathan. Monster itu menjerit, tubuhnya mulai hancur menjadi debu dimensi.
---
**Penutupan Gerbang**
**"Gabungkan permata!"** teriak Xiao Shao, darah mengucur dari hidungnya.
Ling menangkap Permata Jiwa yang melayang, sementara Xiao Shao mengendalikan empat lainnya. Dengan kekuatan terakhir, mereka menyatukan permata itu di depan gerbang dimensi.
**"*Tertutup!*"**
Cahaya putih menyilaukan menyapu seluruh wilayah. Saat pudar, gerbang dimensi telah lenyap, dan Leviathan Raksasa hanya tersisa bayangan yang tertiup angin.
---
**Epilog: Luka dan Janji Baru**
Xiao Shao terjatuh ke tanah, tubuhnya penuh luka yang mengeluarkan cahaya keemasan—tanda kekuatan dewa naganya tidak stabil. Ling berlutut di sampingnya, tangannya bergetar memegang liontin yang retak.
**"Kau gila! Hampir saja kau..."**
**"Tapi kita menang,"** potong Xiao Shao lemah, tersenyum. **"Dan kau... kini lebih kuat dariku."**
Ling menatapnya, air mata bercampur debu pertempuran. **"Jangan pernah lagi menyuruhku pergi."**
Di kejauhan, Naga Purba mengamati dari dimensi antara.
**"Gerbang lain akan terbuka. Tapi selama naga dan phoenix bersatu... masih ada harapan."**
Langit meredup, meninggalkan mereka berdua dalam keheningan yang penuh arti.