Chereads / berkultivasi untuk menjadi yang terkuat dan tidak tertandingi / Chapter 47 - Dimensi yang Terluka dan Bayang Masa Lalu

Chapter 47 - Dimensi yang Terluka dan Bayang Masa Lalu

Pasca pertempuran melawan Leviathan Raksasa, langit di atas Gunung Api Terlupakan perlahan pulih. Namun, luka di tubuh Xiao Shao tidak kunjung sembuh—cahaya keemasannya meredup, dan kulitnya retak seperti keramik yang terbakar. Kekuatan Dewa Naga-nya terlalu liar untuk dijinakkan tanpa pengorbanan.

Ling memapahnya ke sebuah gua di kaki gunung, wajahnya dipenuhi kecemasan. "Kita perlu menemukan cara untuk menstabilkan kekuatanmu," bisiknya, membersihkan luka Xiao Shao dengan kain yang dibasahi air mata phoenix dari jimatnya.

Xiao Shao tersenyum pahit. "Lima Permata Kosmos... mungkin jawabannya ada di sana."

---

**Bangkitnya Ancaman Tak Terduga**

Sementara mereka beristirahat, getaran aneh mengguncang bumi. Di lokasi bekas Gerbang Dimensi Ketujuh, retakan kecil muncul—seperti jaring laba-laba yang terus melebar. Dari dalamnya, makhluk-makhluk hybrida, perpaduan Leviathan dan manusia, merangkak keluar. Mereka membawa senjata dari energi kegelapan dan mengeluarkan suara yang memekakkan telinga.

**"Mereka memanfaatkan sisa energi gerbang!"** teriak Ling, melihat dari kejauhan.

Xiao Shao mencoba berdiri, tapi kakinya gemetar. **"Aku tidak bisa bertarung dalam kondisi ini..."**

---

**Kedatangan Sekutu Misterius**

Tiba-tiba, kilatan pedang perak membelah kerumunan hybrida. Seorang wanita berambut putih dengan mata biru kristal muncul, berpakaian jubah bertuliskan mantra kuno.

**"Aku Shen Mei, Penjaga Arsip Dimensi,"** perkenalnya, menghancurkan hybrida dengan gerakan elegan. **"Kalian telah membangkitkan sesuatu yang seharusnya tetap tertidur."**

Ling mengerutkan kening. **"Apa maksudmu?"**

**"Penutupan paksa Gerbang Dimensi Ketujuh telah merusak keseimbangan energi. Semua dimensi kini saling bertabrakan,"** jawab Shen Mei, matanya tertuju pada liontin retak di leher Ling. **"Dan liontin itu—simbol persatuan Naga dan Phoenix—adalah kunci untuk memperbaikinya."**

---

**Rahasia Liontin dan Pengorbanan**

Shen Mei mengajak mereka ke **Menara Dimensi Terlupakan**, tempat arsip tentang sejarah multiverse disimpan. Di sana, sebuah prasasti raksasa menggambarkan Naga dan Phoenix purba yang mengorbankan diri untuk menciptakan liontin sebagai penjaga keseimbangan.

**"Liontin ini bukan sekadar jimat,"** kata Shen Mei. **"Ia adalah jiwa dari Dewa Naga dan Phoenix pertama. Jika ingin menyembuhkan Xiao Shao dan memperbaiki dimensi, kalian harus mengisi ulang liontin itu dengan energi kalian sendiri—dan itu mungkin akan memakan separuh nyawa kalian."**

Ling menatap Xiao Shao yang pucat. **"Aku akan melakukannya."**

**"Tidak,"** sergah Xiao Shao. **"Kita cari cara lain—"**

**"Tidak ada waktu! Lihat itu!"** Shen Mei menunjuk jendela dimensi di dinding. Di dalamnya, terlihat dimensi-dimensi lain mulai hancur—gunung-gunung mengambang di langit, lautan menyatu dengan daratan, dan makhluk-makhluk panik berlarian.

---

**Ritual Pengisian Energi**

Di ruang ritual bawah menara, Ling dan Xiao Shao duduk berhadapan. Liontin diletakkan di antara mereka, retakannya berpendar merah dan emas. Shen Mei mengucapkan mantra kuno, dan lingkaran energi mulai berputar di sekitar mereka.

**"Ini akan sakit,"** peringat Shen Mei.

Ling menggenggam tangan Xiao Shao. **"Bersama, selalu."**

Energi kehidupan mereka disedot ke dalam liontin. Xiao Shao menjerit saat kekuatan dewa naganya tercabut, sementara Ling menggigit bibir sampai berdarah saat api phoenix di jiwanya redup.

Tiba-tiba, bayangan muncul—Naga dan Phoenix purba yang terpecah dari liontin.

**"Kalian berani mengorbankan diri untuk keseimbangan,"** suara mereka bergema. **"Tapi apakah kalian siap menghadapi kebenaran masa lalu?"**

---

**Kilas Balik Asal Usul**

Mereka terlempar ke vision masa lalu:

- **Xiao Shao** adalah reinkarnasi dari Dewa Naga pertama, yang dikhianati oleh sekutunya sendiri karena takut akan kekuatannya.

- **Ling** adalah jiwa Phoenix yang dihukum turun ke dunia fana karena menolak menghancurkan umat manusia.

- Liontin itu adalah simbol janji mereka di kehidupan sebelumnya—untuk selalu menemukan satu sama lain, meski harus melalui ribuan reinkarnasi.

**"Kalian adalah pecahan dari kami,"** kata bayangan itu. **"Dan sekarang, kalian harus memilih: menyatukan jiwa sepenuhnya dan kehilangan individualitas, atau tetap terpisah dan biarkan dimensi-dimensi runtuh."**

---

**Keputusan yang Mengubah Segalanya**

Ling menatap Xiao Shao. **"Aku tidak mau kehilanganmu lagi."**

Xiao Shao menganggak, air mata mengalir. **"Tapi kita tidak bisa egois."**

Sebelum mereka memutuskan, Shen Mei tiba-tiba menusukkan pedangnya ke lingkaran ritual. **"Maaf, tapi aku tidak bisa membiarkan kalian menghancurkan Arsip Dimensi!"**

Ternyata, Shen Mei adalah Penjaga yang terobsesi menjaga pengetahuan, bahkan jika harus mengorbankan keseimbangan. **"Aku akan mengambil liontin itu dan menjadi penguasa dimensi!"**

Ritual kacau, energi liar menghancurkan menara. Liontin melayang ke udara, retakannya menyala seperti supernova.

---

**Akhir Bab: Ledakan Dua Jiwa**

Xiao Shao dan Ling melompat ke arah liontin, tangan mereka bersentuhan. Cahaya merah dan emas menyatu, menciptakan ledakan energi yang menghancurkan separuh Menara Dimensi. Shen Mei terjatuh ke jurang dimensi, teriaknya hilang dalam kekacauan.

Saat cahaya mereda, Xiao Shao dan Ling terbaring di lantai—liontin telah utuh, tapi tubuh mereka berubah:

- Sisik naga muncul di lengan Xiao Shao, matanya bersinar merah-emas.

- Sayap phoenix membentang di punggung Ling, rambutnya berubah seperti api hidup.

**"Kita... menjadi satu?"** bisik Ling, merasakan energi Xiao Shao mengalir dalam nadinya.

Xiao Shao memandang cakrawala di luar menara yang hancur. **"Tidak. Kita tetap diri kita... tapi kini lebih lengkap."**

Di kejauhan, celah dimensi baru terbuka—lebih besar, lebih gelap. Suara tertawa menggema dari dalamnya. **"Akhirnya... mereka telah membuka jalan untukku."**

Bayangan raksasa dengan mahkota kegelapan melambai. **Sang Penguasa Antar Dimensi** telah bangkit.