Chapter 32 - Rahasia Hutan Terlarang

Setelah meninggalkan desa yang penuh dengan rasa syukur dan harapan, Xiao Shao dan Ling melanjutkan perjalanan mereka menuju ke arah yang belum pernah mereka jelajahi sebelumnya. Hutan yang mereka masuki kali ini berbeda dari yang sebelumnya; udara di sini terasa lebih berat, dan cahaya matahari seolah enggan menembus dedaunan yang lebat. Suasana mistis dan misterius menyelimuti setiap langkah mereka.

"Ling, apa kau merasakan sesuatu yang aneh?" tanya Xiao Shao, matanya waspada memindai sekeliling.

"Ya, aura di sini... sepertinya tidak biasa. Aku merasa seperti ada yang mengawasi kita," jawab Ling, suaranya berbisik penuh kewaspadaan.

Mereka berdua terus berjalan, mengikuti jalan setapak yang hampir tertutup oleh semak belukar. Tiba-tiba, mereka menemukan sebuah batu besar yang diukir dengan simbol-simbol kuno. Simbol-simbol itu memancarkan cahaya redup, seolah menyimpan rahasia yang dalam.

"Simbol ini... aku pernah membacanya di salah satu naskah kuno," kata Xiao Shao sambil mengamati lebih dekat. "Ini adalah simbol perlindungan, tapi juga peringatan. Mungkin ada sesuatu yang sangat berharga atau sangat berbahaya di sini."

Ling mengangguk, "Kita harus berhati-hati. Tapi, jika ada sesuatu yang berharga, mungkin itu bisa membantu kita dalam perjalanan kita."

Mereka memutuskan untuk mengikuti petunjuk dari simbol-simbol tersebut. Setelah beberapa jam berjalan, mereka tiba di sebuah gua yang tersembunyi di balik air terjun kecil. Suara gemericik air menenangkan, tapi aura mistis yang keluar dari gua itu membuat mereka berdua merinding.

"Apakah kita harus masuk?" tanya Ling, ragu.

"Kita sudah sampai sejauh ini. Aku rasa kita harus mencoba," jawab Xiao Shao dengan tekad yang kuat.

Mereka memasuki gua dengan hati-hati. Di dalam, mereka menemukan ruangan besar yang dipenuhi dengan kristal-kristal yang memancarkan cahaya biru kehijauan. Di tengah ruangan, terdapat sebuah altar dengan sebuah kotak kayu kuno di atasnya.

"Kotak itu... aura-nya sangat kuat," bisik Ling.

Xiao Shao mendekati altar dan membuka kotak itu dengan hati-hati. Di dalamnya, mereka menemukan sebuah peta kuno yang terbuat dari kulit naga. Peta itu menunjukkan lokasi-lokasi yang belum pernah mereka dengar sebelumnya, termasuk sebuah tempat yang disebut "Pulau Abadi".

"Pulau Abadi... apa itu?" tanya Ling penasaran.

"Aku tidak tahu, tapi sepertinya ini adalah petunjuk penting. Mungkin kita harus mencari tahu lebih lanjut," jawab Xiao Shao.

Tiba-tiba, gua itu mulai bergetar, dan suara gemuruh terdengar dari kejauhan. "Kita harus keluar dari sini, sekarang!" teriak Xiao Shao.

Mereka berdua berlari keluar dari gua tepat sebelum pintu gua itu tertutup oleh batu besar. Mereka berhenti sejenak untuk menarik napas, sambil memandang ke arah gua yang sekarang sudah tertutup rapat.

"Sepertinya kita menemukan sesuatu yang besar," kata Ling, masih terengah-engah.

"Ya, tapi kita juga harus berhati-hati. Ada kekuatan besar yang melindungi rahasia ini," jawab Xiao Shao.

Mereka memutuskan untuk mencari informasi lebih lanjut tentang Pulau Abadi. Perjalanan mereka membawa mereka ke sebuah kota kuno yang dikenal sebagai Kota Pengetahuan. Kota ini terkenal dengan perpustakaan raksasanya yang menyimpan berbagai naskah dan buku kuno dari seluruh dunia.

Di perpustakaan, mereka bertemu dengan seorang penjaga tua yang bijaksana bernama Master Li. Master Li adalah seorang ahli dalam sejarah dan legenda kuno.

"Pulau Abadi, kalian bilang?" tanya Master Li setelah mendengar cerita mereka. "Itu adalah tempat legendaris yang dikatakan menyimpan rahasia keabadian. Tapi, mencapai pulau itu tidaklah mudah. Banyak yang mencoba, tapi tidak pernah kembali."

"Apakah ada cara untuk mencapainya?" tanya Xiao Shao penuh harap.

Master Li mengangguk perlahan, "Ada. Tapi, kalian harus melewati banyak rintangan dan ujian. Pertama, kalian harus menemukan Tanduk Naga Emas. Tanduk itu adalah kunci untuk membuka jalan menuju Pulau Abadi."

"Tanduk Naga Emas? Di mana kita bisa menemukannya?" tanya Ling.

"Tanduk itu berada di Kuil Langit, yang terletak di puncak Gunung Langit. Tapi, perjalanan ke sana sangat berbahaya. Banyak makhluk mitos dan perangkap yang menghadang," jawab Master Li.

Xiao Shao dan Ling saling memandang, tekad mereka semakin kuat. "Kita harus mencoba. Ini mungkin satu-satunya cara untuk menemukan jawaban yang kita cari," kata Xiao Shao.

Master Li tersenyum, "Semoga keberuntungan menyertai kalian. Jika kalian berhasil, kalian akan menjadi pahlawan yang sejati."

Dengan informasi baru ini, Xiao Shao dan Ling mempersiapkan diri untuk perjalanan mereka ke Gunung Langit. Mereka tahu bahwa ini akan menjadi petualangan yang paling berbahaya dan menantang yang pernah mereka hadapi.

Perjalanan ke Gunung Langit memakan waktu berhari-hari. Mereka harus melewati hutan belantara, menyebrangi sungai yang deras, dan mendaki tebing yang curam. Setiap langkah mereka diuji oleh alam dan makhluk-makhluk yang menghuni daerah itu.

Suatu malam, saat mereka beristirahat di sebuah gua kecil, Ling bertanya, "Xiao Shao, apa kau pernah meragukan keputusan kita?"

Xiao Shao memandang ke arah api unggun yang mereka nyalakan, "Terkadang. Tapi, setiap kali aku meragukan, aku ingat alasan kita memulai perjalanan ini. Kita harus melindungi orang-orang yang tidak bisa melindungi diri mereka sendiri. Dan jika kita bisa menemukan Pulau Abadi, mungkin kita bisa menemukan kekuatan untuk melakukannya."

Ling tersenyum, "Kau selalu tahu apa yang harus dikatakan untuk membuatku merasa lebih baik."

Keesokan harinya, mereka akhirnya tiba di kaki Gunung Langit. Puncak gunung itu tertutup awan, dan mereka bisa melihat kilasan cahaya aneh yang memancar dari atas.

"Kita hampir sampai," kata Xiao Shao, matanya penuh tekad.

Mereka mulai mendaki gunung itu, melewati jalan setapak yang sempit dan berbahaya. Setiap langkah mereka diuji oleh angin kencang dan medan yang sulit. Tapi, mereka tidak menyerah.

Setelah berhari-hari mendaki, mereka akhirnya tiba di Kuil Langit. Kuil itu megah dan indah, tapi juga memancarkan aura yang menakutkan. Di depan pintu kuil, terdapat patung naga besar yang seolah menjaga tempat itu.

"Kita harus menemukan Tanduk Naga Emas di dalam," kata Xiao Shao.

Mereka memasuki kuil dengan hati-hati. Di dalam, mereka menemukan ruangan besar yang dipenuhi dengan harta karun dan artefak kuno. Tapi, di tengah ruangan, terdapat sebuah altar dengan Tanduk Naga Emas yang bersinar terang.

"Ada di sana!" teriak Ling.

Tapi, sebelum mereka bisa mengambilnya, tiba-tiba muncul sosok besar dari bayangan. Itu adalah naga penjaga kuil, makhluk yang sangat besar dan menakutkan.

"Kalian tidak boleh mengambil Tanduk Naga Emas!" suara naga itu bergemuruh.

Xiao Shao dan Ling siap bertarung. Mereka tahu bahwa ini akan menjadi pertarungan yang paling sulit dalam hidup mereka.

Pertarungan sengit terjadi. Naga itu menyerang dengan cakar dan api, sementara Xiao Shao dan Ling menggunakan segala kemampuan mereka untuk melawan. Setelah pertarungan yang panjang dan melelahkan, mereka akhirnya berhasil mengalahkan naga penjaga itu.

Dengan nafas terengah-engah, Xiao Shao mengambil Tanduk Naga Emas. "Kita berhasil," katanya, matanya penuh kemenangan.

Tapi, perjalanan mereka belum selesai. Mereka tahu bahwa ini hanya awal dari petualangan yang lebih besar. Dengan Tanduk Naga Emas di tangan, mereka siap untuk menghadapi tantangan berikutnya: menemukan Pulau Abadi dan mengungkap rahasianya.

Mereka meninggalkan Kuil Langit dengan hati yang penuh harapan dan tekad yang kuat. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka akan penuh dengan bahaya dan rintangan, tapi mereka juga tahu bahwa mereka tidak akan menyerah.