Chapter 34 - Rahasia Lautan Misterius

Setelah berhasil melewati Gunung Langit dan mengalahkan para bandit, Xiao Shao dan Ling merasa lega sekaligus waspada. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh dengan bahaya. Dengan Tanduk Naga Emas di tangan, mereka memutuskan untuk mencari informasi lebih lanjut tentang Pulau Abadi. Menurut peta kuno yang mereka temukan, Pulau Abadi terletak di tengah lautan yang penuh dengan misteri dan makhluk-makhluk mengerikan.

Mereka tiba di sebuah pelabuhan kecil bernama Pelabuhan Angin Selatan. Pelabuhan ini dikenal sebagai tempat berkumpulnya para pelaut dan petualang yang mencari keberuntungan di lautan luas. Namun, pelabuhan ini juga memiliki reputasi sebagai tempat yang berbahaya, di mana banyak bajak laut dan makhluk laut misterius berkeliaran.

"Kita perlu menemukan kapal yang bisa membawa kita ke tengah lautan," kata Xiao Shao, memandang ke arah kapal-kapal yang berlabuh di pelabuhan.

"Tapi kita harus berhati-hati. Banyak bajak laut di sini yang tidak bisa dipercaya," jawab Ling, matanya waspada.

Mereka berdua berjalan menyusuri pelabuhan, mencari kapten kapal yang bersedia membawa mereka. Tiba-tiba, mereka mendengar suara ribut dari sebuah kedai minuman. Seorang pria tua dengan janggut panjang sedang berdebat dengan sekelompok bajak laut.

"Kalian tidak akan pernah menemukan harta karun itu tanpa peta ini!" teriak pria tua itu, memegang selembar peta kuno.

Xiao Shao dan Ling saling memandang, penasaran. Mereka mendekati pria tua itu dan mencoba menengahi situasi.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Xiao Shao, mencoba menenangkan suasana.

Pria tua itu memandang mereka dengan curiga. "Siapa kalian?"

"Kami adalah petualang yang mencari kapal untuk membawa kami ke tengah lautan," jawab Ling.

Pria tua itu tersenyum tipis. "Kalau begitu, kalian mungkin bisa membantu saya. Nama saya Kapten Liang. Saya memiliki peta yang menunjukkan lokasi harta karun legendaris di tengah lautan. Tapi, bajak laut ini ingin merebutnya dari saya."

Xiao Shao memandang bajak laut itu, yang tampaknya tidak senang dengan kehadiran mereka. "Kami bisa membantu melindungi peta itu, tapi dengan syarat. Kami membutuhkan kapal untuk mencapai Pulau Abadi."

Kapten Liang mengangguk. "Pulau Abadi, kalian bilang? Itu adalah tempat yang sangat berbahaya. Tapi, jika kalian bersedia membantu saya, saya akan membawa kalian ke sana."

Setelah berdiskusi, mereka sepakat untuk bekerja sama. Kapten Liang memiliki kapal yang kuat dan berpengalaman, sementara Xiao Shao dan Ling memiliki kekuatan dan keberanian untuk melindungi peta itu dari bajak laut.

Keesokan harinya, mereka berangkat dengan kapal Kapten Liang, yang dinamakan **"Naga Laut"**. Kapal itu besar dan kokoh, dilengkapi dengan senjata-senjata untuk melawan bajak laut dan makhluk laut.

Perjalanan di lautan awalnya berjalan lancar. Tapi, malam itu, saat mereka sedang beristirahat, tiba-tiba kapal itu dihantam oleh ombak besar. Dari dalam laut, muncul makhluk raksasa berbentuk cumi-cumi dengan tentakel yang panjang dan mengerikan. Itu adalah **Kraken**, makhluk legendaris yang ditakuti oleh para pelaut.

"Kraken!" teriak salah satu awak kapal, panik.

Xiao Shao dan Ling segera bersiap untuk bertarung. "Kita harus melindungi kapal ini!" teriak Xiao Shao, mengangkat Tanduk Naga Emas.

Pertarungan sengit pun terjadi. Kraken itu menyerang kapal dengan tentakelnya yang besar, mencoba menenggelamkan kapal itu. Xiao Shao menggunakan kekuatan Tanduk Naga Emas untuk menyerang Kraken, sementara Ling menggunakan pedangnya untuk memotong tentakel-tentakel itu.

"Kita harus menemukan cara untuk mengusirnya!" teriak Ling, yang hampir terjatuh ke laut karena serangan Kraken.

Xiao Shao mendapat ide. "Aku akan menggunakan kekuatan tanduk ini untuk memanggil bantuan!"

Dia meniup tanduk itu dengan sekuat tenaga, dan tiba-tiba, dari dalam laut muncul sekelompok lumba-lumba besar yang dikenal sebagai **Lumba-Lumba Penjaga**. Makhluk-makhluk itu menyerang Kraken dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, membuat Kraken itu terpaksa mundur.

"Kita berhasil!" teriak Ling, lega.

Tapi, perjalanan mereka belum selesai. Keesokan harinya, mereka dihadang oleh sekelompok bajak laut yang dipimpin oleh seorang wanita misterius bernama **Kapten Mei**. Kapten Mei dikenal sebagai bajak laut yang kejam dan licik, dan dia menginginkan peta harta karun yang dimiliki Kapten Liang.

"Serahkan peta itu, atau kami akan menenggelamkan kapal kalian!" ancam Kapten Mei, sambil memegang pedangnya.

Xiao Shao dan Ling siap bertarung lagi. "Kami tidak akan menyerahkannya!" jawab Xiao Shao, siap menghadapi bajak laut itu.

Pertarungan sengit pun terjadi di atas kapal. Kapten Mei dan anak buahnya terlatih dan bersenjata lengkap, tapi Xiao Shao dan Ling tidak mudah dikalahkan. Mereka menggunakan segala kemampuan mereka untuk melawan, dan akhirnya berhasil mengusir bajak laut itu.

"Kalian kuat," kata Kapten Mei, tersenyum licik sebelum melompat kembali ke kapalnya. "Tapi, kita akan bertemu lagi!"

Setelah pertarungan itu, Xiao Shao dan Ling merasa semakin waspada. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka akan semakin berbahaya, tapi mereka juga tahu bahwa mereka tidak bisa menyerah.

"Kita harus terus berjalan," kata Xiao Shao, memandang ke arah cakrawala. "Pulau Abadi menunggu kita."